Yoan Desianda
Direktorat Teknik dan Lingkungan Mineral dan Batubara, Kementerian ESDM, Provinsi Sumatera Selatan

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

I IMPLEMENTASI KEPMEN ESDM No. 1827 K/30/MEM/2018 TERKAIT KEDALAMAN AKHIR PENAMBANGAN LEBIH DARI 45 METER DALAM PERSPEKTIF ASPEK TEKNIS PERTAMBANGAN DAN ASPEK KONSERVASI MINERAL DAN BATUBARA Yoan Desianda
Jurnal Teknik Patra Akademika Vol 12 No 01 (2021): Jurnal Teknik Patra Akademika
Publisher : Politeknik Akamigas Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (868.288 KB) | DOI: 10.52506/jtpa.v12i01.126

Abstract

Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan Yang Baik, pada Lampiran II tentang Pedoman Pengelolaan Teknis Pertambangan, dan menilik lebih dalam lagi pada halaman 94 huruf (x) menyatakan bahwa dalam hal kedalaman akhir penambangan lebih dari 45 (empat puluh lima) meter maka tersedia dua akses untuk jalan masuk dan jalan keluar. Oleh sebab itu, penulis dalam kesempatan ini akan mencoba menuangkan dalam sebuah tulisan. Penelitian yang digunakan bersifat deskriptif kualitatif. Sample diambil pada kegiatan usaha pertambangan batubara dan perhitungan yang dilakukan pada tambang PT XYZ dengan menggunakan metode tambang terbuka di Provinsi Sumatera Selatan. Analisis data dilakukan berdasarkan beberapa pemodelan akses jalan yang dapat direncanakan dan optimalisasi perolehan batubara yang dapat dicapai dari beberapa pemodelan akses jalan tersebut. Data disajikan dalam bentuk gambar, tabel, narasi dan peta. Jalan tambang/produksi saat ini dengan satu akses jalan masuk dan keluar (dua arah) dengan lebar 25 meter, jumlah cadangan batubara terkira 12.984.664 ton. Pemodelan dengan dua akses jalan terpisah antara OB Hauling dan Coal Hauling dengan lebar jalan 20 m, maka jumlah cadangan batubara terambil berkurang menjadi 8.841.657 ton dengan kedalaman maksimal 140 m atau berdasarkan aspek Konservasi maka cadangan yang bisa diambil akan berkurang sebanyak 4.143.007 ton . Dengan berdasarkan pertimbangan aspek teknis dan aspek konservasi mineral dan batubara, agar cadangan bisa terambil secara optimal, maka pilihan diambil dengan membuat jalan yang sudah ada saat ini dengan lebar 25 m, jalan tersebut akan dimodifikasi dengan membagi lebar jalan menjadi 2 (dua) bagian dengan separator, yaitu 9 m untuk alat angkut batubara dan 13 m untuk alat angkut material OB, sehingga cadangan batubara terkira 12.984.664 ton dapat terambil seluruhnya dengan kedalaman maksimal 200 m.
E EFEKTIFITAS PROSES DATA DRONE DALAM MENGEVALUASI KRITERIA KEBERHASILAN REKLAMASI Kokon Tryanko; Yoan Desianda
Jurnal Teknik Patra Akademika Vol 13 No 01 (2022): Jurnal Teknik Patra Akademika
Publisher : Politeknik Akamigas Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (478.506 KB) | DOI: 10.52506/jtpa.v13i01.144

Abstract

Reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan sepanjang tahapan usaha pertambangan untuk menata, memulihkan, dan memperbaiki kualitas lingkungan dan ekosistem agar dapat berfungsi kembali sesuai peruntukannya. Drone adalah pesawat tanpa awak, dalam perkembangannya dapat dipergunakan untuk melakukan pemetaan, termasuk untuk melakukan penilaian pelaksanaan reklamasi. Namun sejauh mana olahan data drone dapat dipergunakan untuk melakukan penilaian keberehasilan reklamasi. Lokasi penelitian diambil sampel hasil pelaksanaan reklamasi periode 2017-2021 IUP Operasi Produksi PT XYZ di Provinsi Sumatera Selatan. Penelitian dilakukan dengan menganalisis pelaksanaan reklamasi menggunakan hasil olahan data drone dengan bantuan software ArcGIS. Hasil yang didapat bahwa efektifitas olahan data drone dalam mengevaluasi penilaian keberhasilan reklamasi adalah sebesar 57,1429% atau sebanyak 12 (duabelas) parameter dari 21 (dua puluh satu) parameter kriteria keberhasilan untuk kegiatan reklamasi di luar kawasan hutan, sedangkan efektifitas pada kawasan hutan adalah sebasar 76,9231% atau sebanyak 10 (sepuluh) parameter dari 13 (tiga belas) parameter kriteria keberhasilan reklamasi. Adapun untuk parameter standar keberhasilan yang lain masih harus dilakukan dengan peninjauan lapangan.
S SISTEM MANAJEMEN AIR TAMBANG PADA TAMBANG TERBUKA Yoan Desianda; Kokon Tryanko
Jurnal Teknik Patra Akademika Vol 14 No 01 (2023): Jurnal Teknik Patra Akademika
Publisher : Politeknik Akamigas Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52506/jtpa.v14i01.191

Abstract

Salah satu kewajiban dari Pemegang izin usaha pertambangan adalah menyediakan Peta pengelolaan air tambang, dalam pelaksanaannya harus memenuhi ketentuan dalam perundangan yang berlaku. Sistem manajemen air tambang adalah kegiatan pengelolaan air dari hulu sampai dengan hilir pada wilayah IUP, agar air yang keluar tidak mencemari perairan umum akibat dari kegiatan pertambangan. Sistem tersebut dapat disajikan dalam bentuk peta dan tabel yang memberikan keterangan mengenai saluran dan arah penyaliran, lokasi dan dimensi fasilitas penampungan dan pengelolaan air tambang, kapasitas dan jumlah pompa, serta data curah hujan. Pada tulisan ini di ambil sampel perusahaan dalam menyajikan sistem pengelolaan air tambang. Pemodelan peta pengelolaan air tambang dapat dilakukan terpisah antara peta dan tabel, dapat juga kombinasi antara peta dan tabel pengelolaan air tambang.