Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENGARUH PENGGUNAAN KAPUR PADANG PANJANG SEBAGAI BAHAN PENGISI (FILLER) TERHADAP KARAKTERISTIK CAMPURAN BETON ASPHALT LAPISAN AC-BC (ASPHALT CONCREATE – BINDER COURSE) Refi, Ahmad
Rang Teknik Journal Vol 2, No 2 (2019): Volume 2 No 2 Juni2019
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (954.305 KB) | DOI: 10.31869/rtj.v2i2.1332

Abstract

Transportasi saat ini telah berkembang menjadi salah satu kebutuhan pokok manusia untuk mewujudkan kondisi jalan yang berkualitas maka perlu diberikan lapisan tambah antara tanah dan roda kendaraan berupa lapisan perkerasan. Pada penelitian ini penulis mencoba untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan kapur Padang Panjang sebagai filler pada campuran panas agregat (AC-BC) dengan perbandingan material abu batu, dimana kapur menggandung kalsium karbonat yang biasanya juga bisa digunakan untuk material konstruksi.Penelitian ini mengkaji tentang variasi campuran kapur abu batu 100% - kapur 0%, abu batu 75% - kapur 25%, abu batu 50% - kapur 50%, abu batu 25% - kapur 75% terhadap campuran aspal panas AC – BC dengan kapur sebagai bahan pengisi pada uji Marshall. Kadar Aspal yang digunakan adalah 4.5%,5.0%, 5.5%,6.0% dan 6.5%, dimana aspal yang digunakan adalah aspal pen 60/70 dan masing-masing campuran dibuat tiga benda uji. Metoda yang digunakan pada pengujian ini adalah dengan pengujian Marshall Test. Dalam penelitian ini diketahui bahwa dengan penambahan filler abu batu 100% - kapur 0% dapat memenuhi semua spesifikasi marshall berupa nilai kepadatan (Density), Stabilitas, Rongga dalam agregat (Void In Mineral Aggregate), Rongga Dalam Campuran (Void In The Mix), Rongga Dalam Campuran Asphal (Void Fillet With Asphalt), Kelelehan Plastis (Flow), Hasil Bagi Marshall (Marshall Quotient) dengan KAO 5.945%, pada pemakaian abu batu 75% - kapur 25% juga memenuhi semua spesifikasi marshall dengan KAO 6.225% , Namun pada pemakaian abu batu 50% - kapur 50% dan abu batu 25% - kapur 75% tidak memenuhi spesifikasi marshall, sehingga persentase tersebut tidak baik digunakan pada campuran aspal panas AC – BC.
PENGARUH PENGGUNAAN KAPUR PADANG PANJANG SEBAGAI BAHAN PENGISI (FILLER) TERHADAP KARAKTERISTIK CAMPURAN BETON ASPHALT LAPISAN AC-BC (ASPHALT CONCREATE – BINDER COURSE) Refi, Ahmad
Rang Teknik Journal Vol 2, No 2 (2019): Volume 2 No 2 Juni 2019 Rang Teknik Journal
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (954.305 KB) | DOI: 10.31869/rtj.v2i2.1332

Abstract

Transportasi saat ini telah berkembang menjadi salah satu kebutuhan pokok manusia untuk mewujudkan kondisi jalan yang berkualitas maka perlu diberikan lapisan tambah antara tanah dan roda kendaraan berupa lapisan perkerasan. Pada penelitian ini penulis mencoba untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan kapur Padang Panjang sebagai filler pada campuran panas agregat (AC-BC) dengan perbandingan material abu batu, dimana kapur menggandung kalsium karbonat yang biasanya juga bisa digunakan untuk material konstruksi.Penelitian ini mengkaji tentang variasi campuran kapur abu batu 100% - kapur 0%, abu batu 75% - kapur 25%, abu batu 50% - kapur 50%, abu batu 25% - kapur 75% terhadap campuran aspal panas AC – BC dengan kapur sebagai bahan pengisi pada uji Marshall. Kadar Aspal yang digunakan adalah 4.5%,5.0%, 5.5%,6.0% dan 6.5%, dimana aspal yang digunakan adalah aspal pen 60/70 dan masing-masing campuran dibuat tiga benda uji. Metoda yang digunakan pada pengujian ini adalah dengan pengujian Marshall Test. Dalam penelitian ini diketahui bahwa dengan penambahan filler abu batu 100% - kapur 0% dapat memenuhi semua spesifikasi marshall berupa nilai kepadatan (Density), Stabilitas, Rongga dalam agregat (Void In Mineral Aggregate), Rongga Dalam Campuran (Void In The Mix), Rongga Dalam Campuran Asphal (Void Fillet With Asphalt), Kelelehan Plastis (Flow), Hasil Bagi Marshall (Marshall Quotient) dengan KAO 5.945%, pada pemakaian abu batu 75% - kapur 25% juga memenuhi semua spesifikasi marshall dengan KAO 6.225% , Namun pada pemakaian abu batu 50% - kapur 50% dan abu batu 25% - kapur 75% tidak memenuhi spesifikasi marshall, sehingga persentase tersebut tidak baik digunakan pada campuran aspal panas AC – BC.
PENINGKATAN LAYAN DAYA TAMPUNG PELABUHAN PERIKANAN WILAYAH I PANTAI CAROCOK TARUSAN Refi, Ahmad
Rang Teknik Journal Vol 3, No 2 (2020): Vol. 3 No. 2 Juni 2020
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2135.04 KB) | DOI: 10.31869/rtj.v3i2.1848

Abstract

Wilayah Perairan Koto XI Tarusanp Provinsi Sumatera Barat merupakan basis operasi berlabunya kapal-kapal ikan bagi para nelayan. Kondisi perairan Koto XI Tarusan di wilayah Teluk Carocok Anau sangat ideal sekali dijadikan sebagai area pelabuhan karena kondisinya yang terletak di teluk. Menurut data buku laporan tahunan Pelabuhan Pantai Carocok Tarusan armada penangkapan ikan yang berdomisili di Pelabuhan Pantai Carocok Tarusan sebanyak 139 unit,belum termasuk kapal yang dari Kecamatan lain di pesisir selatan, maka seiring meningkatnya tingkat kedatangan kapal maka pelayanan dan pasilitas harus juga di tingkatkan.Untuk memenuhi kebutuhan pelayanan Pelabuhan Perikanan yang harusdisesuai dengan karakteristik berdasarkan Peraturan Menteri KP No.16 Tahun 2004 tentang persyaratan Pelabuhan Perikanan Pantai Carocok Tarusan masih ada kekurangan yang dimiliki yaitu seperti luas lahan yang masih belum terpenuhi. Hasil analisa terhadap kapasitas pengembangan dermaga pelabuhan adalah bahwa panjang dermaga efektif saat ini 100 m sedangkan total panjang dermaga yang harus disediakan berdasarkan volume peningkatan kunjungan kapal adalah 160 m dengan estimasi 5% pada tahun 2024. Jadi untuk panjang dermaga yzng layak untuk digunakan tetapi untuk syarat pelabuhan perikanan menurut peraturan menteri harus ditambah sepanjang 60 m. Untuk luas kolam perlu penambahan sebesar 56,232 Ha. Dan untuk pelayanan dermaga perlu ditingkatkan kembali agar tingkat kedatangan kapal tidak menurun pada periode berikutnya.
ANALISA STABILITAS LERENG DENGAN PERKUATAN SOIL NAILING MENGGUNAKAN PROGRAM GEOSLOPE Nofrizal, Nofrizal; Refi, Ahmad; Farhan, Muhammad
Ensiklopedia of Journal Vol 6, No 2 (2024): Vol. 6 No. 2 Edisi 2 Januari 2024
Publisher : Lembaga Penelitian dan Penerbitan Hasil Penelitian Ensiklopedia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33559/eoj.v6i2.2153

Abstract

A slope is a surface that connects higher land with a lower land surface, and slope stability is closely related to landslides or ground movement which is the process of natural movement of soil masses from higher to lower areas. (Korach et al, 2014). Soil stability on slopes can be disturbed due to the influence of several things, such as nature, climate and human activities. This disturbance can cause landslides which occur due to an imbalance in the forces acting on the slope or the force in the slope area is greater than the supporting force on the slope. Several factors cause landslides, namely slopes that are too straight, climate, inadequate soil properties, insufficient compaction, the influence of groundwater and rain, earthquakes and also human activity. The damage caused by landslides is not only direct but also indirect damage which hampers economic activities and development. The objective to be achieved in this research is to determine the value of the safety factor for natural slopes based on landslide analysis using the geoslope program. And look for the crisis intensity value that causes slope failure. From the research, it was concluded that the Factor of Safety (FoS) value of the slope using the Geoslope/W 2012 software, at a slope angle of 30 0 without reinforcement was 0.275, and at a slope angle of 45 0 without reinforcement it was 0.204. By using Geoslope/W 2012 software with nail installation on the slope, at a slope angle of 30 0 the FoS value was obtained at 1.067, and at a slope angle of 45 0 the FoS value was obtained at 1.222.Keywords: slope, landslide, factor of safety