Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENGEMBANGAN PROGRAM GERAKAN LITERASI SEKOLAH BAGI PARA SISWA SDN CINYOSOG 01 CILEUNGSI N. Lia Marliana; Sri Suhita
Jurnal Tuturan Vol 6, No 1 (2017): TUTURAN Jurnal Pendidikan, Bahasa, dan Sastra
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Pascasarjana UGJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (62.679 KB) | DOI: 10.33603/jt.v6i1.1586

Abstract

Salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan adalah melalui Gerakan Literasi Sekolah. Gerakan Literasi Sekolah dikembangkan berdasarkan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti dan sesuai Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Dasar. Tujuan gerakan ini untuk membiasakan dan memotivasi siswa agar mau membaca dan menulis guna menumbuhkan budi pekerti. Sekolah Dasar Negeri Cinyosog 01 Cileungsi belum tersentuh program pengembangan literasi dan belum memiliki budaya baca-tulis secara sistemik. Oleh sebab itu, tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengembangan program Gerakan Literasi Sekolah di SDN Cinyosog 01 Cileungsi melalui kegiatan seminar sehari launching project Gerakan Literasi Sekolah, program membaca rutin di sekolah, pelatihan keterampilan membaca teknik, pelatihan pembelajaran membaca sastra, pelatihan pembelajaran menulis sastra, kegiatan bedah buku, lomba literasi, pemberian literacy award, dan pendirian perpustakaan sekolah melalui sumbangan buku-buku dari berbagai pihak. Kegiatan difokuskan pada melatih sumber daya manusia, yaitu 15 guru kelas 1 sampai kelas 6 di SDN Cinyosog 01 Cileungsi yang akan mengajarkan kembali semua materi pelatihan kepada siswa, serta mengembangkan Program Gerakan Literasi Sekolah secara berkesinambungan sepanjang hayat. Selain itu, kegiatan ini sekaligus membangun perpustakaan sekolah yang belum ada, dalam memenuhi kebutuhan literasi siswa dan guru di SDN Cinyosog 01 Cileungsi, Bogor, Jawa Barat.
PERSEPSI GURU BAHASA INDONESIA TERHADAP PUISI LAMA GURINDAM Sri Suhita
Aksis : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 1 No 2 (2017): AKSIS: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Volume 1 Nomor 2, Desember
Publisher : LPPM State University of Jakarta (Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan LPPM Universitas Negeri Jakarta)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (433.332 KB) | DOI: 10.21009/AKSIS.010201

Abstract

The purpose of this research is to obtain a description of the perception of secondary school teachers to gurindam as the old Indonesian literary genre. In addition, also to know the implication of learning it on school. This research use descriptive qualitative method which type expost facto. Data were obtained through questionnaries distributed Indonesian language teachers in secondary school in Jakarta. The focus of this research is the perception of teachers reflected by categories of knowledge, appreciation, and practical. This research data showing that teachers perception of gurindam are positive, based on the high gurindam and willingness of teachers to keep teaching gurindam eventhough in the Curriculum 2013 no longer explicitly written as well as pantun and syair. Research on teacher perception of gurindam is useful for learning and education both formal and nonformal especially in secondary education in Indonesia. Keywords: teachers perception, old literary, gurindam, Gurindam Dua Belas Abstrak Tujuan penelitian ini untuk memperoleh gambaran tentang persepsi guru sekolah menengah terhadap gurindam sebagai sastra lama Indonesia bergenre puisi. Selain itu, juga untuk mengetahui implikasi pembelajarannya di sekolah. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif berjenis expost facto. Data diperoleh melalui kuesioner yang disebarkan kepada guru pengajar Bahasa Indonesia di sekolah menengah di wilayah Jakarta. Fokus penelitian ini ialah persepsi guru yang terefleksi berdasarkan kategori pengetahuan, apresiasi, dan praktikal. Penelitian ini menghasilkan data yang menunjukkan bahwa persepsi guru terhadap gurindam ternilai positif, didasari dengan tingginya pengetahuan dan kesediaan guru untuk tetap mengajarkan gurindam meskipun dalam Kurikulum 2103 tidak lagi secara eksplisit dituliskan seperti halnya pantun dan syair. Penelitian mengenai persepsi guru terhadap gurindam ini bermanfaat bagi pembelajaran dan pendidikan baik formal maupun nonformal, khususnya pada jenjang pendidikan menengah di Indonesia. Kata kunci: persepsi guru, sastra lama, gurindam, Gurindam Dua Belas