Lestari Wibowo
Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Lampung

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

EFEKTIFITAS METIL EUGENOL TERHADAP PENANGKAPAN LALAT BUAH PADA PERTANAMAN CABAI DI KABUPATEN TANGGAMUS Indah Mayasari; Yuyun Fitriana; Lestari Wibowo; Purnomo Purnomo
Jurnal Agrotek Tropika Vol 7, No 1 (2019)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (756.396 KB) | DOI: 10.23960/jat.v7i1.2987

Abstract

Produksi cabai merah di Provinsi Lampung terus mengalami penurunan. Kendala yang sering dihadapi dalam peningkatan produksi tanaman cabai ialah gangguan hama, salah satunya lalat buah. Serangan lalat buah dapat menyebabkan kerugian yang cukup besar hingga 30%-60%. Salah satu pengendalian yang aman bagi lingkungan dan cukup efektif adalah penggunaan metil eugenol sebagai atraktan nabati lalat buah. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dosis metil eugenol yang efektif dalam mengendalikan hama lalat buah, mengetahuiperbedaan populasi tangkapan lalat buah berdasarkan perbedaan waktu pemasangan perangkap lalat buah, mengetahui interaksi antara dosis dan waktu pemasangan serta mengetahu jenis-jenis lalat buah yang ada pada tanaman cabai. Perlakuan disusun dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial. Faktor pertama adalah beberapa taraf dosis metil eugenol dan faktor kedua yaitu perbedaan waktu pemasangan perangkap lalat buah (pagi dan siang). Hasil penelitian menunjukkan dosis metil eugenol yang efektif untuk mengendalikan hama lalat buah pada tanaman cabai ialah 1,5 ml/perangkap. Pemasangan perangkap lalat buah saat pagi lebih efektif dibandingkan saat siang hari. Perangkap akan lebih efektif bila dipasang dengan dosis 1,5 ml/perangkap dan diaplikasikan saat pagi hari karena dengan dosis dan waktu pemasangan tersebut menghasilkan jumlah tangkapan tertinggi. Selain itu ditemukan 2 jenis lalat buah yaitu Bactrocera dorsalis dan Bactrocera umbrosa.
UJI APLIKASI JAMUR BEAUVERIA BASSIANA (BALSAMO) VUILL. TERHADAP SYMPHYLID DI LABORATORIUM Desye Rinche Natalia Simarmata; Lestari Wibowo; Afandi Afandi
Jurnal Agrotek Tropika Vol 4, No 1 (2016)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (76.211 KB) | DOI: 10.23960/jat.v4i1.1902

Abstract

Symphylid merupakan salah satu hama perusak akar pada tanaman nanas. Salah satu alternatif pengendalian hama yang terus dikembangkan yaitu dengan menggunakan jamur entomopatogen yaitu Beauveriabassiana. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui apakah jamur entomopatogen B. bassiana yang diaplikasikan mampu menginfeksi symphylid yang hidup pada tanah tanpa bahan organik maupun berbahan organik. Penelitan ini dilakukan di Laboratorium Hama Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung pada bulan Januari-April 2015. Penelitian ini terdiri dari dua set percobaan, yaitu aplikasi B.Bassianaterhadap symphylid dengan metode residu pakan dan residu pada media hidup symphylid. Masing-masing percobaan disusun dalam rancangan acak lengkap (RAL), dengan 3 perlakuan dan 10 ulangan. Seluruh data yang diperoleh diuji dengan analisis ragam dan di lanjutkan dengan pengujian BNT dengan taraf nyata 5%. Hasil penelitian ini menunjukkan terjadinya mortalitas symphylid. Namun, mortalitas symphylid pada perlakuan aplikasi B. bassiana, baik perlakuan dimana symphylid hidup pada tanah yang berbahan organik maupun tanpa bahan organik sangat rendah. Mortalitas symphylid tertinggi pada kedua set percobaan terdapat dalam perlakuan aplikasi B. bassiana terhadap symphylid yang hidup pada tanah berbahan organik yaitu sebesar 10% dan6%. Dengan demikian hasil penelitian ini belum dapat membuktikan bahwa B. bassiana secara nyata mampu menginfeksi symphylid.
Uji Patogenisitas Jamur Metarhizium sp. Isolat Salatiga dan Lampung Selatan terhadap Larva Oryctes rhinoceros di Laboratorium Dewi Gusti Widiarti; Lestari Wibowo; Agus M. Hariri; Yuyun Fitriana
Jurnal Agrotek Tropika Vol 7, No 2 (2019): JAT Mei 2019
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jat.v7i2.3254

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui patogenisitas jamur Metarhizium sp. isolat Salatiga dan isolat Lampung Selatan terhadap larva Oryctes rhinoceros. penelitian ini dilakukan di Laboratorium Hama danPenyakit Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Penelitian dimulai bulan Mei – Oktober. Penelitian ini disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL), yang terdiri dari lima perlakuan yaitu tanpa aplikasi jamur Metarhizium sp. terhadap larva O. rhinoceros, aplikasi jamur Metarhizium sp. isolat Salatiga terhadap larva O. rhinoceros dengan dosis 25 g/500 g media hidup larva O. rhinoceros, aplikasi jamur Metarhizium sp. isolat Salatiga terhadap larva O. rhinoceros dengan dosis 50 g/500 g media hidup larva O. rhinoceros, aplikasi jamur Metarhizium sp. isolat Lampung Selatan terhadap larva O. rhinoceros dengan dosis 25 g/500 g media hidup larva O. rhinoceros, aplikasi jamur Metarhizium sp. isolat Lampung Selatan terhadap larva O. rhinoceros dengan dosis 50 g/500 g media hidup larva O. rhinoceros dengan perlakuan diulang sebanyak tiga kali. Homogenitas ragam diuji dengan uji Bartlett, jika asumsi terpenuhi data dianalisis dengan sidik ragam menggunakan Uji F. Perbedaan nilai tengah perlakuan akan diuji dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Jamur Metarhizium sp. isolat Salatigadan isolat Lampung Selatan mampu menginfeksi dan menyebapkan kematian larva O. rhinoceros yang berada di Lampung. Aplikasi jamur Metarhizium sp. Lampung Selatan mampu menyebabkan kematian 100% larva O. rhinoceros pada 17 hsa, sedangkan aplikasi jamur Metarhizium sp. Salatiga mampu menyebabkan kematian 100% larva O. rhinoceros pada 19 hsa.
PENGARUH JENIS FORMULASI JAMUR ENTOMOPATOGEN Beauveria bassiana TERHADAP PERTUMBUHAN SPORA DAN KEMATIAN KUTUDAUN KEDELAI (Aphis glycines Matsumura) Sasha Putri Pertiwi; Rosma Hasibuan; Lestari Wibowo
Jurnal Agrotek Tropika Vol 4, No 1 (2016)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (127.388 KB) | DOI: 10.23960/jat.v4i1.1901

Abstract

Kutudaun kedelai Aphis glycines (Hemiptera: Aphididae) merupakan hama yang selalu ada di pertanaman kedelai dan menimbulkan kerugian yang sangat berarti bagi petani. Jamur Beauveria bassiana merupakan agensia hayati yang memiliki berbagai kelebihan diantaranya mempunyai kapasitas reproduksi yang tinggi, dapat membentuk spora yang tahan lama di alam, ramah lingkungan, serta memiliki patogenesis yang tinggi terhadap hama sasaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis formulasi jamur entomopatogen Beauveria bassiana terhadap pertumbuhan spora dan kematian kutudaun kedelai (Aphis glycinesMatsumura). Penelitian ini dilakukan di laboratorium yang terdiri atas 3 percobaan: kerapatan konidia, viabilitas spora dan patogenesitas kutudaun. Jenis perlakuan adalah formulasi cair (F0), formulasi kering (F1), Formulasi pasta-1 dan formulasi pasta-2. Penelitian ini disusun menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan masing- masing perlakuan diulang empat kali. Data yang didapat dianalisis ragam dan dan dilanjutkan dengan uji BNT dengan taraf nyata 5%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Kerapatan konidia B.bassiana berbeda nyata antar formulasi yang diuji. Kerapatan konidia B.bassiana formulasi cair (F0) lebih tinggi dibandingkan formulasi pasta2 (F3) dan formulasi pasta1 (F2). Namun, formulasi cair (F0) tersebut tidak berbeda nyata dengan formulasi kering (F1). Viabilitas konidia B.bassiana berbeda nyata antar formulasi yang diuji. Viabilitas konidia B. bassiana formulasi kering (F1) lebih tinggi dibandingkan formulasi pasta1 (F2), formulasi cair (F0) dan formulasi pasta2 (F3). AplikasiB.bassiana beberapa dari formulasi kering (F1) menyebabkan mortalitas kutudaun tertinggi (92 %) dibandingkan formulasi cair (F0), formulasi pasta1 (F2) dan formulasi pasta2 (F3).