Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Studi Pemanfaatan Limbah Kulit Kerang Sebagai Agregat Kasar Pada Beton Normal Latjemma, Sudirman; Tahir, Suratnan; Haris, Haris
Siimo Engineering Vol 4, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (999.289 KB) | DOI: 10.31934/siimo.v4i1.1109

Abstract

Beton adalah bahan bangunan yang telah lama dikenal di Indonesia. Saat ini berbagai cara serta penelitian dilakukan dan terus dikembangkan dengan tujuan meningkatkan kekuatan beton, salah satunya pada material pembentuk beton itu sendiri. Hal ini dilakukan dengan cara mensubtitusikan bahan-bahan pengganti, baik sebagai agregat kasar, agregat halus, semen dan juga bahan tambahan untuk meningkatkan daya rekat dari bahan pengikat dalam beton. Bahan yang digunakan sebagai bahan pengganti tersebut difokuskan dengan memanfaatkan material limbah. Adapun penelitian kali ini bertujuan untuk memanfaatkan limbah kulit kerang sebagai agregat kasar pada campuran beton normal. untuk mengetahui bagaimana pengaruh penggunaan limbah kulit kerang terhadap kuat tekan beton dan untuk mengetahui persentase pengganti/subtitusi limbah kulit kerang agar diperoleh kuat tekan beton optimum. Dalam penelitian ini menggunakan bahan-bahan untuk campuran beton normal yang terdiri dari air , semen, dan agregat kasar. air yang digunakan untuk mencampur beton diambil dari saluran PDAM. Untuk perekat hidrolik digunakan semen Portland tipe I berdasarkan  SNI 15-2049-2000. Untuk men subtitusikan limbah kulit kerang pada agregat kasar. Hasil penelitian menunjukan bahwa komposisi campuran yang menggunakan agregat kasar kulit kerang menghasilkan kuat tekan beton yang bervariasi, pada umur 28 hari campuran beton yang menggunakan 10% kulit kerang mengalami penurunan kuat tekan hingga 20,87 Mpa dari campuran beton normal yang kuat tekannya mencapai 27,72 MPa. Dengan komposisi masing-masing agregat pada umur 7 dan 28 hari diperoleh kuat tekan beton yang dibuat menggunakan agregat kasar berupa 0% kulit kerang atau beton normal sebesar 30.08 Mpa dan 42.65 Mpa, campuran 5% kulit kerang sebesar 25.92 MPa dan 33.18 Mpa, campura 10% kulit kerang sebesar 24.28 MPa dan 32.11 MPa, campuran 15% kulit kerang sebesar 23.02 Mpa dan 34,92 MPa.
Analisis Penambahan Serat Sabut Kelapa pada Campuran Beton Sudirman Latjemma
Jurnal Multidisiplin Madani Vol. 2 No. 4 (2022): April 2022
Publisher : PT FORMOSA CENDEKIA GLOBAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (410.113 KB) | DOI: 10.55927/mudima.v2i4.273

Abstract

In the current technological era, concrete is one of the most widely used building materials in Indonesia, therefore good quality concrete will greatly support structural safety. In general, the people of Tolitoli have a lot of income from plantations, one of which is coconut plantations located in Dampal Selatan District, Tolitoli Regency. There are quite a lot of coconut plantations, and this causes the presence of coco fiber waste. In this study, the materials used for normal concrete mixtures consist of water cement, fine aggregate and coarse aggregate. The water used to mix the concrete is taken from the PDAM channel. To add coconut fiber to the concrete mix to determine the effect of adding coconut fiber to the compressive strength of concrete. The test objects to be made using a cube with a diameter of 150 mm, a width of 150 mm and a height of 150 mm, a total of 16 specimens with the design requirements, the compressive strength is based on the results of the compressive strength of the cube which has a size of 150x150x150 mm. to determine the compressive strength of cube-shaped concrete made and treated in the laboratory. The compressive strength of concrete is the load per unit area that causes the concrete to crumble. That is by performing a compressive test of concrete with a concrete compressive test tool that is available at the laboratory of the public works and spatial planning department of the Tolitoli district. The results obtained from the data analysis showed that the compressive strength of normal concrete at the age of 28 days was 22.63 MPa, for concrete with the addition of 0.5% coconut coir fiber at the age of 28 days it produced a compressive strength of 17.43 MPa, and decreased by 22.97% of the compressive strength of normal concrete, and concrete with the addition of 1.5% coconut coir fiber at the age of 28 days produced a compressive strength of 13.92 MPa and decreased 38.49% of the normal concrete strength, and for concrete that had added coconut coir fiber of 2.5% produces a compressive strength of 9.91 Mpa at the age of 28 days, a decrease of 56.21% from the normal compressive strength of concrete. 5% does not reach the planned concrete strength, which means that it is not yet suitable for use for 20 MPa concrete.
Studi Analisis Pemamfaatan Hasil Pengupasan Aspal untuk Daur Ulang Campuran HRS-WC Sudirman Latjemma
Jurnal Multidisiplin Madani Vol. 2 No. 10 (2022): October 2022
Publisher : PT FORMOSA CENDEKIA GLOBAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55927/mudima.v2i10.1410

Abstract

Limbah perkerasan aspal merupakan sumber daya yang dapat dimanfaatkan kembali. Dalam daur ulang aspal dikenal beberapa teknik daur ulang yaitu daur ulang pelaksanaan di lapangan (In Place) dan ditempat  pencampur (In Plant), yakni  hasil  garukan  dibawa  kealat  pencampur untuk diperbaiki propertiesnya. Pemanfaatan  bahan Reclaimed Asphalt Pavement (RAP) dapat digunakan kembali dalam campuran beraspal baru karena komponen dari campuran, aspal dan agregat masih memiliki nilai. Pencampuran beraspal hasil kupasan perkerasan lama perlu dilakukan pengujian extraksi kadar aspalnya, guna mengetahui bagaimana hasil pengujia nekstraksi dan gradasi dari perkerasan lama serta pemanfaatan hasil pengupasan aspal setelah didaur ulang berdasarkan Spesifikasi-Umum-2018-Revisi-1. Dari hasil extraksika dar aspal rata-rata untuk campuran aspal HRS-WC (Existing). yaitu 5.19 %. Untuk memenuhi ketentuan spesifikasi kadar aspal efektif Min 5.90 %,. Ketentuan syarat gradasi hasil Extraksi kadar aspal daur ulang yaitu 6.50 %. Sehingga diperlukan penentuan penambahan kadar aspal sebesar 1.31%. Agar campuran aspal HRS-WC (Existing). Dapat memenuhi syaratgra dasi dan spesifikasi