Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

ANALISA PERHITUNGAN DAYA DUKUNG PONDASI TIANG PANCANG DIBANDINGKAN DENGAN DAYA DUKUNG HYDRAULIK JACKING SYSTEM DAN PILE DRIVING ANALYZER (PDA) TEST PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KEDIRI FARUHA, AGIL; RIDWAN, MACHFUD
Rekayasa Teknik Sipil Vol 2, No 2/REKAT/18 (2018): Wisuda ke-92 Periode 2 Tahun 2018
Publisher : Rekayasa Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Pondasi merupakan struktur bawah bangunan yang berfungsi sebagai penyalur beban di atasnya ke lapisan tanah pendukung. Daya dukung tiang pancang didapatkan dari hasil penyelidikan tanah yang berupa tes sondir. Tes sondir merupakan teknik penduga lapisan dalam tanah guna menentukan jenis pondasi yang nanti akan digunakan seperti pondasi tiang pancang. Hidraulik Jacking System adalah alat memberikan tekanan pada tiang pancang. Pile Driving Analyzer Test adalah sistem yang digunakan untuk pengujian tiang pancang secara dinamik pasca pemancangan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui metode perhitungan daya dukung pondasi tiang pancang berdasarkan data sondir yang mendekati daya dukung Hydraulik Jacking System dan daya dukung Pile Driving Analyzer Test. Metode penelitian ini adalah kuantitatif. Data dikumpulkan menggunakan teknik survei. Teknik survei digunakan untuk memperoleh data yang dihasilkan dari lapangan. Data lapangan diolah menggunakan metode Schmertmann, metode Van Der Ween, metode Philipponant, metode Tumai Fakhroo, dan metode Andina dan hasilnya dibandingkan dengan daya dukung Hydraulik Jacking System dan Pile Driving Analyzer Test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Metode Philipphonant memiliki selisih terkecil pertama dengan nilai 21,73% dan Metode Andina memiliki selisih terkecil kedua dengan nilai 23,36% terhadap Hydraulic Jacking System pada kedalaman 4 meter. Sedangakan perhitungan rata-rata seluruh kedalaman dari setiap metode menunjukkan bahwa Metode Andina memiliki selisih terkecil dengan nilai 26,05% terhadap Hydraulic Jacking System. Adapun perhitungan antara lima metode pada kedalaman 4 meter menunjukkan bahwa Metode Andina memiliki selisih terkecil dengan nilai 3,74% terhadap Pile Driving Analyzer Test. Dengan mempertimbangkan hasil perhitungan rata-rata seluruh kedalaman dari setiap metode dengan Hydraulic Jacking System dan Pile Driving Analyzer Test pada kedalaman 4 meter, maka dapat disimpulkan bahwa metode yang paling mendekati data di lapangan adalah Metode Andina. Kata Kunci: Data Sondir, Hidraulik Jacking System, Pile Driving Analyzer Test Abstract The foundation is a structure under the building that serves as a distributor of the load on it to the supporting ground layer. The pile capacity is obtained from the soil investigation results which is a sondir test. Sondir test is a technique of soil layer estimator to determine the type of foundation that will be used such as pile foundation. Hydraulic Jacking System is a equipment to pressure the pile. Pile Driving Analyzer Test is a system used for test the pile dynamically after erection. The purpose of this research is to know the method of bearing capacity of pile foundation calculation based on sondir data which approach Hydraulic Jacking System capacity and Pile Driving Analyzer Test capacity. This research method is quantitative. Data were collected using survey techniques. The survey technique is used to obtain generat data from the field. The data is processed using Schmertmann method, Van Der Ween method, Philipponant method, Tumai Fakhroo method, and Andina method and the results is compared with the Hydraulic Jacking System capacity and Pile Driving Analyzer Test capacity. The results showed that the Philipphonant method has first smallest difference with value 21,73% and Andina method has second smallest difference with value 23,36% to Hydraulic Jacking System At the tip penetration of 4 meters. While the average calculation of the entire depth of each method shows that the Andina Method has the smallest difference with a value of 26,05% against the Hydraulic Jacking System. The calculation between the 5 methods at a depth of 4 meters indicates that the Andina Method has the smallest difference with a value of 3,74% against the Pile Driving Analyzer Test. Considering the average depth calculation of each method with Hydraulic Jacking System and Pile Driving Analyzer Test at a 4 meters depth, it can be concluded that the Andina Method is the closest approach to data in the field. Keywords: Sondir Data, Hydraulik Jacking System, Pile Driving Analyzer Test
PENGARUH PENAMBAHAN BOTTOM ASH PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI DAERAH LAKARSANTRI SURABAYA TERHADAP NILAI DAYA DUKUNG PONDASI DANGKAL PURNAMA, YUDA; RIDWAN, MACHFUD
Rekayasa Teknik Sipil Vol 2, No 2/REKAT/18 (2018): Wisuda ke-92 Periode 2 Tahun 2018
Publisher : Rekayasa Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Tanah lempung ekspansif merupakan tanah yang mempunyai sifat kembang susut yang besar, sifat kembang susut ini sangat dipengaruhi oleh kandungan air di dalam tanah tersebut. Contohnya adalah tanah di Daerah Lakarsantri Surabaya. Tanah ekspansif pada umumnya akan mengembang dan menyusut apabila terjadi perubahan kadar air dan berakibat pada bangunan diatasnya. Penelitian ini menggunakan stabilisasi tanah secara kimiawi dengan penambahan abu dasar dari PT. Wilmar Nabati Indonesia di Gresik. Abu dasar mempunyai beberapa kandungan kimia positif berupa Al, Si, Ti, Ca, dan Fe yang diantaranya dibutuhkan untuk mengikat partikel pada tanah lempung, dengan tujuan untuk memberi pengaruh pada nilai daya dukung pondasi dangkal. Variasi penambahan abu dasar sebanyak: 0%, 12,5%, 25%, 37,5%, 50%, dan 62,5%. Untuk pengujian tanah yang dilakukan meliputi uji konsistensi tanah, uji berat jenis tanah, uji pemadatan dengan standart protor proctor, dan terakhir uji kuat tekan bebas setelah itu dilakukan perhitungan daya dukung pondasi dangkal. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh penambahan abu dasar sebesar 0%, 12,5%, 25%, 37,5%, 50%, dan 62,5% pada tanah lempung ekspansif terhadap nilai daya dukung pondasi dangkal adalah 25,864 t/m2, 42,159 t/m2, 45,121 t/m2, 49,575t/m2, 39,366 t/m2, dan 29,666 t/m2. Kata Kunci: Tanah lempung ekspansif, abu dasar, daya dukung pondasi dangkal Abstract Expansive clay soil is soil which has great shrinkage feature, it is strongly influenced by the water content inside the soil. For instances, soil in Lakarsantri area, Surabaya. Expansive soil will generally expand and shrink if there is changing in water content and it has consequence in building on it. This research used chemical soil stabilization with Bottom Ash from PT. Wilmar Nabati Indonesia in Gresik as the addition. Bottom Ash has several positive chemical substances of Al, Si, Ti, Ca, and Fe that are required to bind the particles in clay soil, in order to influence the capacity of shallow foundation. Variations of adding Bottom Ash as much: 0%, 12,5%, 25%, 37,5%, 50%, and 62,5%. For the soil testing, it was conducted in several tests include soil consistency test, the specific gravity test, standard proctor compaction test, and free compressive strength test. After that, the calculation of capacity of shallow foundation is done. The research result showed that there was influence with the addition of Bottom Ash as much 0%, 12,5%, 25%, 37,5%, 50%, and 62,5% in the expansive clay soil towards the capacity of shallow foundation value that is 25,864 t/m2, 42,159 t/m2, 45,121 t/m2, 49,575t/m2, 39,366 t/m2, dan 29,666 t/m2 Keyword: Expansive lays, Bottom Ash, capacity of shallow foundation
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN MEDIA VIDEO PADA MATA PELAJARAN TEKNIK UKUR TANAH DI SMK NEGERI 3 SURABAYA BASUSE ARIF, ALFIAN; RIDWAN, MACHFUD
Jurnal Kajian Pendidikan Teknik Bangunan Vol 2, No 2/JKPTB/18 (2018): Wisuda ke-92 Periode 2 Tahun 2018
Publisher : Jurnal Kajian Pendidikan Teknik Bangunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan, respon siswa, dan perbedaan hasil belajar antara siswa kelas eksperimen (X-DPIB 2) dengan kelas kontrol (X-DPIB 1) pada mata pelajaran teknik ukur tanah setelah menggunakan model pembelajaran langsung dengan media video. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian True Eksperimental Design dengan desain penelitian Posttest-Only Control Design dengan kelas X-DPIB 1 sebagai kelas kontol dan kelas X-DPIB 2 sebagai kelas eksperimen yang dilakukan sebanyak 2 pertemuan. Pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh melalui lembar tes hasil belajar dan lembar observasi pengamatan keterlaksanaan pembelajaran pada setiap pertemuan pada kelas X-DPIB 1 dan X-DPIB 2 serta lembar angket respon yang diberikan pada pertemuan terakhir (pertemuan kedua) di SMK Negeri 3 Surabaya. Sampel yang digunakan yaitu 33 siswa kelas X-DPIB 1 dan 33 siswa kelas X-DPIB 2. Hasil analisis data menunjukkan presentase penerapan model pembelajaran langsung dengan media video pada 2 pertemuan sebesar 85,5 %, 87,3 % rata-rata penerapan pembelajaran didapat sebesar 86,4 % yang termasuk dalam kategori sangat baik. Hasil respon siswa kelas X-DPIB 2 menunjukkan presentase sebesar 86,06 % yang termasuk dalam kategori sangat baik. Hasil belajar siswa kelas X-DPIB 1 sebagai kelas kontrol menunjukkan rata-rata sebesar 75,21, sedangkan hasil belajar pada kelas X-DPIB 2 sebagai kelas eksperimen menunjukkan rata-rata sebesar 84,12, jadi hasil belajar kelas eksperimen yang mendapat perlakuan model pembelajaran langsung dengan media video lebih baik dari kelas kontrol yang tidak mendapat perlakuan. Kata kunci: Model Langsung, Media Video, Hasil Belajar, Teknik Ukur Tanah Abstract This study aims to determine the application, student responses, and differences in learning outcomes between experimental class students (X-DPIB 2) and control class (X-DPIB 1) on soil geometry techniques after using direct learning model with video media. The research method used is True Experimental Design with Posttest-Only Control Design design with X-DPIB 1 class as the class of dick and class X-DPIB 2 as the experimental class conducted by 2 meetings. The data collected in this study was obtained through the learning test sheet and observation sheet of learning implementation at each meeting in X-DPIB 1 and X-DPIB 2 classes and response questionnaire given at the last meeting (second meeting) at SMK Negeri 3 Surabaya. Samples used were 33 students of class X-DPIB 1 and 33 students of class X-DPIB 2. The results of data analysis show the percentage of application of direct learning model with video media at 2 meetings of 85.5%, 87.3% of the average application of learning gained of 86.4% which is included in the category very well. The result of student response of class X-DPIB 2 shows a percentage of 86,06% which is included in very good category. The result of student learning class X-DPIB 1 as control class showed average equal to 75,21, while result of study in class X-DPIB 2 as experiment class showed average equal to 84,12, so result learn experiment class that got treatment model direct learning with video media is better than control classes that are not treated. Keywords: Direct Model, Video Media, Learning Results, Soil Measure Technique Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan, respon siswa, dan perbedaan hasil belajar antara siswa kelas eksperimen (X-DPIB 2) dengan kelas kontrol (X-DPIB 1) pada mata pelajaran teknik ukur tanah setelah menggunakan model pembelajaran langsung dengan media video. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian True Eksperimental Design dengan desain penelitian Posttest-Only Control Design dengan kelas X-DPIB 1 sebagai kelas kontol dan kelas X-DPIB 2 sebagai kelas eksperimen yang dilakukan sebanyak 2 pertemuan. Pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh melalui lembar tes hasil belajar dan lembar observasi pengamatan keterlaksanaan pembelajaran pada setiap pertemuan pada kelas X-DPIB 1 dan X-DPIB 2 serta lembar angket respon yang diberikan pada pertemuan terakhir (pertemuan kedua) di SMK Negeri 3 Surabaya. Sampel yang digunakan yaitu 33 siswa kelas X-DPIB 1 dan 33 siswa kelas X-DPIB 2. Hasil analisis data menunjukkan presentase penerapan model pembelajaran langsung dengan media video pada 2 pertemuan sebesar 85,5 %, 87,3 % rata-rata penerapan pembelajaran didapat sebesar 86,4 % yang termasuk dalam kategori sangat baik. Hasil respon siswa kelas X-DPIB 2 menunjukkan presentase sebesar 86,06 % yang termasuk dalam kategori sangat baik. Hasil belajar siswa kelas X-DPIB 1 sebagai kelas kontrol menunjukkan rata-rata sebesar 75,21, sedangkan hasil belajar pada kelas X-DPIB 2 sebagai kelas eksperimen menunjukkan rata-rata sebesar 84,12, jadi hasil belajar kelas eksperimen yang mendapat perlakuan model pembelajaran langsung dengan media video lebih baik dari kelas kontrol yang tidak mendapat perlakuan. Kata kunci: Model Langsung, Media Video, Hasil Belajar, Teknik Ukur Tanah Abstract This study aims to determine the application, student responses, and differences in learning outcomes between experimental class students (X-DPIB 2) and control class (X-DPIB 1) on soil geometry techniques after using direct learning model with video media. The research method used is True Experimental Design with Posttest-Only Control Design design with X-DPIB 1 class as the class of dick and class X-DPIB 2 as the experimental class conducted by 2 meetings. The data collected in this study was obtained through the learning test sheet and observation sheet of learning implementation at each meeting in X-DPIB 1 and X-DPIB 2 classes and response questionnaire given at the last meeting (second meeting) at SMK Negeri 3 Surabaya. Samples used were 33 students of class X-DPIB 1 and 33 students of class X-DPIB 2. The results of data analysis show the percentage of application of direct learning model with video media at 2 meetings of 85.5%, 87.3% of the average application of learning gained of 86.4% which is included in the category very well. The result of student response of class X-DPIB 2 shows a percentage of 86,06% which is included in very good category. The result of student learning class X-DPIB 1 as control class showed average equal to 75,21, while result of study in class X-DPIB 2 as experiment class showed average equal to 84,12, so result learn experiment class that got treatment model direct learning with video media is better than control classes that are not treated. Keywords: Direct Model, Video Media, Learning Results, Soil Measure Technique
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN COURSELAB PADA MATA PELAJARAN KONSTRUKSI BANGUNAN SISWA KELAS X TKBB DI SMKN 3 SURABAYA RIZKA, AINUR; RIDWAN, MACHFUD
Jurnal Kajian Pendidikan Teknik Bangunan Vol 2, No 2/JKPTB/18 (2018): Wisuda ke-92 Periode 2 Tahun 2018
Publisher : Jurnal Kajian Pendidikan Teknik Bangunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN COURSELAB PADA MATA PELAJARAN KONSTRUKSI BANGUNAN SISWA KELAS X TKBB DI SMKN 3 SURABAYA Ainur Rizka Mahasiswa S1-Pendidikan Teknik Bangunan, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya Email : ariezziera049@gmail.com Drs. Machfud Ridwan, MT. Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya Abstrak Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan lembaga pendidikan formal yang bertujuan mempersiapkan siswa menguasai keterampilan sesuai bidang keahlian yang dipilih. Teknik Kontruksi Batu Beton (TKBB) merupakan salah satu kompetensi keahlian pada SMK. Kompetensi keahlian TKBB terdapat mata pelajaran konstruksi bangunan yang merupakan mata pelajaran produktif yang mempelajari mengenai teori dan pengertian, jenis dan klasifikasi bahan bangunan, jenis dan fungsi bangunan, dan macam-macam pekerjaan bangunan. Pada saat observasi kegiatan belajar mengajar siswa merasa kesulitan untuk mempelajari mata pelajaran dan masih berpikir abstrak dari beberapa pekerjaan utilitas pada bangunan karena tidak adanya contoh visual berupa bentuk asli ataupun bentuk animasi dari macam pekerjaan utilitas pada bangunan. Guru memberikan penjelasan materi pelajaran kepada siswa dengan metode ceramah dan siswa mencatat materi. Media yang dipakai dalam kegiatan belajar mengajar masih konvensional. Sementara sumber belajar siswa pada saat kegiatan belajar mengajar konstruksi bangunan di SMKN 3 Surabaya yaitu guru sebagai sumber belajar utama memberikan materi pelajaran di kelas dan siswa mencatat materi pelajaran pada buku catatan. Media pembelajaran yang digunakan menggunakan program courselab, dengan maksud memudahkan dalam proses belajar mengajar dengan maksud memudahkan guru menjelaskan materi serta memudahkan siswa menerima materi serta menumbuhkan minat dan motivasi dalam belajar untuk mengetahui hasil belajar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kelayakan media menggunakan program courselab, keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan program courselab, mengetahui respon siswa terhadap media pembelajaran menggunakan program courselab, dan mengetahui hasil belajar siswa setelah menerima mata pelajaran konstruksi bangunan dengan program courselab. Penulisan ini merupakan hasil penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D) yaitu pengembangan media pembelajaran dengan menggunakan courselab pada mata pelajaran konstruksi bangunan. Tahapannya hanya sampai tahap ujicoba produk. Tahap pengujian produk dilakukan melalui uji coba kepada 30 siswa kelas X TKBB di SMKN 3 Surabaya. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian didapatkan hasil bahwa media pembelajaran menggunakan courselab yang dikembangkan sangat layak digunakan dengan persentase 82,06%. Analisis keterlaksanaan pembela­jaran bagi guru pertemuan 1 menghasilkan persentase 82,22% berkategori sangat baik. Analisis keterlaksanaan pem­belajaran bagi guru pertemuan 2 menunjukkan persentase sebesar 84,44% berkategori sangat baik. Analisis keterlaksanaan pem­belajaran bagi siswa pertemuan 1 menghasilkan persentase 80,83% berkategori baik. Analisis keterlaksa­naan pembelajaran bagi siswa pertemuan 2 persentase sebesar 80,74% berkategori baik. Analisis respon siswa menunjukkan persentase sebesar 80,97% berkategori baik. Hasil belajar siswa menunjukkan sebagian besar telah memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) serta didapatkan nilai rata-rata keseluruhan sebesar 80,76. Kata Kunci: Pengembangan Media Pembelajaran, Courselab, Konstruksi Bangunan. ABSTRACT Vocational High School (VHS) is a formal educational institution that aims to prepare students to master skills in the field of expertise selected. Concrete Construction Engineering (CCE) is one of the competence of expertise in SMK. The competence of CCEs expertise is the subject of building construction which is a productive learning subject on theory and understanding, type and classification of building materials, building type and function, and various building works. At the time of observation of teaching and learning activities students feel difficult to study subjects and still think abstractly of some utility work on the building because of the absence of visual samples in the form of original or animated forms of utility work on buildings. Teacher gives explanation of subject matter to student by method of lecturing and student recording material. The media used in teaching and learning activities is still conventional.While the source of student learning during the teaching and learning activities of building construction at SMKN 3 Surabaya is the teacher as the main learning source to provide the subject matter in the classroom and students record the subject matter on the notebook.Learning media used byprogram courselab, with the intention of facilitating the process of teaching and learning with the intention of facilitating teachers to explain the material and facilitate students receive the material and foster interest and motivation in learning to know the results of learning. The purpose of this study is to know the feasibility of media using program courselab, the implementation of learning by usingprogram courselab, to know the students response to instructional media usingprogram courselab, and to know the result of student learning after receiving the subject of building construction withprogram courselab.This writing is the result of research and development or Research and Development (R & D) is the development of learning media using courselab on the subject of building construction. The stages are only up to the test phase of the product. The product testing phase was conducted through trials to 30 students of class X TKBB at SMKN 3 Surabaya.Based on the results of analysis and discussion of research results obtained the result that the media learning using courselab developed very feasible use with percentage 82.06%. Analysis of the implementation of learning for teachers meeting 1 generates 82.22% percentage categorized very well. Analysis of the implementation of learning for teachers meeting 2 shows the percentage of 84.44% categorized very well. Analysis of the implementation of learning for students meeting 1 to produce a percentage of 80.83% categorized well. Analysis of learning implementation for students meeting 2 percentage of 80,74% good categorized. Analysis of student response shows the percentage of 80.97% categorized well. Student learning outcomes show that most have met the Minimum Exhaustiveness Criteria (MEC) as well as got the overall average value of 80.76. Keywords: Development of Learning Media, Courselab, Building construction.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA MATA PELAJARAN ILMU UKUR TANAH KELAS X SMKN 3 SURABAYA , SYARKAWI; RIDWAN, MACHFUD
Jurnal Kajian Pendidikan Teknik Bangunan Vol 2, No 2/JKPTB/18 (2018): Wisuda ke-92 Periode 2 Tahun 2018
Publisher : Jurnal Kajian Pendidikan Teknik Bangunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Badan Nasional Satuan Pendidikan (2010) menyatakan bahwa tujuan pendidikan merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh para siswa pada abad ke-21 mendatang. Tantangan tersebut antara lain pembelajaran harus berpusat pada siswa, belajar menggunakan aneka sumber belajar, pembelajaran menggunakan pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterlaksanaan penerapan model pembelajaran CTL, respon siswa, dan hasil belajar. Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen dengan metode True Experimental Design yaitu dengan menggunakan tipe Posttest-Only Control Design, dilaksanakan di SMKN 3 Surabaya semester genap tahun ajaran 2017/2018. Teknik analisis data berupa analisis perangkat pembelajaran, analasis keterlaksanaan pembelajaran, analisis respon siswa, dan analisis hasil belajar. Penelitian penerapan model Contextual Teaching And Learning (CTL) didapatkan empat hasil. (1) kelayakan perangkat dengan presentase rata-rata 87,97% dengan kategori Sangat Valid (SV), (2) keterlaksanaan model pembelajaran CTL dengan presentase rata-rata untuk pertemuan pertama sebesar 82,8% dengan kategori Sangat Baik (SB) dan untuk pertemuan kedua sebesar 95,3% dengan kategori Sangat Baik (SB), (3) respon siswa terhadap penerapan model CTL mendapat presentase sebesar 83,87% dengan kategori Sangat Baik (SB), (4) hasil belajar memperoleh nilai rata-rata 85 untuk kelas eksperimen dan untuk kelas kontrol sebesar 78. Kata Kunci : Contextual Teaching And Learning, Peralatan Survey dan Pematan Abstract The National Board of Education Unit (2010) states that the goal of education is a challenge that must be faced by students in the coming 21st century. These challenges include learning to be student-centered, learning to use various learning resources, learning using approach Contextual Teaching And Learning (CTL). This study aims to determine the implementation of the implementation model of learning CTL, student responses, and learning outcomes. The research used is experimental research with method True Experimental Design by using Posttest-Only Control Design type, implemented in SMKN 3 Surabaya even semester of academic year 2017/2018. Data analysis techniques such as learning device analysis, instructional learning analysis, student response analysis, and analysis of learning outcomes. Research application of Model Contextual Teaching And Learning (CTL) obtained four results. (1) the feasibility of the device with an average percentage of 87.97% with the category of Very Valid (VV); (2) the implementation of CTL learning model with average percentage for the first meeting of 82.8% with Very Good category (VG) and for the second meeting of 95.3% with Very Good category (VG), (3) student response to the implementation of CTL model got a percentage of 83.87% with Very Good category (VG), (4) Learning outcomes obtained average score 85 for the experimental class and for the control class of 78. Keywords: Contextual Teaching And Learning, Surveying and Mapping Equipment.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI MENERAPKAN PROSES PELAKSANAAN PEKERJAAN DASAR – DASAR SURVEY DAN PEMETAAN DIKELAS X SMK NEGERI 3 SURABAYA ADHAR, MUHAMMAD; RIDWAN, MACHFUD
Jurnal Kajian Pendidikan Teknik Bangunan Vol 5, No 1 (2019)
Publisher : Jurnal Kajian Pendidikan Teknik Bangunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakKemajuan dari tahun ke tahun berkembang sangat pesat, baik dalam pembangunan maupun SDM, khususnya dalam bidang pendidikan. Tenaga pengajar di tuntut untuk selalu berinovasi dalam mengajar dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat sehingga siswa dapat memahami dan mengerti apa yang di ajarkan. Berdasarkan hasil survey ke SMKN 3 Surabaya rendahnya keaktifan belajar siswa terlihat dalam pembelajaran Ilmu Ukur tanah. Metode yang digunakan adalah metode pembelajaran langsung yang kegiatan kegiatan belajar mengajarnya hanya berpusat pada guru sebagai sumber informasi, diperlukan pemecahan masalah dalam proses belajar mengajar khususnya permasalahan mengenai hasil belajar dan pemahaman siswa.Untuk dapat memecahkan masalah tersebut perlu adanya model pembelajaran baru yang inovatif, salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan yaitu model pembelajaran Quantum Learning.Masih jarangnya penggunaan pembelajaran humanistik model Quantum Learning pada Sekolah menengah kejuruan khususnya pada siswa jurusan Teknik Gambar Bangunan (TGB) dapat menjadi inovasi baru sebagai alternatif model pembelajaran.Pembelajaran kuantum dapat dikatakan sebagai model pembelajaran yang menekankan untuk memberikan manfaat yang bermakna dan juga menekankan pada tingkat kesenangan dari peserta didik atau siswa.Jenis penelitian yang dilakukan adalah desain eksperimen dengan bentuk desain penelitian True Eksperimental Design menggunakan rancangan Pretest-Posttest Control Group Design, yaitu rancangan yang menggunakan dua kelas sebagai subjek penelitian yang dipilih secara randomHasil pretest berdistribusi normal atau kemampuan siswa kelas kontrol dan ekperiment sebelum diberi perlakuan adalah sama.Dimana skor kelas eksperimen yang menggunakan metode Quantum Learning lebih baik dibandingkan purata skor kelas kontrol pada test posttestBerdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian yang meliputi pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup dapat disimpulkan bahwa keterlaksanaan metode Quantum Learning lebih baik dibandingkan keterlaksanaan metode pembelajaran langsung, didapatkan hasil rata ? rata sebesar 94,87% pada kelas kontrol yang menggunakan metode pembelajaran langsung dan hasil rata ? rata sebesar 97,48% bagi kelas eksperimen yang menggunakan metode Quantum Learning. hasil hitung uji t dengan bantuan SPSS 16, didapatkan hasil penerapan metode penerapan metode Quantum Learning lebih unggul untuk meningkatkan hasil belajar daripada metode pembelajaran langsung. seperti yang bisa di lihat pada hasil dari hitung > tabel pada pretest (18,05 > 6,236) dan pada posttest (18,05 > 14,647) yang semakin mendukung bahwa pembelajaran Quantum Learning lebih unggul dibandingkan metode pembelajaran langsung, yang berarti pembelajaran Quantum Learning dapat meningkatkan hasil belajar dibanding pembelajaran metode langsung dengan hasil rerata 74,11 pada kelas eksperiment dan 57,32 pada kelas kontrol saat pretest dan meningkat menjadi rerata 81,79 pada kelas eksperiment dan 63,11 pada kelas kontrol saat posttest. Kata kunci : Desain Eksperimen, Quantum Learning,Ilmu Ukur Tanah.AbstractProgress of the era from year to year developed very rapidly, both in development and human resources, especially in the field of education. Teachers in demand to always innovate in teaching by using the right model of learning so that students can understand and understand what is being taught. Based on the survey results to SMKN 3 Surabaya, the low activity of student learning is seen in the study of soil science. The method used is a direct learning method that the activities of teaching and learning activities are only centered on the teacher as a source of information, needed masala h solution in the teaching and learning process, especially problems about student learning outcomes and understanding. To solve the problem need new innovative learning model, one of the learning model that can be used is Quantum Learning learning model .The rarely used humanistic learning model of Quantum Learning in Vocational High School, especially in Building Materials Engineering (TGB) students can be a new innovation as an alternative learning model. Pembelajaran quantum can be regarded as a model of learning that emphasizes to provide significant benefits and also emphasizes the n kesenanga levels of learners or students.The type of research conducted is experimental design with the form of research design True Experimental Design using Pretest-Posttest Control Group Design design, which is a design that uses two classes as research subjects selected by randomThe pretest of pretest normal distribution or the ability of the control and experimental class students before being treated is the same. Whereas the experimental class using Quantum Learning method is better than the control class score on the posttest test. Based on the results of analysis and discussion of research results covering the introduction, core activities, and cover can be concluded that the implementation of Quantum Learning method is better than the direct learning method, the result of average is 94,87% in control class using direct learning method and the average result is 97,48% for experimental class using Quantum Learning method . the result of t test with SPSS 16 help , the result of application of Quantum Learning method is superior to improve learning result than direct learning method. as can be seen on the results of t count> t table on the pretest (18.05>6.236) and at posttest (18.05>14.647), which grew Supports that Quantum Learning is superior than immediate learning method, which means learning Quantum Learning can improve learning outcomes compared directly with the learning method the average yield of 74.11 in the experimental class and 57.32 in the control class at pretest and increased to a mean of 81.79 in the experimental class and 63.11 in the control class at posttest. Keywords : Design Experimentation, Quantum Learning, Soil Measurement Science