Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang strategis dalam mengupayakan peningkatan sumber daya manusia (SDM) yang bermutu, memiliki kemampuan untuk memanfaatkan, mengembangkan, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Sekolah menjadi instrumen penting untuk mampu menyiapkan SDM yang handal, kreatif, produktif, dan inovatif, yaitu manusia yang mampu menerima, mengolah, menyesuaikan, dan mengembangkan segala hal yang diperoleh melalui informasi. Upaya untuk memenuhi kebutuhan peserta didik yang beragam untuk mengembangkan kemampuan kognitif maupun sosialnya dalam ruang belajar, seorang pendidik perlu melakukan rekonstruksi metode pengajaran yang akan membuat ruang belajar menjadi lebih menarik dan meningkatkan keterlibatan peserta didik. Hal tersebut dapat dicapai dengan menerapkan pengajaran inovatif yang berbeda dan strategi serta metode mengajar yang berbeda pula. Banyak peneliti yang telah mempelajari berbagai faktor pendorong perilaku inovatif pegawai seperti keadilan organisasi, dan komitmen afektif. Namun masih terdapat beberapa penelitian yang menunjukkan hasil yang tidak konsisten sehingga menimbulkan gap penelitian. Perilaku inovatif karyawan perlu diperhatikan pada lembaga pemerintah seperti sekolahan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan rancangan strategi survey. Data yang diperoleh berdasarkan dari pengamatan langsung pada Sekolah SMK Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta. Hasil survey diolah dan dianalisis menggunakan software statistik PLS. Bagi pegawai yang memiliki perilaku inovatif tinggi, pada tingkat konsekuensinya dapat mengembangkan sikap komitmen afektif terhadap organisasi. Sikap tersebut dapat memastikan keberlanjutan dari perilaku inovatif di masa depan.