Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Development of student work sheet based on contextual approach to trigonometry material Hermanto Hermanto; Irwan Irwan; Ridwan Ridwan
International Conferences on Educational, Social Sciences and Technology
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan UNP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29210/20181148

Abstract

Using Mathematics Student Worksheet (LKS) made by math teachers are not optimal, especially in helping students connect learning in life. Therefore, it is necessary to develop LKS that can provide opportunities for students to construct their knowledge, so that students can find their own learning concept. Trigonometry material is an important material in learning mathematics and relevance with other lessons. In this research, developed LKS with contextual learning approaches for trigonometric materials. The aim of this development is to produce mathematics LKS based on contextual approach which is valid, practical and effective. The subjects of the study were 29 students. Validation are done by the expert ie lecturer of mathematics education, education technology, and language. The practicality of LKS has been seen from the observation of the implementation of learning, practicality of questionnaires, interviews conducted with students and teachers. Effectiveness has been seen from the results of student learning outcomes.
Problematika Keragaman Kebudayaan dan Alternatif Pemecahan Ridwan Ridwan
Madaniyah Vol 5 No 2 (2015): 5 (2) Edisi Agustus 2015
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Pemalang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (241.415 KB)

Abstract

Bangsa Indonesia memiliki keanekaragaman budaya yang biasa disebut dengan masyarakat multikultural. Pada kondisi ini, dibutuhkan orang-orang yang mampu berkomunikasi antar budaya dan mempunyai pengetahuan tentang perbandingan pola-pola budaya, serta komunikasi lintas budaya. Hal ini dikarenakan keragaman masyarakat berpotensi menimbulkan segmentasi kelompok, struktur yang terbagi-bagi, konsensus yang lemah, sering terjadi konflik, integrasi yang dipaksakan, dan adanya dominasi kelompok, yang pada akhirnya dapat melemahkan gerak kehidupan masyarakat itu sendiri. Adapun komunikasi lintas budaya maupun antar budaya yang beroperasi dalam masyarakat multikultural mengandung lima unsur penting, yakni: pertemuan berbagai kultur dalam waktu dan tempat tertentu; pengakuan terhadap multikulturalisme dan pluralisme; serta perubahan perilaku individu. Oleh karena itu, proses dan praktik komunikasi antar budaya maupun lintas budaya sangat dibutuhkan yang berfungsi sebagai solusi atas permasalahan tersebut. Proses dan praktik komunikasi yang efektif sangat ditentukan oleh tingkat pengetahuan seseorang tentang jenis, derajat dan fungsi, bahkan makna perbedaan antar budaya. Semakin tinggi tingkat pengetahuan sosial budaya seseorang tentang perbedaan varian pola-pola budaya, semakin besar pula peluang untuk dapat berkomunikasi antar budaya. Sebaliknya, semakin rendah tingkat pengetahuan tentang perbedaan varian pola-pola budaya, semakin kecil pula peluang untuk berkomunikasi antar budaya.
Profesi Guru Perspektif Sosiologi Pendidikan Ridwan Ridwan
Madaniyah Vol 7 No 2 (2017): 7 (2) Edisi Agustus 2017
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Pemalang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (97.037 KB)

Abstract

Beberapa hal yang tentunya kita semua berbagi apresiasi bahwa perjuangan guru dari waktu ke waktu selalu melatih dan pelatihan itu menunjukkan profesi guru di masa depan selalu mengikuti perubahan dan laju perkembangan kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern kompetensi pribadi guru perlu untuk memiliki para guru adalah sebagai berikut: guru sebagai manusia yang Maha Kuasa, guru memiliki keunggulan dibanding yang lain, guru senantiasa berhadapan dengan komunitas yang berbeda dan beragam keunikan peserta didik dan manusia maka guru perlu mengembangkan sikap toleransi dan toleransi dalam menyikapi perbedaan yang dijumpai dalam berinteraksi dengan peserta didik dan masyarakat, guru diharapkan menjadi fasilitator dalam mengembangkan budaya berpikir kritis di masyarakat, saling menerima perbedaan pendapat dan menyepakati tujuan bersama maka diperlukan seorang guru untuk menjadi demokratis dalam menyampaikan dan menerima ide tentang masalah yang ada di sekitarnya o agar para guru bersikap terbuka dan tidak menutup diri dari hal-hal di luar dirinya. Ruang lingkup layanan guru dalam menjalankan profesinya yang terdiri dari: Layanan administrasi pendidikan, layanan pengajaran; dan layanan dukungan.
Penyalahgunaan Narkoba oleh Remaja dalam Perspektif Sosiologi Ridwan Ridwan
Madaniyah Vol 8 No 2 (2018): 8 (2) Edisi Agustus 2018
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Pemalang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (167.97 KB)

Abstract

Penyalahgunaan narkoba dinilai cukup mengkawatikan di era globalisasi sekarang, terutama yang menimpa pada generasi muda sehingga merugikan pembangunan bangsa, terutama ditingkat kota, propinsi, daerah bahkan sampai masuk ke desa-desa. Sementara peraturan perundang-undangan tentang narkoba bagi diri sendiri dan orang lain sudah dijelaskan pada UU Narkotika pasal 4; UU Psikotropika Pasal 4), (UU Narkotika Pasal 85), (UU Psikotropika pasal 59). (UU Narkotika Pasal 84, Pasal 64 dan pasal 36). Penyalahgunaan narkoba sangat kompleks.Ada tiga pola faktor penyebab diantaranya 1) Narkoba; 2) individu 3) lingkungan.Alasan mengapa remaja memakai narkoba, diantaranya: 1). Anticipatory beliefs, yaitu anggapan bahwa jika memakai narkoba, orang akan menilai dirinya hebat, dewasa, mengikuti mode, dan sebagainya. 2). Relieving beliefs, yaitu keyakinan bahwa narkoba dapat digunakan untuk mengatasi ketegangan, cemas, dan depresi akibat stressor psikososial. 3). Facilitative atau permissive beliefs, yaitu keyakinan bahwa penggunaan narkoba merupakan gaya hidup atau kebiasaan karena pengaruh zaman atau perubahan nilai. Peran Orang Tua, Guru, Lembaga Pemerintah dan Masyarakat sangatlah menentukan masa depan remaja, seperti Peran: Orang Tua; Mengajarkan standar perilaku benar/salah dan baik/buruk serta menunjukkan keteladanan dalam standar perilaku. Peran Guru; guru mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan.Peran Lembaga Pemerintah dan masyarakat; Lembaga sosial adalah suatu sistem tata kelakuan dan hubungan berpusat kepada aktivitas untuk memenuhi kompleks kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat sehingga tersebut sangat penting dalam penanggulangan bahaya narkoba dikalangan remaja.Ada 4 model penanggulangan Narkoba dan upaya pencegahannya; 1) Model-Model Pencegahan dan penanggulangan; 2) Pengurangan Supplay-Demand; 3) Perkembangan Upaya Pencegahan; 4) Pemberdayaan Masyarakat. Masyarakat, pemerintah, sekolah dan orang tua serta berbagai elemen yang terkait harus ikut berpartisipasi memberikan solusi bersama dalam pencegahan narkoba, elemen terkait itu antara lain itu adalah; a). Masyarakat yang peduli dengan pencegahan bahaya narkoba. b). Kebijakan sekolah yang bebas dari narkoba. c). Pendidikan pencegahan narkoba bagi anak dan remaja di luar sekolah. d). Peran guru, Orang tua, Pemerintah, dan Ormas yang peduli akan pencegahan Narkoba e). Konseling.
Self-Efficacy with the Quality of Life of Pulmonary Tb Patients Usastiawaty C.A.S Isnainy; Ridwan Ridwan; Rias Tusianah; M. Arifki Zainaro; Albet Maydiyantoro; Tubagus Ali Rachman Puja Kesuma
Indian Journal of Forensic Medicine & Toxicology Vol. 16 No. 1 (2022): Indian Journal of Forensic Medicine & Toxicology
Publisher : Institute of Medico-legal Publications Pvt Ltd

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37506/ijfmt.v16i1.17609

Abstract

Aim: It is known that the relationship between self-efficacy and quality of life in patients with pulmonary tuberculosisat Pertamina Bintang Amin Hospital in Bandar Lampung 2020.Methods: This type of research was quantitative with a cross sectional approach. The population was all pulmonary TB patients at the Pertamina Bintang Amin Hospital Bandar Lampung, with a sample size of 62 people. Data analysis in this study used the chi-square test.Results: The results of the univariate analysis showed that most of the respondents’ self-efficacy was in poor condition, namely as many as 33 people (53.2%). Most of the respondents’ quality of life was in the medium category, namely 27 people (43.5%). The results of the bivariate analysis showed that the p-value = 0.001). 1) demographic factors such as the type of education level are an indicator of the potential vulnerability of pulmonary TB infection, 2) Most of the respondents’ self-efficacy was in poor condition, namely 33 people (53.2%). Most of the respondents’ quality of life was in the medium category, namely 27 people (43.5%), and 3) there was a relationship between self-efficacy and the quality of life of patients with pulmonary tuberculosis.