Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

HUBUNGAN SELF-EFFICACY DENGAN PENATALAKSANAAN PENCEGAHAN KEKAMBUHAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MARTAPURA II, KALIMANTAN SELATAN Annalia Wardhani; Insana Maria; Anna Noor Murdiany
JURNAL KEPERAWATAN SUAKA INSAN (JKSI) Vol 4 No 2 (2019): Jurnal Keperawatan Suaka Insan (JKSI)
Publisher : STIKES Suaka Insan Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51143/jksi.v4i2.181

Abstract

Latar Belakang: Self Efficacy dibutuhkan bagi para penderita hipertensi untuk meningkatkan derajat kesehatan melalui keyakinan dalam menjalankan perawatan diri. Penderita hipertensi yang memiliki self efficacy baik dapat menghasilkan manfaat dalam penanganan hipertensi contohnya kepatuhan dalam mengonsumsi obat antihipertensi untuk mencegah kekambuhan hipertensi. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan Self-Efficacy dengan penatalaksanaan pencegahan kekambuhan hipertensi. Metode: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan desain penelitian korelasi dengan teknik purposive sampling, dengan jumlah populasi 1627 dan sampel 94 orang. Hasil penelitian menyatakan didapatkan tingkat kemaknaan ρ=0,000, a=£ 0,05 (r=0,000<0,05) yang berarti H0 gagal diterima, artinya ada hubungan yang signifikan antara Self Efficacy Dengan Penatalaksanaan Pencegahan Kekambuhan Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Martapura 2 Tahun 2019. Saran: Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu pasien agar lebih menyadari penyakit hipertensi yang diderita dan segera memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan terdekat serta meningkatkan self efficacy dan berperan secara aktif untuk melaksanakan pencegahan kekambuhan hipertensi.
SENAM KAKI DIABETIK DENGAN RESPON NEUROPATI PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI TABUK 2 Annalia Wardhani
Journal of Nursing Invention Vol 1 No 2 (2020): Journal of Nursing Invention
Publisher : LPPM Universitas Sari Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (256.03 KB)

Abstract

Background: Neuropathy is a chronic complication that is often found in cases of type 2 diabetes mellitus. This condition causes the need for easy and inexpensive primary care, namely diabetic foot exercises. Purpose: to analyze the relationship between diabetic foot exercises and neuropathic responses in type 2 diabetes mellitus sufferers in the work area of the Sungai Tabuk 2 public health center. Methods: This type of research used a cross sectional approach with a population of 264 people, the total sample size of 42 respondents, the sample technique used was Accidental Sampling. The instrument in this study used a questionnaire and for neuropathy responses using the Score Diabetic Neuropathy Symptoms (DNS) and data analysis using Spearmans Rho. Results: there is a relationship between diabetic foot exercise and neuropathic response in type 2 diabetes mellitus patients with a value of ρ = 0.000. Rho value = 0.756. Conclusion: the majority of categories of diabetic foot exercise did diabetic foot exercise, namely 59.5%, the majority of neuropathic responses were in the category of no neuropathy, namely 54.8%. There is a relationship between diabetic foot exercise and neuropathic response in people with type 2 diabetes mellitus with a value of ρ = 0.000. The rho value = 0.756. Latar Belakang: Neuropati merupakan salah satu komplikasi kronis yang sering ditemukan pada kasus diabetes melitus tipe 2. Kondisi inilah yang menyebabkan perlunya perawatan primer yang mudah dan murah yaitu senam kaki diabetic. Tujuan: untuk menganalisis hubungan senam kaki diabetik dengan respon neuropati pada penderita diabetes melitus tipe 2 di wilayah kerja puskesmas sungai tabuk 2. Metode: Jenis penelitian menggunakan pendekatan Cross Sectional dengan populasi sebanyak 264 orang, jumlah sampel 42 responden tehnik sampel yang digunakan adalah Accidental Sampling. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner dan untuk respon neuropati menggunakan Score Diabetic Neuropaty Symptoms (DNS) dan analisis data menggunakan Spearmans Rho. Hasil: ada hubungan senam kaki diabetik dengan respon neuropati pada penderita diabetes melitus tipe 2 dengan nilai ρ = 0,000. Nilai rho = 0,756. Kesimpulan: senam kaki diabetik mayoritas kategori melakukan senam kaki diabetic yaitu 59,5%, respon neuropati mayoritas dalam kategori tidak ada neurapati yaitu 54,8%. Ada hubungan senam kaki diabetik dengan respon neuropati pada penderita diabetes melitus tipe 2 dengan nilai ρ = 0,000. Nilai rho = 0,756.
Optimizing Emergency First Aid Strategies for Snake Bites in Sungai Alat Village, Astambul District Annalia Wardhani; Insana Maria; Rusdi
Outline Journal of Community Development Vol. 1 No. 2: November 2023
Publisher : Outline Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61730/7d0sxc20

Abstract

Mitra: Desa Sungai Alat pada Kecamatan Astambul dengan Puskesmas Astambul Permasalahan yang dialami: Kejadian gawat darurat dapat terjadi kapan saja dan di mana saja, dan memerlukan penanganan yang segera, karena dapat mengancam jiwa atau menimbulkan kecacatan permanen. Kejadian gawat darurat dapat disebabkan antara lain karena kecelakaan lalu lintas, penyakit, kebakaran maupun bencana alam. Salah satu dari tiga pilar utama Program Indonesia Sehat adalah penguatan pelayanan kesehatan, di antaranya meliputi strategi peningkatan akses pelayanan kesehatan, optimalisasi sistem rujukan dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan, dimana salah satu caranya adalah melalui Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT). Tujuan: Pertolongan kegawatdaruratan diharapkan mengurangi komplikasi dari suatu penyakit. Kegiatan pengabdian ini bermitra dengan Desa Sungai Alat Kecamatan Astambul. Bentuk pertolongan pertama gawat darurat yang dapat diberikan untuk mencegah komplikasi akibat gigitan ular adalah memberikan pelatihan cara pertolongan pertama terhadap gigitan ular, pencegahan komplikasi pasca gigitan uilar. Kegiatan dimulai dengan sosialisasi kegiatan, dilanjukan dengan pemantapan kader, pelatihan pertolongan pertama gawat darurat pada gigitan ular. Berdasarkan kegiatan tersebut, dapat disimpulkan setelah dilakukan pelatihan pertolongan pertama gawat darurat mayoritas peserta telah mengetahuai defenisi, tujuan, manfaat, indikasi, dan kontraindikasi serta prosedur pelaksanaan pertolongan pertama gawat darurat. Selain itu, mayoritas peserta juga merasa antusias dan tertarik untuk melakukan pertolongan pertama gawat darurat. Kata Kunci: Pertolongan, Pertama, gawat darurat, gigitan ular.