Abdul Aziz Muslim
Institut Teknologi dan Bisnis Asia Malang

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Terapi Kontrol Diri untuk mengurangi perilaku merokok ringan pada remaja Abdul Aziz Muslim
Procedia : Studi Kasus dan Intervensi Psikologi Vol. 2 No. 1 (2014): Procedia : Studi Kasus dan Intervensi Psikologi
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/procedia.v2i1.16269

Abstract

Subjek adalah laki-laki berusia 16 yang saat ini kelas 3 SMP di kota Malang. Subjek memiliki permasalahan perilaku merokok ringan, subjek ingin berhenti merokok karena berpengaruh pada aktivitas sepak bolanya yang semakin lama subjek tidak mampu bermain fulltime. Subjek tidak mampu berhenti karena lingkungan yang kurang mendukung. Asesmen dengan wawancara kepada subjek dan orang tua, menggunakan tes MBTI dan self report. Metode terapi kontrol diri subjek ditargetkan mampu berhenti merokok. Hasil dari terapi yang dilakukan selama 6 sesi, subjek mampu berhenti merokok yang awalnya lima batang dalam sehari pada akhir terapi subjek mampu berhenti merokok tapi masih ada keinginan bila melihat ada yang merokok. Pada tahapan follow-up subjek sudah mampu untuk mengontrol keinginan untuk merokok.
Pembelajaran Yang Asyik Tanpa Mengusik: Paradigma Baru dalam Pembelajaran Abad 21 Tri Wahyuni; Abdul Aziz Muslim
Educatio Vol 17 No 2 (2022): Educatio: Jurnal Ilmu Kependidikan
Publisher : Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29408/edc.v17i2.9471

Abstract

Pembelajaran di dalam ruang kelas sejatinya harus menjadi aktivitas dan kegiatan yang menyenangkan dengan suasana yang saling menghormati dan menghargai antara satu dengan yang lainnya baik pengajar ataupun peserta didik itu sendiri. Namun sangat disayangkan bahwa saat ini dunia pendidikan telah banyak mengalami pergeseran. Pengajar yang seharusnya melindungi peserta didik malah melakukan tindakan yang sebaliknya. Peserta didik yang seharusnya bisa saling bekerja sama dalam mencapai tujuan yang sama malah saling menyakiti dan menjatuhkan. Lebih mirisnya lagi, pendidik yang harusnya menggantikan peran orang tua malah menjadi pelaku kekerasan. Perilaku-perilaku tersebut tidak hanya menjatuhkan secara fisik namun banyak juga yang menyakiti dan melukai psikis/mental peserta didik lain. Hal ini sudah selayaknya menjadi perhatian serius dari semua pihak guna keberhasilan pendidikan di Indonesia. Selanjutnya, bagaimana peran pihak-pihak terkait terhadap permasalahan pendidikan ini guna menciptakan pembelajaran yang asyik tanpa mengusik? Artikel ini akan memberikan jawabannya.