Retno Hendrastuti
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

VARIASI PENGGUNAAN BAHASA PADA RUANG PUBLIK DI KOTA SURAKARTA Retno Hendrastuti
Kandai Vol 11, No 1 (2015): KANDAI
Publisher : Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (103.585 KB) | DOI: 10.26499/jk.v11i1.214

Abstract

Penggunaan bahasa pada ruang publik di Kota Surakarta sangat bervariasi, tetapi karena berbagai cara dan alasan seringkali menyimpang dari aturan. Kajian ini bertujuan menjelaskan penggunaan, penyimpangan, serta penyebab penyimpangan penggunaan bahasa Indonesia pada ruang publik di Kota Surakarta. Data dikumpulkan dengan teknik observasi dan diambil melalui teknik purposive sampling. Data yang dikumpulkan berupa nama bangunan, jalan, permukiman, merek dagang, lembaga, rambu umum, fasilitas umum, spanduk, iklan, dsb. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) bahasa yang digunakan pada ruang publik di Kota Surakarta terdiri atas 10 jenis, yaitu: (i) bahasa Indonesia, (ii) bahasa Jawa, (iii) bahasa Inggris, (iv) bahasa asing lainnya, (v) campuran bahasa Indonesia dan Jawa, (vi) Indonesia dan Inggris, (vii) Indonesia dan bahasa asing lain, (viii) Indonesia, Jawa, dan Inggris, (ix) Jawa dan Inggris, dan (x) Indonesia, Inggris, dan bahasa asing lain; (2) penyimpangan penggunaan bahasa yang ditemukan berupa penyimpangan kaidah ejaan, diksi, dan struktur; (3) ada dua faktor penyebab penyimpangan dalam penggunaan bahasa Indonesia pada ruang publik di Kota Surakarta, yaitu (i) faktor kesengajaan: (a) gaya bahasa, (b) tidak tersedianya kosakata, dan (c) kebutuhan sinonim, serta (ii) faktor ketidaksengajaan: (a) pengetahuan yang terbatas, (b) kedwibahasaan karena bahasa daerah dan bahasa asing, serta (c) menghilangnya kata karena jarang digunakan.
PERBANDINGAN ISTILAH PERKAWINAN MASYARAKAT SEDULUR SIKEP SUKOLILO DENGAN ISTILAH PERKAWINAN MASYARAKAT JAWA STANDAR Retno Hendrastuti
Metalingua: Jurnal Penelitian Bahasa Vol 15, No 1 (2017): METALINGUA EDISI JUNI 2017
Publisher : Balai Bahasa Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (444.675 KB) | DOI: 10.26499/metalingua.v15i1.156

Abstract

Sedulur Sikep community have a different tradition concerning the life cycle,including marriage. This descriptive qualitative paper uses an ethnolinguisticapproach which aims at identifying the similarities and the differences in theSedulur Sikep of Sukolilo, Pati, West Java, community’s marriage tradition and thatof the standard Javanese community’s. The data were taken from the Sedulur SikepSukolilo community’s marriage terms which were collected using observations andinterviews. The result showed that there were eleven marriage terms of SedulurSikep community’s which were similar to those of the standard Javanese community’sterms concerning abstract and concrete objects representing conditions of marriage;there were ten identical terms containing different meaning concerning marriagevows and family trees; there were five different words containing the same meaningconcerning rituals and stages of marriage. In general, the Sedulur Sikep’s marriagetradition was very simple and different as a reflection of a different way of life.AbstrakSedulur Sikep memiliki tradisi yang berbeda berkaitan dengan daur kehidupan,termasuk perkawinan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatifdengan pendekatan etnolinguistik yang bertujuan mengidentifikasi persamaan danperbedaan istilah dalam tradisi perkawinan masyarakat Sedulur Sikep Sukolilo, Pati,Jawa Tengah dengan istilah standar perkawinan masyarakat Jawa Tengah. Datapenelitian ini berupa istilah-istilah perkawinan masyarakat Sedulur Sikep Sukolilo,Pati, Jawa Tengah. Adapun pengumpulan data dilakukan dengan observasi sertawawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada sebelas istilah perkawinanmasyarakat Sedulur Sikep yang sama dengan perkawinan masyarakat Jawastandar yang terkait dengan benda abstrak dan konkret yang mewakili kondisi danpersyaratan perkawinan; ada sepuluh istilah yang sama dengan makna yang berbedaterkait dengan istilah ikrar perkawinan dan silsilah keluarga; serta ada lima istilahyang berbeda dengan makna yang sama atau hampir sama terkait dengan ritual sertatahapan perkawinan. Secara umum tradisi perkawinan masyarakat Sedulur Sikepsangat sederhana dan berbeda sebagai refleksi sikap hidup yang berbeda.