Penyebaran internet di Indonesia memungkinkan akses ke layanan keuangan digital, tetapi juga membuat generasi muda menghadapi risiko mendapatkan pinjaman ilegal secara online. Tujuan penelitian pengabdian ini adalah untuk mengetahui seberapa efektif seminar literasi keuangan digital satu hari di Sekolah Tinggi Teologi Anderson Manado (STTAM) dalam meningkatkan kesadaran peserta dan pengetahuan mereka tentang pinjol ilegal. Metode yang digunakan terdiri atas tiga tahapan, yaitu tahap persiapan, pelaksanaan dan evaluasi. Pre-test dan post-test dengan evaluasi Kirkpatrick level 1–2. Sebanyak 28 mahasiswa mengisi pre-test dan 22 mahasiswa mengisi post-test; 20 responden dilakukan analisis berpasangan. Pada tahap pelaksanaan terdiri dari seminar, penjelasan studi kasus, kuis dan tanya jawab. Instrumen pengetahuan terdiri dari lima item berbobot setara yang masing-masing memiliki skor maksimal lima puluh. Hasil post-test menunjukkan bahwa rerata skor meningkat dari 23,57 (SD 10,62; median 20; rentang 10–40) menjadi 46,36 (SD 6,58; median 50; rentang 30–50) dibandingkan dengan pre-test. Pada analisis berpasangan, rerata skor meningkat dari 25,50 menjadi 47,00 dengan selisih 21,50 poin; uji t berpasangan menunjukkan perbedaan sangat signifikan, t(19)=7,58; p=3,68×10–7; dan ukuran efek d_z=1,70. Respon peserta juga sangat positif dengan rincian sebagai berikut materi relevan 4,82/5 dan penyajian jelas 4,73/5; indikator menambah pengetahuan dan mendorong kehati-hatian masing-masing menerima 5,00/5. Satu hari seminar interaktif terbukti efektif meningkatkan pengetahuan mahasiswa STTAM tentang keuangan digital dan kesiapsiagaan terhadap pinjol ilegal.