Johanis Manuel Ramandey
Program Studi Agroteknologi, Universitas Satya Wiyata Mandala

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

MANFAAT SAYUR HITAM (Rungia klosii) BAGI MASYARAKAT SUKU MEE DI DISTRIK TIGI TIMUR, KABUPATEN DEIYAI Johanis Manuel Ramandey
Jurnal FAPERTANAK : Jurnal Pertanian dan Peternakan Vol 5 No 1 (2020): Jurnal FAPERTANAK Jurnal Pertanian dan Peternakan
Publisher : Fakultas Pertanian dan Peternakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tanaman sayuran merupakan salah satu sumber daya alam yang banyak memberikan manfaat dan fungsi dalam pemenuhan kebutuhan hidup manusia. Oleh sebab itu, tanaman sayuran merupakan salah satu modal dasar masyarakat dalam keluarga harus dimanfaatkan untuk kesejahteraan keluarga maupun masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari. Rungia klosii atau yang lebih dikenal dengan sayur hitam, berasal dari Afrika, India dan Asia tetapi banyak ditanam di berbagai negara di dunia pada iklim sedang. Sayur hitam Rungia klosii atau “Digioo” telah dikonsumsi oleh masyarakat suku Mee secara turun temurun, bernilai ekonomi karena sayur ini juga diperjual belikan seperti sayuran lain pada umumnya di daerah tersebut Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi manfaat Sayur Hitam (Rungia klosii) bagi Masyarakat Suku Mee. Penelitian tentang “Identifikasi Sayur Hitam (Rungia klosii) sebagai makanan pada Masyarakat Suku Mee di Distrik Tigi Timur, Kabupaten Deiyai” menghasilkan beberapa kesimpulan sebagai berikut Sayur Hitam atau “Digioo napo”, yang sering dikonsumsi oleh masyarakat suku Mee adalah jenis Tanaman Sayur hitam (Rungia klosii), Manfaat sayur hitam atau “Digioo napo” tidak saja sebagai sumber penghasilan, tetapi juga bermanfaat sebagai obat tradisional untuk mencegah berbagai penyakit seperti: sakit kepala, sakit perut, dan demam dan Sayur hitam mudah untuk dibudidaya karena tidak memerlukan perlakuan khusus
IDENTIFIKASI DAN NILAI MANFAAT TUMBUHAN PANDAN DURI (Pandanus tectorius L) SEBAGAI BAHAN BAKU PRODUK ANYAMAN MASYARAKAT DI DISTRIK MAKIMI KABUPATEN NABIRE Johanis Manuel Ramandey; Tone Mesak Sembor
Jurnal FAPERTANAK : Jurnal Pertanian dan Peternakan Vol 6 No 2 (2021): Jurnal FAPERTANAK Jurnal Pertanian dan Peternakan
Publisher : Fakultas Pertanian dan Peternakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Alam Indonesia cukup banyak tersedia keanekaragaman tumbuhan yang dapat digunakan sebagai bahan baku untuk industri kerajinan, antara lain anyaman. Pandanus mempunyai manfaat sebagai bahan pangan lokal, bahan obat tradisional, bahan bangunan dan bahan serat. Disamping itu mempunyai nilai ekonomis, seni budaya dan farmasi sehingga Pandanus menjadi tanaman terpenting bagi penduduk lokal di pesisir pantai di Papua. Penelitian ini dilakukan di kampong Makimidengan menggunakan metode deskriptif dengan metode observasi dengan teknik survey dan wawancara. Metode survey yaitu metode pemeriksaan sifat-sifat morfologi. Penelitian ini bertujuan untuk Identifikasi dan nilai manfaat Tumbuhan Pandan Duri (Pandanus tectorius) sebagai bahan baku produk anyaman masyarakat dan mempelajari proses pembuatan anyaman di distrik Makimi Kabupaten Nabire.hasil yang diperoleh Tercatat 3 jenis pandan yang ditemukan di Kampung Makimi yaitu pandan duri, pandan gergaji, pandan tikar. Dari ketiga jenis pandan ini, jenis pandan duri yang dikenal dengan beberapa nama lokal serta dimanfaatkan sebagai bahan baku noken dan anyaman. Kerajinan tradisional noken dan anyaman pandan merupakan sumber pendapatan keluarga yang sangat menunjang sektor ekonomi.
PEMANFAATAN DAN IDENTIFIKASI TUMBUHAN PAKU (Pteridophyta) Johanis Manuel Ramandey
Jurnal FAPERTANAK : Jurnal Pertanian dan Peternakan Vol 7 No 1 (2022): Jurnal FAPERTANAK Jurnal Pertanian dan Peternakan
Publisher : Fakultas Pertanian dan Peternakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The purpose of this study was to determine the types of ferns and the economic benefits for the Walani people in the MBiandoga District, Intan Jaya Regency. This research This research is descriptive in nature, namely providing descriptive information based on observations and data as well as documentation of the results of research in a systematic and factual manner in the research area. This study uses survey methods and observation methods. According to Usman and Abdi (2009: 30), some experts give the meaning of descriptive research that is broader and includes all kinds of research except historical research and experimental research. In a broad sense, the term survey research is usually used. The data used in this study are primary data and secondary data. The results of this study indicate that (1). There are several types of ferns (Pteridophyta) that grow and live in Danggatadi Village, Biandoga Village and Bugalaga Village. Ferns that live in Danggatadi Village are ferns that have higher soil moisture than ferns that grow in Biandoga Village and Bugalaga Village, where ferns that grow in these two villages need direct sun (not shaded and moist). (2). Ferns (Pteridophyta) are not only useful as vegetables and traditional medicine, but can also increase people's income, especially the Walani people.