Perkembangan teknologi di era digital 5.0 sudah merambah hampir keseluruh aspek kehidupan mulai dari keuangan, belanja, transportasi, pariwisata bahkan berdonasi serta keinginan ekonomi lainnya dapat diakses secara teknologi digital. Bank Indonesia telah meluncurkan QRIS sebagai standar kode QR resmi di Indonesia. Sebelum adanya QRIS para pelaku usaha biasanya hanya memasang satu barcode pembayaran misalkan Ovo, sedangkan tidak semua konsumen mempunyai Ovo. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pengguna QRIS. Sampel dalam penelitian ini adalah semua pelaku dan konsumen UMKM yang berada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dengan kriteria hanya pengguna yang menggunakan QRIS pada UMKM. Kuesioner yang terisi dalam penelitian ini yaitu sebanyak 41. Kuesioner dalam penelitian ini yang tidak sesuai kriteria yaitu sebanyak 4, dikarenakan tidak menggunakan aplikasi QRIS, sehingga kuesioner yang di olah dalam penelitian ini adalah sebanyak 37. Penelitian ini menggunakan Partial Least Square. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan Structural Equation Modelling (SEM) dengan WarpPLS 7.0. dengan hasil penelitian menunjukkan persepsi kemudahan berpengaruh positif terhadap keputusan menggunakan QRIS sebagai teknologi pembayaran, persepsi resiko tidak berpengaruh terhadap keputusan menggunakan QRIS sebagai teknologi pembayaran hal ini dapat dijelaskan dengan alasan manfaat yang di peroleh lebih besar daripada resiko, Hasil penelitian selanjutnya yaitu pengetahuan berpengaruh positif terhadap keputusan menggunakan QRIS sebagai teknologi pembayaran.