p-Index From 2020 - 2025
0.408
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Agrokompleks Lutjanus
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Formulasi minuman imunomodulator dari biji kakao pilihan klon Sulawesi Barat dengan penambahan kayu manis (Cinnammomum cassia) Nur Fitriani Usdayana Attahmid; Abdul Rauf; Muhammad Yusuf
Agrokompleks Vol 21 No 2 (2021): Agrokompleks Edisi Juli
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51978/japp.v21i2.333

Abstract

Polifenol merupakan senyawa alami yang ditemukan pada tumbuhan, salah satunya pada buah kakao. Senyawa ini memiliki kemampuan sebagai antioksidan, anti aging (anti penuaan dini), anti inflamasi dan anti diabetes. Pada biji kakao tanpa fermentasi mengandung berbagai senyawa polifenol, sekitar 60% total polifenol berupa monomer-monomer flavanol (epikatekin dan katekin) dan oligomer prosianidin (dimer dan dekamer) dengan konsentrasi yang bervariasi. Komponen senyawa ini mempunyai aktivitas antioksidan yang kuat dengan sifat-sifat fisiologis yaitu menghambat aktivitas α-amilase dan α-glukosidase. Penelitian ini bertujuan untuk formulasi minuman imunomodulator dari pencampuran biji kakao dan kayu manis, serta mengkarakterisasi aktivitas penghambatan α-glukosidase, polifenol dan organoleptik pada produk tersebut. Karakterisasi minuman imunomodulator untuk kadar polifenol menggunakan metode folin ciocalteau, kadar air dan kelarutan dengan metode AOAC, metode DPPH untuk aktivitas penghambatan enzim α-glukosidase, serta analisis sensori menggunakan metode hedonic tingkat kesukaan. Formulasi terbaik pada sampel A1 (10% bubuk kayu manis) menghasilkan kadar polifenol 251.12 mg GAE/g, aktivitas penghambatan enzim α-glukosidase 794.9 ppm, kadar air 4.62% dan kelarutan 72.54%. sedangkan formulasi sampel A5 disukai konsumen dari segi rasa dan aroma. Hasil penelitian ditemukan adanya efek antiglikemik dari tanaman kayu manis (Cinnamomum cassia) yang dapat dikembangkan sebagai minuman imunomodulator bagi penderita diabetes mellitus.
Desain Perangkap Lipat Kepiting di Perairan Pancana, Barru Sulawesi Selatan. Abdul Rauf
Lutjanus Vol 26 No 2 (2021): Lutjanus Edisi Desember
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51978/jlpp.v26i2.424

Abstract

Perangkap lipat merupakan pengembangan alat tangkap. Penggunaan trap menghasilkan hasil tangkapan dengan kualitas terbaik. Penelitian ini berfokus pada perairan pancana sejak bulan mei – agustus 2019. Tujuan penelitian untuk meningkatkan produktivitas dan selektivitas modifikasi perangkap lipat kepiting. Berdasarkan penelitian skala laboratorium, maka dibuat modifikasi alat tangkap perangkap lipat yang modelnya berdasarkan perangkap lipat komersil yang digunakan oleh nelayan. Perangkap lipat yang dibuat dalam penelitian ini berukuran 70 cm x 50 cm x 35 cm (p x l x t), dengan sudut kemiringan lintasan pintu masuk 30° dan 40°. Perangkap dibuat dalam dua kelompok yaitu dengan celah dan tanpa celah pelolosan. Ukuran celah pelolosan yang digunakan yaitu 4 cm x 6 cm dan 5 cm x 7 cm. Analisis statistik deskriptif dan parametrik (ANOVA dan uji t), digunakan untuk mengetahui perbedaan diantara perangkap lipat yang di ujicoba. Hasilnya, diketahui bahwa ada pengaruh perbedaan sudut kemiringan lintasan pintu masuk terhadap jumlah hasil tangkapan kepiting pada perangkap lipat (F = 5,458; P = 0,023 < α = 0,05). Sudut kemiringan 30° memberikan hasil tangkapan total atau tangkapan kepiting (utama dan sampingan) yang lebih baik dari sudut 40° ((t hit = 4,407 , P < 0,05), dan dari perangkap lipat komersil yang digunakan nelayan (sudut kemiringan lintasan pintu masuk 20°). Selain itu, diketahui juga bahwa tidak ada perbedaan terhadap tingkat masuknya kepiting ke dalam perangkap antara perangkap lipat tanpa dan dengan celah pelolosan (F = 5,458; P(0,023)<α(0,05)). Berdasarkan analisis terhadap hasil tangkapan yang tertahan dan yang meloloskan diri melalui celah pelolosan pada perangkap lipat, diketahui bahwa celah pelolosan dengan ukuran 4 cm x 6 cm lebih baik dari celah pelolosan lainnya.