Belinda Mau
Sekolah Tinggi Teologi Excelsius

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENGELOLAAN INTERAKSI KUALITAS PROSES BELAJAR MENGAJAR TERHADAP PENGEMBANGAN DIRI ANAK DALAM KONTEKS MINAT BELAJAR Belinda Mau; Areyne Christi
Excelsis Deo: Jurnal Teologi, Misiologi, dan Pendidikan Vol 2, No 2 (2018): Desember 2018
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Excelsius

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51730/ed.v2i2.44

Abstract

Abstract: In this era of globalization, teachers are very dominant in self-actualizing to educate the nation in facing the challenges and competition in the world, so that they are required to improve their professionalism in dealing with any existing problems. Solutions to answer the problems faced by teachers arise in the following questions: Who is the teacher? What is the role of the teacher both as a teacher and in relation to their students? How to manage the quality of the teaching and learning process on children's self-development in the context of interest in learning? The answers are: (1) a teacher is a professional educator who educates, teaches a science, guides, trains, provides assessments, and evaluates students. (2) the role of the teacher to work holistically. The teacher not only carries out his duties as a teacher, but becomes an example and a companion to his students. (3) the teacher must be able to manage the class very well so that in every learning process, children can be interested and respond when a teacher delivers a material. Abstrak: Dalam era globalisasi ini guru sangatlah dominan di dalam mengaktualisasi diri untuk mencerdaskan bangsa dalam menghadapi tantangan dan persaingan dunia, sehingga dituntut untuk meningkatkan profesionalnya dalam menangani setiap masalah yang ada. Solusi untuk menjawab persoalan-persoalan yang di hadapi oleh guru muncul dalam pertanyaan sebagai berikut: Siapakah guru itu? Apakah peranan guru baik sebagai guru dan berhubungan dengan anak didiknya? Bagaimanakah mengelola kualitas proses belajar mengajar terhadap pengembangan diri anak dalam konteks minat belajar?  Jawabnya adalah: (1) guru adalah seorang tenaga pendidik profesional yang mendidik, mengajarkan suatu ilmu, membimbing, melatih, memberikan penilaian, serta melakukan evaluasi kepada peserta didik.  (2) peranan guru bekerja secara holistik. Guru tidak saja menjalankan tugasnya sebagai seorang pengajar, tetapi menjadi teladan dan teman bergaul bagi para muridnya. (3) guru harus dapat mengelola kelas dengan sangat baik sehingga dalam setiap proses pembelajaran, anak dapat tertarik dan meresponi ketika seorang guru menyampaikan sebuah materi.
DAMPAK PENGGUNAAN GADGET TERHADAP PERKEMBANGAN PERILAKU ANAK REMAJA MASA KINI Belinda Mau; Jenny Gabriela
Excelsis Deo: Jurnal Teologi, Misiologi, dan Pendidikan Vol 5, No 1 (2021): Juni 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Excelsius

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51730/ed.v5i1.70

Abstract

Penggunaan gadget selalu berdampak pada perkembangan tinggkah laku anak, karena gagjed memiliki berbagai fitur dan aplikasi yang menarik, bervariasi, dan feksibel sehingga dapat menambah daya Tarik bagi setiap orang, khususnya dikalangan anak-anak sekarang ini gadjed dapat memberikan dampak negatif bagi perkembangan tingkah laku anak. Perkembangan tingkah laku anak berupaya pada psikologi dimana akibat bermain gadgej anak menjadi mudah marah, suka membangkang, malas belajar, dan bisa menirukan tingkah laku didalam gegjed. Anak-anak kini telah menjadi konsumen aktif dimana banyak produk-produk elktronik dan Gadget yang menjadikan anak-anak sebagai pasar mereka. “ Apalagi jaman sekarang anak-anak, orang tua pun ada yang sangat menyukai gadget sampai disebut gadget freak.Gadget diharapkan memberikan manfaat bagi para penggunanya, dimana para penggunanya harus mampu mengoperasikan gadget dengan baik, mengetahui fungsi gadget, dan mengetahui manfaat dari aplikasi gadget.The use of gadgets always has an impact on the development of children's behavior, because gagjed has various interesting, varied, and flexible features and applications so that it can add attractiveness to everyone, especially among children, nowadays gadjed can have a negative impact on the development of children's behavior The development of children's behavior seeks to psychology where due to playing Gadgej children become irritable, disobedient, lazy to learn, and can mimic behavior in gegjed. Children have now become active consumers where many electronic products and gadgets make children their market. "Moreover, not children, parents are also very helpful gadgets to the point of being called gadget freak Gadget. It is hoped that it will provide benefits for its users, where users must be able to operate gadgets properly, see gadget functions, and see the benefits of gadget applications.
GEMBALA ABAD KE-21: PANGGILAN, KARAKTER DAN KOMPETENSINYA Pudun Tadam; Belinda Mau
Excelsis Deo: Jurnal Teologi, Misiologi, dan Pendidikan Vol 5, No 2 (2021): Desember 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Excelsius

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51730/ed.v5i2.81

Abstract

Shepherding ministry is never easy. Paul told Timothy to “suffice with me as a good soldier of Christ Jesus. False doctrine teachers are in the church and Christians face lawless, rebellious, ungodly, sinners, unholy, unclean, murderers, kidnappers, and liars, just to name a few characteristics. Timothy was counseled not to be rude to older men and to maintain chastity in his relationships with younger women. The method used is qualitative research, with an exposition approach and a study of biblical literature in which the author conducts research on books and explores the internet. The aims of this research are 1). What is the meaning of a twenty-first-century shepherd's call? 2). What is the character of a twenty-first-century shepherd? 3). What are the competencies a twenty-first-century shepherd should have? The results of this study are 1). The call of the 21st-century shepherd is a call that comes to certain people to serve God in a vocational capacity; 2). A pastor must stay true to the biblical foundation, taking every opportunity to hone his skills and abilities to maximize effectiveness for the Lord; 3). Basically, there are three competencies that must be possessed, namely competence in preaching, competence in pastoral care, and competence in church administration.Pelayanan penggembalaan tidak pernah mudah. Paulus memberi tahu Timotius untuk “ menderita bersama saya sebagai prajurit yang baik dari Kristus Yesus. Para pengajar doktrin palsu ada di gereja dan orang-orang Kristen menghadapi orang-orang yang melanggar hukum, memberontak, tidak saleh, orang berdosa, tidak suci, najis, pembunuh, penculik, dan pendusta, hanya untuk menyebutkan beberapa karakteristik. Timotius dinasihati untuk tidak bersikap kasar terhadap pria yang lebih tua dan menjaga kemurnian dala hubungannya dengan wanita yang lebih muda. Metode yang digunakan adalah penelitian kualitatif, dengan pendekatan eksposisi dan kajian literatur Alkitabiah di mana penulis mengadakan penelitian terhadap buku-buku serta melakukan eksplorasi internet. Tujuan dari penelitian ini yaitu 1). Apakah makna panggilan gembala abad ke dua puluh satu? 2). Bagaimanakah karakter seorang gembala abad dua puluh satu? 3). Apakah kompetensi-kompetensi yang harus dimiliki seorang gembala abad dua puluh satu? Hasil penelitian ini adalah: 1). Panggilan gembala abad 21 adalah panggilan yang datang kepada orang tertentu untuk melayani Allah dalam kapasitas vokesyenal; 2). Seorang gembala harus tetap setia pada fondasi alkitabiah, mengambil semua kesempatan untuk mengasah keterampilan dan kemampuannya untuk memaksimalkan efektifitas bagi Tuhan; 3). Pada dasarnya ada tiga kompetensi yang harus dimiliki yaitu kompetensi dalam berkhotbah, kompetensi dalam ‘pastoral care’ dan kompetensi dalam administrasi gereja.
DAMPAK PENGAJARAN TENTANG ROH KUDUS TERHADAP PERTUMBUHAN ROHANI BAGI SISWA Apriman Wau; Belinda Mau
Jurnal Excelsior Pendidikan Vol. 2 No. 1 (2021): April 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Excelsius

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (447.53 KB) | DOI: 10.51730/jep.v2i1.8

Abstract

Pengaruh Kerohanian Siswa adalah proses melatih atau menanamkan pengetahuan serta membibing aktivitas anak dengan keteladanan seorang siswa yang ditandai dengan kejujuran dalam pengajaran, pertumbuhan rohani, kerendahan hati dan keteladanan.   Tujuan penelitian menjawab beberapa pertanyaan adalah: Apakah ada Pengaruh nilai-nilai “Pengembangan Pengajaran tentang Roh Kudus? Apakah terdapat pertumbuhan rohani Siswa Sekolah Orientasi melayani Bethany Nginden Surabaya yang ditandai dengan Roh Kudus sebagai Penghibur? Apakah terdapat pengaruh Roh Kudus dalam pengembangan pelayanan menurut Yohanes 14 : 26 bagi Siswa Sekolah Orientasi Melayani di Gereja Bethany Nginden Surabaya? Penelitian ini menggunakan pendekatan evaluasi. Hasil penelitian adalah: (1) Sekolah Orientasi Melayani harus memiliki Sumber Alkitab sebagai dasar pembahasan yang berkaitan dengan Roh Kudus. Disamping  itu buku-buku sebagai sumber informasi lain yang berkaitan dengan Roh Kudus dapat menolong mahasiswa dalam belajar Firman Tuhan Yohanens 14: 15-31 di kalangan sehinga apa yang dipelajari dapat diterapkan dalam pelayanan. (2) Jika pengembangan pengajaran Roh Kudus di Sekolah Orientasi Melayani mampu menolong siswa mengalami pertumbuhan Rohani maka Yohanes 14: 15-31 menjadi acuan siswa untuk penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.  (3) Jika Pengembangan pengaruh pengajaran Roh Kudus memiliki banyak buku yang dapat mendidik orang dalam kebenaran, mengalami sebuah pertumbuhan dan perubahan iman, maka pengajaran Roh Kudus dapat menolong mahasiswa dalam belajar Firman Tuhan.