Juarni Anita
Program Studi Arsitektur Fakultas Arsitektur Dan Desain Institut Teknologi Nasional Bandung

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Perkembangan Kebijakan Publik dan Program Bidang Perumahan dan Permukiman di Indonesia Juarni Anita
Jurnal Arsitektur TERRACOTTA Vol 3, No 1 (2022)
Publisher : Itenas, Institut Teknologi Nasional Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/terracotta.v3i1.5179

Abstract

ABSTRAK Rumah adalah kebutuhan dasar manusia, sebagai tempat tinggal yang melekat sebagai hak asasi manusia. Semakin bertambah jumlah penduduk di Indonesia, kebutuhan rumah semakin terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini menjadi masalah karena penyediaan rumah tidak mudah akibat mahalnya biaya pembangunan rumah dan harga tanah. Pemerintah harus ikut terlibat dalam penyediaan rumah bagi rakyat. Keterlibatan pemerintah dalam pengaturan perumahan memunculkan berbagai kebijakan publik dan program di bidang perumahan dan permukiman. Tujuan penelitian untuk mendata berbagai kebijakan publik dan program pemerintah di bidang perumahan sejak masa kolonial Belanda hingga saat ini. Metode penelitian adalah metode kualitatif dan bersifat deskriptif. Penelitian ini berisi deskripsi tentang definisi kebijakan dan program, berbagai kebijakan publik dan program di bidang perumahan yang dibagi berdasarkan empat periode waktu: a) masa kolonial Belanda, b) masa Orde Lama, c) masa Orde Baru, dan d) masa Reformasi. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa pemerintahan kolonial Belanda lebih fokus pada kebijakan penyediaan rumah bagi orang Belanda dan program perbaikan kampung. Pemerintah Indonesia mulai membentuk lembaga untuk penyediaan perumahan rakyat pada masa Orde Lama. Perubahan signifikan pada masa Orde Baru yaitu pendirian lembaga yang menjadi tonggak penting untuk pembangunan perumahan, yaitu Perum Perumnas, BTN, dan REI dengan program rumah sederhana, rumah susun sederhana, dan mengembangkan perumahan skala besar. Masa Reformasi, kebijakan paling signifikan adalah berbagai skema bantuan keuangan untuk menstimuli percepatan penyediaan satu juta rumah pertahun dan pembangunan rumah layak huni (bantuan stimulan perumahan swadaya). Kata kunci: kebijakan publik, program bidang perumahan, Indonesia ABSTRACT The house is a basic human need, as a place to live that is inherent as a human right. The increasing number of people in Indonesia, the need for housing continues to increase from year to year. This is a problem because the provision of houses is not easy due to the high cost of building houses and land prices. The government must be involved in providing housing for the people. The government's involvement in housing regulation gave rise to various public policies and programs in the housing sector. This study aims to record and collect various government policies and programs in the housing sector, starting from the Dutch colonial period until now. The research method used in this study is a qualitative and descriptive method. This study contains a description of the definition of policies and programs, various public policies and programs in the housing and settlement sector which are divided according to four time periods: a) the Dutch colonial period, b) the Old Order period, c) the New Order period, and d) the Reformation period. The results showed that the Dutch colonial government was more focused on the policy of providing houses for the Dutch and the village improvement program. The Indonesian government began to establish institutions for the provision of public housing during the Old Order. Significant changes during the New Order era were the establishment of institutions that became important milestones for the housing, namely Perum Perumnas, BTN, and REI with programs for simple houses, simple flats, and developing large-scale housing. During the Reformation period, the most significant policies were various financial aid schemes to stimulate the acceleration of the provision of one million houses per year and the construction of livable houses (aid to stimulate self-help housing). Keywords: public policies, housing programs, Indonesia
Perencanaan Kampung Bahari Sebagai Upaya Keberlanjutan, Perkampungan Nelayan Tambak Lorok, Semarang Juarni Anita
Jurnal Arsitektur TERRACOTTA Vol 1, No 3 (2020)
Publisher : Itenas, Institut Teknologi Nasional Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/terracotta.v1i3.4102

Abstract

AbstrakPerkampungan nelayan Tambak Lorok di Semarang Utara merupakan kawasan rawan banjir karena kondisi permukaan tanah mengalami penurunan setiap tahun. Penduduk pun terus bertambah menyebabkan perkampungan semakin padat dan menjadi kumuh. Masyarakat melakukan penyesuaian rumah untuk menghindari banjir menyebabkan bentuk dan tinggi rumah beraneka ragam. Pada tahun 2015, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melakukan program Penataan Kawasan Permukiman Nelayan dan Tepi Air di Tambak Lorok. Pemerintah Kota Semarang pun memasukkan Tambak Lorok dalam program Kampung Bahari untuk pembangunan keberlanjutan dan pengentasan kekumuhan dan kemiskinan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembangunan keberlanjutan di kawasan pesisir dengan konsep Kampung Bahari di Tambak Lorok. Hal ini penting karena perkampungan ini bisa menjadi model percontohan di kawasan pesisir lain yang rawan banjir. Metoda penelitian bersifat kualitatif dan deskriptif dengan sumber data primer melalui survey dan data sekunder melalui berbagai studi pustaka. Hasil penelitian memberikan deskripsi tentang konsepsi Kampung Bahari, yaitu perkampungan  nelayan yang terintegrasi dengan pusat ekonomi dan perdagangan, industri perikanan, serta pusat wisata bahari. Keberlanjutannya harus didukung oleh infrastruktur seperti tanggul laut, kemudahan akses jalan, tersedianya air bersih, kelancaran drainase, pengelolaan  limbah dan sampah, tersedianya ruang terbuka hijau untuk keasrian kawasan pesisir. Pengelolaan perkampungan harus melibatkan pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat setempat.Kata kunci: kampung bahari, keberlanjutan, perkampungan nelayan, Tambak Lorok AbstractTambak Lorok fishing village in North Semarang is a flood-prone area because the soil surface conditions have decreased every year. The population continued to grow, causing the village to become denser and slum. The communities adjusted their houses to avoid flooding causing the various shapes and heights of houses. In 2015, the Ministry of Public Works and Public Housing implemented a program of Fishermen Residential Area Arrangement and Waterfronts in Tambak Lorok. The Semarang City Government has included Tambak Lorok in the Kampung Bahari program for sustainable development and alleviating slums and poverty. This study aims to describe the sustainable development of coastal area with the concept of Kampung Bahari in Tambak Lorok. This is important because this village can be a pilot model in other coastal areas that are prone to flooding. The research method was qualitative and descriptive with primary data sources through surveys and secondary data through various literature studies. The results of the study provided a description of the conception of Kampung Bahari, a fishing village integrated with the center of economy and trade, the fishing industry, and the center of marine tourism. Its sustainability must be supported by infrastructure such as sea dikes, easy access to roads, availability of clean water, smooth drainage, waste and trash management, availability of green open spaces for the beauty of coastal areas. Village management must involve the central government, local government, and local communities. Keywords: maritime village, sustainability, fishing village, Tambak Lorok