Minyak goreng merupakan salah satu dari sembilan bahan pokok yang digunakan masyarakat Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Seiring dengan meningkatnya populasi di wilayah perkotaan, konsumsi minyak goreng juga mengalami peningkatan, yang berakibat pada tingginya produksi limbah minyak jelantah. Jika tidak dikelola dengan baik, limbah ini dapat mencemari lingkungan dan berdampak negatif pada kesehatan manusia. Salah satu wilayah dengan konsumsi minyak goreng yang cukup tinggi adalah Perumahan Bumi Cikarang Asri, Ciantra, Kecamatan Cikarang Selatan, Bekasi, yang memiliki kepadatan penduduk tinggi karena berdekatan dengan kawasan industri Jababeka. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pemanfaatan limbah minyak jelantah agar memiliki nilai ekonomi, dengan fokus pada produksi lilin aromaterapi. Metode yang digunakan adalah Asset-Based Community Development (ABCD) dan Participatory Action Research (PAR), yang menekankan pada pemberdayaan masyarakat melalui identifikasi potensi lokal dan partisipasi aktif komunitas. Kegiatan ini melibatkan sosialisasi, pelatihan pembuatan lilin aromaterapi, serta pendampingan dalam proses produksi dan pemasaran. Hasil dari kegiatan ini menunjukkan bahwa komunitas ibu-ibu di Perumahan Bumi Cikarang Asri berhasil mengembangkan keterampilan dalam mengolah minyak jelantah menjadi lilin aromaterapi yang berkualitas baik. Jika didukung dengan pendampingan dan strategi pemasaran yang tepat, usaha ini berpotensi berkembang menjadi bisnis berbasis komunitas. Dengan demikian, pemanfaatan limbah minyak goreng tidak hanya mengurangi pencemaran lingkungan tetapi juga meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat.