Deasy Ariyanto
Alumni Program Studi Magister Manajement, Program Pascasarjana, Universitas Galuh

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

KOORDINASI KELEMBAGAAN DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH Deasy Ariyanto
Journal of Management Review Vol 2, No 1 (2018): Journal of Management Review
Publisher : Magister Manajement Studies Program

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (68.264 KB) | DOI: 10.25157/jmr.v2i1.1118

Abstract

TujuanĀ  penelitian yang ingin diperoleh yaitu untuk mengetahui koordinasi kelembagaan dalam meningkatkan efektivitas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD); Faktor-faktor yang dapat meningkatkan efektivitas BPBD; dan hambatan-hambatan dan upaya untuk mengatasi hambatan dalam koordinasi kelembagaan guna meningkatkan BPBD. Metode penelitian yang digunakan adalah metode pendekatan kualitatif. Sumber data terdiri dari data primer dan data sekunder. Alat pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Teknis analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi sebagai teknik untuk mengecek keabsahan data. Koordinasi kelembagaan dalam penanggulangan bencana yang dilakukan oleh BPBD dengan dinas/instansi lainnya (Dinas Kesehatan, Dinas Sosial dan Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang danĀ  Pertanahan), sudah dilaksanakan dengan cukup baik. Begitu pula hasil observasi menunjukkan bahwa sebagian indikator dari koordinasi telah dilaksanakan dengan baik, namun sebagian lagi masih kurang bahkan ada yang belum dilaksanakan seperti pembinaan, konsultasi dan pengarahan melalui pertemuan resmi dan rutin. Faktor-faktor yang mempengaruhi koordinasi dalam meningkatkan efektivitas BPBD adalah: perbedaan cara, sikap kerja, tupoksi, komitmen, prosedur, pembiayaan, persediaan prasarana dan sarana penunjang, serta kemampuan/skill. Hambatan yang ditemui dalam koordinasi untuk meningkatkan efektivitas BPBD adalah kurangnya komunikasi dan intensitas pertemuan, masih adanya sikap egosektoral dan kemampuan pelaksana dalam manajemen penanggulangan bencana.