Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

THE ROLE OF FAMILY IN PREVENTING SOCIAL CONFLICT IN SOCIETY FROM ISLAMIC PERSPECTIVES Rusli Rusli
Hunafa: Jurnal Studia Islamika Vol 17 No 1 (2020): STUDIA ISLAMIKA
Publisher : State Institute of Islamic Studies (IAIN) Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (324.801 KB) | DOI: 10.24239/jsi.v17i1.576.104-118

Abstract

This paper deals with the role of family in preventing social conflict and tensions within community. It is argued that family plays a significant role in establishing norms and rules in preventing social conflict and tension in the community. And in Islam, family is described as a school that children can learn moral values from their parents. The cultivation and strengthening of character in family can be carried out in various ways. First, providing halal food to the children since there is correlation between the food consumed and character; second, teaching moral values to the children so that they know what is good or not good in life; third, instilling good character values ​​into children so that they become good generations in society. This character education by parents includes, first, education that provides knowledge about the importance of values ​​that prevent conflict and violence in society; second, education that provides good examples, and third, education through continuous habituation
Wahhabi Salafism's View on Maqasid al-Syari'ah Rusli Rusli
Al-Manahij: Jurnal Kajian Hukum Islam Vol 8 No 2 (2014)
Publisher : Sharia Faculty of State Islamic University of Prof. K.H. Saifuddin Zuhri, Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (278.425 KB) | DOI: 10.24090/mnh.v8i2.406

Abstract

Artikel ini membahas tentang pandangan Salafi-Wahhabi tentang maqasid al-syari‛ah (maksud dan tujuan hukum Islam) dan pengaruhnya kepada struktur hukum mazhab mereka. Dengan menelusuri kepada literatur metodologi hukum Islam (usul a-fiqh) yang ditulis oleh para ulama Salafi, dapat dikatakan bahwa Salafi mengabaikan peran akal dalam menafsirkan teks keagamaan. Kebenaran itu tunggal dan hanya terletak pada wahyu. Wahyu adalah sumber pertama pengetahuan manusia, dan juga merupakan sumber terakhir yang lengkap dan tidak dapat diperselisihkan, yang di dalamnya manusia terbelah dalam dua posisi ektstrim, perintah dan larangan. Dari sudut pandang ini, rasionalitas dan pengembangan ilmu-ilmu sosial dianggap bid’ah, sesuatu yang asing dan tidak dapat direkonsiliasikan kepada pemikiran Islam murni, karena mereka tidak mempunyai akar epistemik dalam tradisi Islam pra-modern. Selanjutnya, kaum Salafi-Wahabi mengakui signifikansi maqasid al-syari‛ah yang sesuai dengan prinsip kemaslahatan. Pandangan ini membuat mereka dianggap sebagai pengusung pragmatisme hukum dalam tradisi hukum Islam.