Nevi Indriyani
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Islam Indonesia

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI MELALUI PRODUKSI MENTOK PEDAGING DAN BEBEK PETELUR UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Allwar; Yuni Nustini; Nevi Indriyani; Amri Yahya
Jurnal Abdimas Madani dan Lestari (JAMALI) Volume 04, Issue 01, Maret 2022
Publisher : UII

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/jamali.vol4.iss1.art1

Abstract

Virus covid 19 telah menyebabkan tingkat pertumbuhan perekonomian Indonesia turun drastis atau berjalan sangat lambat. Hal ini di sebabkan oleh banyaknya tenaga kerja yang di rumahkan dan bahkan berhentikan sehingga minat jual dan beli kurang, tingkat pengangguran naik dan bahkan dapat menimbulkan peningkatan kriminalitas.  Permasalahan ini harus segera di carikan solusi supaya tingkat kemiskinan tidak bertambah. Salah satu metoda yang di lakukan adalah pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan perekonomia  yaitu dengan beternak bebek pedaging (mentok) dan bebek petelur dihalaman rumah. Mentok dan bebek petelur merupakan makanan yang banyak di gemari oleh masyarakat Yogyakarta karena banyak mengandung protein dan vitamin. Hal ini merupakan suatu peluang besar untuk pemberdayaan masyarakat dalam meningkatkan tingkat perekonomian. Program pemberdayaan ini dilakukan dengan kerjasama antara Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Islam Indonesia (DPPM UII) dan Masyarakat mitra sebagai target program Pengabdian Kepada Masyarakat (PkM). Pemilihan mitra berdasarkan hasil survei yaitu Dusun Pandanpuro, Sleman, Yogyakarta. Program ini telah memberikan hasil yang sangat baik dimana Dusun Pandanpuro telah memiliki 2 (dua) mesin penetas telur dengan kapasitas masing masing 40 butir, peralatan pencacah sayuran dan buku panduan beternak serta menajemen kewirausahaan Tingkat keberhasilan mesin penetas telur mencapai 80 persen sehingga selama pengabdian  masyarakat target telah memiliki rata-rata 32 ekor mentok atau bebek petelur. Untuk keberlanjutan program ini maka mesin penetas telur di gilir kemasyarakat lain yang dikendalikan oleh ketua kelompok tani