Rasma Afifah
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Implementasi Visi Pendidikan Berbasis Agama, Filsafat, Psikologi, Dan Sosiologi Di Lembaga Pendidikan Islam Rasma Afifah; Ujang Nurjaman; Faiz Karim Fatkhulloh
Al Qalam: Jurnal Ilmiah Keagamaan dan Kemasyarakatan Vol 16, No 3: Al Qalam (Mei 2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an (STIQ) Amuntai Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35931/aq.v16i3.973

Abstract

Visi merupakan gambaran tentang masa depan (future) yang realistik dan ingin mewujudkan dalam kurun waktu tertentu. Visi adalah pernyataan yang diucapkan atau ditulis hari ini, yang merupakan proses manajemen saat ini dan menjangkau masa yang akan datang. Agar pengelolaan madrasah tersebut dapat berjalan dengan baik, dibutuhkan rencana strategis sebagai suatu upaya untuk mengendalikan organisasi(madrasah) secara efektif dan efesien sehingga tujuan dan sasarannya tercapai. Perencanaan strategis merupakan landasan bagi madrasah dalam menjalankan proses pendidikan. Komponen dalam perencanaan strategis paling tidak terdiri dari visi, misi, prinsip dan tujuan. Perumusan tersebut harus dilakukan pengelola madrasah, agar memiliki arah kebijakan yang dapat menunjang tercapainya tujuan yang diharapkan. Pendidikan merupakan proses sosial yang bertujuan membentuk manusia yang baik. Pendidikan dalam arti luas diartikan sebagai proses pengembangan semua aspek kepribadian manusia, baik aspek pengetahuan, nilai dan sikap, maupun keterampilan yang berbasis pada agama, filsafat, psikologis dan sosiologis. Agama memerintahkan manusia untuk mempelajari alam, menggali hukum-hukumnya agar manusia hidup secara alamiah sesuai dengan tujuan dan asas moral  yang diridhai  Tuhan. Ilmu sebagai alat harus diarahkan oleh agama, supaya memperoleh kebaikan dan kebahagiaan, sebaliknya ilmu tanpa agama, maka akan membawa bencana dan kesengsaraan. Karena agama adalah kebenaran, sementara filsafat dan ilmu adalah pencari kebenaran, maka keduanya (filsafat dan ilmu) harus mencari kebenaran agama tersebut.