Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Analysis of Existential Feminism Struggle of Women Online Drivers During the Covid-19 Pandemic Allen Pranata Putra; Erwan Aristyanto
HUMANISMA : Journal of Gender Studies Vol 5, No 2 (2021): July - December 2021
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30983/humanisme.v5i2.4928

Abstract

 This article discusses the women's movement to sustain its existentialism in the COVID-19 pandemic by moving and taking high risks to become female online drivers. Based on research conducted by Simone De Beauvoir, who analyzed the film "The Second Sex" using existentialist feminism theory, women are often used as objects and men as subjects because of the man's masculinity and biological circumstances that are considered to support inter-subjective in men. The contribution of this research is the use of existentialist feminism as an anti-thesis of male masculinity by applying it to the empirical conditions of women. The study used feminist ethnographic methods that combine ethnographic interviews and participant observations. The focus of this study lies on the class struggle of women to maintain their existentialism despite having to take high job risks and the risk of contracting the COVID-19 virus due to high mobility. This research data analysis technique uses data reduction, data display, and data triangulation. The results showed that women worked as online drivers to become subjects for themselves and act as breadwinners and housewives in the conditions of the COVID-19 pandemic. Women's struggles in the COVID-19 pandemic undermine the social stigma of society that often makes them objects.Artikel ini membahas tentang gerakan kaum perempuan untuk mempertahankan eksistensialnya di masa pandemi COVID-19 dengan bergerak dan mengambil resiko tinggi untuk menjadi driver online perempuan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Simone De Beauvoir yang menganalisis film “The Second Sex”menggunakan teori feminisme eksistensialis, perempuan seringkali dijadikan sebagai objek dan laki-laki sebagai subjek karena maskunilitas dari seorang laki-laki dan keadaan biologis yang dianggap mendukung adanya inter-sebujektif pada laki-laki. Kontribusi penelitian ini adalah penggunakan feminisme eksistensialis sebagai anti-thesis maskulinitas laki-laki dengan menerapkan pada kondisi empiris perempuan. Penelitian ini menggunakan metode etnografi feminis yaitu menggabungkan ethnographic interview dan participant observations. Fokus penelitian ini terletak pada class struggle kaum perempuan untuk mempertahankan eksistensialnya meskipun harus mengambil resiko pekerjaan yang tinggi dan resiko tertular virus COVID-19 akibat mobilitas yang tinggi. Teknik analisis data penelitian ini menggunakan reduksi data, display data, verifikasi data dan triangulasi data. Hasil menunjukkan bahwa kaum perempuan bekerja sebagai driver online untuk menjadi subjek bagi dirinya sendiri sekaligus berperan sebagai pencari nafkah dan ibu rumah tangga dalam kondisi pandemi COVID-19. Perjuangan perempuan dalam pandemi COVID-19 meruntuhkan stigma sosial masyarakat yang seringkali menjadikan mereka sebagai objek.
PEMBERDAYAN MASYARAKAT UMKM BERBASIS DIGITAL LITERACY DI KAMPUNG LOGAM NGINGAS KABUPATEN SIDOARJO [EMPOWERMENT OF SME COMMUNITY BASED ON DIGITAL LITERACY IN KAMPUNG METAL NGINGAS, SIDOARJO REGENCY] Allen Pranata Putra; Erwan Aristyanto
Jurnal Sinergitas PKM & CSR Vol 5, No 3 (2021): December
Publisher : Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19166/jspc.v5i3.4713

Abstract

The quality of human resources will determine the sustainability of the economy in every condition, especially in the conditions of the Covid-19 pandemic, it takes the comparative sustainability of good products. In addition to comparative advantage, increasing digital literacy of each individual is also needed to be able to provide employment and economic improvement. Problems in UMKM are at least the improvement of human resources, the quality of product branding, the improvement of the economy periodically and the growth of employment. The methods used in improving digital literacy in community service are Focus Group Discussion (FGD), indepth interview, and field mentoring. Community empowerment activities are expected to increase the competence of UMKM actors due to technological transformation in business. The results of community empowerment through the improvement of digital literacy that has been done show positive results and are very beneficial for UMKM. At least UMKM can win competition in the lowest price filters, improved product branding, and increased labor. Further community service is expected to maintain the quality of products and comparative advantages that have been owned by UMKM actors.BAHASA INDONESIAN ABSTRACT: Kualitas sumber daya manusia akan menentukan keberlangsungan ekonomi dalam setiap kondisi, terutama dalam kondisi pandemi Covid-19, dibutuhkan keunggulan komparatif produk yang baik. Selain keunggulan komparatif, peningkatan digital literacy setiap individu juga diperlukan untuk dapat meningkatkan lapangan kerja dan peningkatan ekonomi. Masalah di UMKM setidaknya adalah peningkatan sumber daya manusia, kualitas branding product, peningkatan ekonomi secara berkala dan pertumbuhan lapangan kerja. Metode yang digunakan dalam meningkatkan digital literacy dalam pelayanan masyarakat adalah Focus Group Discussion (FGD), indepth interview, dan pendampingan lapangan. Kegiatan pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat meningkatkan kompetensi pelaku UMKM akibat adanya tranformasi teknologi dalam bisnis. Hasil pemberdayaan masyarakat melalui peningkatan digital literacy yang telah dilakukan menunjukkan hasil yang positif dan sangat bermanfaat bagi pelaku UMKM. Setidaknya pelaku UMKM dapat memenangkan persaingan dalam filter harga terendah, peningkatan branding product, dan peningkatan tenaga kerja. Pengabdian masyarakat selanjutnya diharapkan dapat mempertahankan kualitas produk dan keunggulan komparatif yang telah dimiliki oleh pelaku UMKM.
Analysis of Existential Feminism Struggle of Women Online Drivers During the Covid-19 Pandemic Allen Pranata Putra; Erwan Aristyanto
HUMANISMA : Journal of Gender Studies Vol 5, No 2 (2021): December 2021
Publisher : Universitas Islam Negeri Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (293.92 KB) | DOI: 10.30983/humanisme.v5i2.4928

Abstract

 This article discusses the women's movement to sustain its existentialism in the COVID-19 pandemic by moving and taking high risks to become female online drivers. Based on research conducted by Simone De Beauvoir, who analyzed the film "The Second Sex" using existentialist feminism theory, women are often used as objects and men as subjects because of the man's masculinity and biological circumstances that are considered to support inter-subjective in men. The contribution of this research is the use of existentialist feminism as an anti-thesis of male masculinity by applying it to the empirical conditions of women. The study used feminist ethnographic methods that combine ethnographic interviews and participant observations. The focus of this study lies on the class struggle of women to maintain their existentialism despite having to take high job risks and the risk of contracting the COVID-19 virus due to high mobility. This research data analysis technique uses data reduction, data display, and data triangulation. The results showed that women worked as online drivers to become subjects for themselves and act as breadwinners and housewives in the conditions of the COVID-19 pandemic. Women's struggles in the COVID-19 pandemic undermine the social stigma of society that often makes them objects.Artikel ini membahas tentang gerakan kaum perempuan untuk mempertahankan eksistensialnya di masa pandemi COVID-19 dengan bergerak dan mengambil resiko tinggi untuk menjadi driver online perempuan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Simone De Beauvoir yang menganalisis film “The Second Sex”menggunakan teori feminisme eksistensialis, perempuan seringkali dijadikan sebagai objek dan laki-laki sebagai subjek karena maskunilitas dari seorang laki-laki dan keadaan biologis yang dianggap mendukung adanya inter-sebujektif pada laki-laki. Kontribusi penelitian ini adalah penggunakan feminisme eksistensialis sebagai anti-thesis maskulinitas laki-laki dengan menerapkan pada kondisi empiris perempuan. Penelitian ini menggunakan metode etnografi feminis yaitu menggabungkan ethnographic interview dan participant observations. Fokus penelitian ini terletak pada class struggle kaum perempuan untuk mempertahankan eksistensialnya meskipun harus mengambil resiko pekerjaan yang tinggi dan resiko tertular virus COVID-19 akibat mobilitas yang tinggi. Teknik analisis data penelitian ini menggunakan reduksi data, display data, verifikasi data dan triangulasi data. Hasil menunjukkan bahwa kaum perempuan bekerja sebagai driver online untuk menjadi subjek bagi dirinya sendiri sekaligus berperan sebagai pencari nafkah dan ibu rumah tangga dalam kondisi pandemi COVID-19. Perjuangan perempuan dalam pandemi COVID-19 meruntuhkan stigma sosial masyarakat yang seringkali menjadikan mereka sebagai objek.