I GEDE PUTU
Rumah Potong Hewan Margantaka Mandala Temesi

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Characteristics of Beef Packed in a Plastic Bag Vacuum (Vacuum Pack) Putu, I Gede
Indonesian Bulletin of Animal and Veterinary Sciences Vol 11, No 2 (2001)
Publisher : Indonesian Animal Sciences Society

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (132.942 KB) | DOI: 10.14334/wartazoa.v11i2.753

Abstract

Development of vacuum packaging teknology on beef production in Indonesia has been started since 1990’s by meat packer industry. The application of vacuum pack technology give advantage for both producer and customer. The advantage for producer is the ability to maintain the shelf life of the products, prevent cross contamination and improve meat quality or tenderness due to ageing process. While from the customer point of view, the packaging technology is an assurance for quality and wholesomeness of the products to be consumed. The vacuum pack technology have been applied mainly for imported prime beef required by hotel and restaurants. However, for most of the customers in Indonesia, the vacuum pack technology for fresh chilled beef has not been well recognized. Therefore, it is important to present a complete information on mechanism and characteristic of vacuum packed chilled beef in order to improve preference in utilising vacuum packed technology.
Reproductive Technology Application for Increasing Production Performance of Buffalo in Indonesia Putu, I Gede
Indonesian Bulletin of Animal and Veterinary Sciences Vol 13, No 4 (2003)
Publisher : Indonesian Animal Sciences Society

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (212.718 KB) | DOI: 10.14334/wartazoa.v13i4.779

Abstract

Research activities on buffalo (Bubalus bubalis) has been widely neglected compared to other animal such as cattle, sheep, goat and poultry not only in Indonesia but also in other ASEAN countries. Buffalo is classified as valuable asset for farmers as sources of additional income, meat and draught animal power in agricultural cultivable land. For the last five years, the buffalo population in Indonesia significantly declined form 3,3 million in 1997 to 2,3 millions in 2001, it is urgently required to accelerate research activities using the existing reproductive technologies to increase productive performances in line with increasing demand for meat. Reproductive technologies produced by the Research Institute for Animal Production Bogor and other  Institutions in  Indonesia, including estrus  synchronization for  non  cyclic  buffalo, semen  preservation and  artificial insemination, embryo transfer as well as and feeding management could be directly implemented to field conditions to increase productive performance of buffalo in Indonesia.   Key words: Buffalo, technology, reproductive, productive performance
HUBUNGAN ANTARA UMUR DENGAN BOBOT KARKAS BELAKANG DITINJAU DARI POTONGAN PRIMAL SAPI BALI JANTAN SRININGSIH, NI NENGAH; RUDYANTO, MAS DJOKO; PUTU, I GEDE
Indonesia Medicus Veterinus Vol 1 (5) 2012
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (236.864 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara umur dengan bobot karkas belakang ditinjau dari potongan primal sapi bali jantan. Manfaat dari penelitian ini dapat memberikan informasi dan pengetahuan kepada masyarakat bahwa ada hubungan antara umur dengan bobot karkas belakang ditinjau dari potongan primal sapi bali jantan.Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah beberapa potongan primal dari karkas belakang sapi bali jantan yang berumur kisaran 1,5-2 tahun (I1), 2,5 tahun (I2), 2-3,5 tahun (I3), 4 tahun lebih (I4), sampel yang diambil sebanyak 12 ekor. Sampel diperoleh dari Rumah Pemotongan Hewan Margantaka Mandala Temesi, Br Temesi. Ds Temesi. Gianyar-Bali. Daging yang digunakan berasal dari karkas kanan bagian belakang yaitu Tenderloin, Striploin, Rump, Knuckle, Topside, dan Silverside. Selanjutnya dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan jumlah total berat badan sebesar 3900kg dengan rata-rata total 325.09kg dan SD 54.61. Total berat paha belakang 519.05kg, berat rata-rata 43.25kg; persentase 13.30% dan SD 2.04. Total berat tenderloin sebesar 18.10kg, rata-rata 1.50kg, persentase 3.46% dan SD 0.21. Total berat knuckle sebesar 54.25kg, rata-rata 4.10kg, persentase 9.47% dan SD 0.54. Total rump sebesar 36.93kg, rata-rata 3.88, persentase 8.97% dan SD 0.63. Total berat topside 63.70kg, rata-rata 5.31kg, persentase 12.77% dan SD 0.77. Total berat silverside 66.05kg, rata-rata 5.50kg, persentase12.71% dan SD 1.00. Total berat striploin 52.00kg, rata-rata 4.33kg, persentase 10.01% dan SD 0.57. Pada tubuh sapi, otot digunakan sebagai penggerak dan sumber kekuatan. Jadi, semakin sering digerakkan, jaringan otot akan semakin banyak dan besar. Hal ini menyebabkan bagian daging seperti betis memiliki tingkat kekenyalan yang tinggi. Sebaliknya, jaringan otot yang terletak pada bagian yang jarang digerakkan, seperti pada bagian punggung striploin, tenderloin dan rump memiliki tingkat keempukan yang tinggi. Simpulan, bahwa umur berpengaruh atas bobot potongan primal sapi bali jantan.
Hubungan antara Umur dengan Berat Karkas Depan (Fore Quarter) Ditinjau dari Potongan Primal Sapi Bali Jantan SRIWIJAYANTI, DEWA AYU; PUTU, I GEDE; RUDYANTO, MAS DJOKO
Indonesia Medicus Veterinus Vol 1 (2) 2012
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (491.198 KB)

Abstract

Hasil penelitian hubungan antara umur dengan berat karkas depan (forequarter) ditinjau dari potongan primal sapi bali jantan yaitu : pada umur muda (1,5-2,5 tahun) rata-rata berat karkas depan sebesar 40.73kg dan umur dewasa 3-4 tahun sebesar 46.77kg. Sedangkan pada potongan primal umur muda persentase berat cuberoll sebesar 5.42%, blade sebesar 16.42%, brisket sebesar 10.71%, chuck sebesar 20.83%, dan chuck tender sebesar 2.67%; pada umur dewasa persentase berat cuberoll sebesar 5.01%, blade sebesar 16.82%, brisket sebesar 10.95%, chuck sebesar 22.33%, dan chuck tender sebesar 2.56%. Hasil penelitian ini dipengaruhi beberapa faktor seperti metode pelayuan, pakan, berat hidup (badan), aktivitas otot, dan umur. Hasil tersebut disimpulkan bahwa berat karkas depan (forequarter) umur muda lebih kecil daripada umur dewasa. Potongan primal (blade, brisket, chuck) pada umur muda lebih kecil daripada umur dewasa dan persentase potongan primal chuck yang paling besar. Sapi bali umur muda dan dewasa tidak memiliki hubungan dengan berat karkas depan (forequarter) ditinjau dari potongan primal sapi bali jantan.