p-Index From 2020 - 2025
0.444
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Novum : Jurnal Hukum
Tamsil Rahman
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

ANALISIS YURIDIS PUTUSAN HAKIM MENGENAI KETENTUAN PEMBERLAKUAN “STELSEL POSITIF” DALAM PERKARA PEMBUKTIAN KEPEMILIKAN HAK ATAS TANAH (Studi Kasus Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Nomor 18/G/2014/PTUN.BJM.) yudha, satria wira; Rahman, Tamsil
NOVUM : JURNAL HUKUM In Press - Syarat SPK (3)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.2674/novum.v0i0.37072

Abstract

Abstrak Pertimbangan hakim dalam putusan Nomor 18/G/2014/PTUN.BJM. mengenai ketentuan pemberlakuan stelsel positif pada perkara pembuktian kepemilikan hak atas tanah karena Bertentangan dengan ketentuan Pasal 32 ayat (2) Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 kemudian Eksepsi Mengenai gugatan Penggugat daluarsa dan derogasi Pasal 32 ayat (2) PP 24 Tahun 1997 bagi para pihak dalam perkara sengketa sertipikat ganda dalam hal ini harus atau wajib menjamin tegaknya Kepastian Hukum Bagi Pemegang Sertipikat Hak Atas Tanah Selaku Pembeli Yang Beritikad Baik kemudian adanya Perlindungan Hukum Bagi Pemegang Sertifikat Hak Milik Tanah Yang Telah Berusia Diatas Lima Tahun. Kata Kunci : Stelsel Positif, Sertipikat Hak Atas Tanah, Pembuktian, putusan Nomor 18/G/2014/PTUN.BJM. Abstract Judges' considerations in decision Number 18 / G / 2014 / PTUN.BJM. Regarding the provisions on the application of positive systems in the case of proving land rights because it is contrary to the provisions of Article 32 paragraph (2) of Government Regulation No. 24 of 1997 then the Exception Regarding the Plaintiff's lawsuit which has expired and suspended 32 paragraph (2) PP 24 of 1997 for the parties in the case of a certificate of double certificate in this case must or must be upheld by Legal Certainty for Holders of the Certificate of Land Rights as Buyers in good faith then continued protection above five years. Keywords: Positive Stelsel, Certificate of Land Rights, Proof, decision Number 18 / G / 2014 / PTUN.BJM.
ANALISIS DAMPAK PENGATURAN KELEMBAGAAN REFORMA AGRARIA DALAM PELAKSANAAN TORA DI KAWASAN HUTAN Navira, Audi; Rahman, Tamsil
NOVUM : JURNAL HUKUM Vol. 9 No. 02 (2022): Novum : Jurnal Hukum
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.2674/novum.v0i0.63441

Abstract

Reforma Agraria Nasional di Indonesia memiliki target Tanah Objek Reforma Agraria (TORA) sebesar 9 juta hektare. Sebanyak 4,1 juta hektare berasal dari kawasan hutan. Namun untuk TORA kawasan hutan hanya 9,26% dari target. Hal ini menunjukkan bahwa pelepasan kawasan hutan untuk TORA masih menjadi tantangan besar dalam pelaksanaan Reforma Agraria. KLHK menerapkan prosedur ketat dan mendetail dalam pelepasan kawasan hutan yang memerlukan verifikasi menyeluruh untuk memastikan bahwa tanah tersebut memenuhi kriteria yang ditetapkan dan tidak sedang dalam sengketa oleh Menteri KLHK. Hal ini menyebabkan proses redistribusi tanah di kawasan hutan menjadi lebih lambat dan rumit dibandingkan dengan kawasan non-hutan. Koordinasi ini sering kali melibatkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaturan kelembagaan Reforma Agraria dalam redistribusi TORA dalam kawasan hutan apakah sudah sesuai dengan kebutuhan Agraria Nasional dan menganalisis hambatan atau kendala apasajakah yang ada dalam implementasi terkait pengaturan TORA di dalam kawasan hutan hutan. Penelitian ini adalah penelitian hukum normatif dengan menggunakan pendekatan perundang-undangan (statute approach), pendekatan konseptual (conceptual approach), serta menggunakan teknik analisis Regulatory Impact Assessment (RIA). Berdasarkan penjelasan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa penggunaan kelembagaan tersebut dalam program Reforma Agraria belum optimal. Tidak hanya masalah kepemimpinan, kelembagaan, regulasi, biaya dan objek, tetapi juga proses yang panjang menuju redistribusi, serta peran dan komitmen dari semua pihak terkait untuk melaksanakan Reforma Agraria di kawasan hutan memerlukan perhatian serius. Kata Kunci: TORA di kawasan hutan, KLHK, ATR/BPN