Foriyani Subiyatningsih
Balai Bahasa Jawa Timur

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

BAHASA PEJABAT: STUDI KASUS PEMAKAIAN BAHASA WALIKOTA SURABAYA TRI RISMAHARINI (Language of The Public Leader: Case Study of The Language Used by Tri Rismaharini, Mayor of Surabaya) Foriyani Subiyatningsih
Kandai Vol 14, No 2 (2018): KANDAI
Publisher : Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (128.569 KB) | DOI: 10.26499/jk.v14i2.480

Abstract

Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah pemakaian bahasa Tri Rismaharini sebagai manifestasi Wali Kota Surabaya? Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan pemakaian bahasa Tri Rismaharini sebagai manifestasi Wali Kota Surabaya dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Sumber data berupa kalimat yang diucapkan oleh pejabat Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang dimuat pada media daring dan luring, baik pemakaian bahasa dalam situasi resmi maupun situasi tidak resmi. Pengumpulan data menggunakan metode simak. Analisis data menggunakan metode agih, metode komparatif, dan metode padan kontekstual. Hasil penelitian berupa: (1) pemakaian bahasa yang berfungsi: (a) menciptakan keakraban, (b) ekspresi personal dan lembaga, (c) pemaksa orde Kota Surabaya, (d) deskriptif komparatif, (e) media integrasi dan adaptasi sosial, (f) nasihat, (g) bentuk direktif, (h) karakter sebagai penguasa, dan (i) kata ganti persona dan penunjuk; (2) pemakaian ragam bahasa lisan yang ditandai dengan: (a) kalimat yang tidak lengkap, (b) kalimat-kalimat pendek dekoratif aktif, (c) repetisi ide, (d) sapaan bentuk ringkas, (e) kata penghubung jadi, kalau, dan tetapi, dan (f) kata tunjuk, partikel, serta interjeksi; (3) pemakaian campur kode, berupa campur kode ke dalam dan campur kode ke luar, dan (4) gaya bahasa yang sering digunakan adalah gaya bahasa repetisi, erotesis, pleonasme, hiperbol, tautology, dan antithesis. (The goal of this study is to describe how Tri Rismaharini used the language as a form of manisfestation as The Mayor of Surabaya. This research use qualitative-descriptive approach. the data source on the research is the spoken words by the Mayor of Surabaya Tri Rismaharini that published in online and offline media which used in formal and non- formal situation. the method used in collecting data is using observational method. Data analysis using agih method, comparative method, and contextual matching method. Expected results of this research are showing: (1) the usage of the language that function as: (a) creating intimacy, (b) personal and institutional expression, (c) official statement and order of the government of Surabaya, (d) comparative descriptive, (e) media integration and social adaptation, (f) advice, (g) directive form, (h) character as the ruler, (i) pronounce of the persona and indicator, (2) the usage of spoken language variety which indicated by: (a) incomplete sentence, (b) active-declarative short sentences, (c) repetition of idea, (d) short form greeting, (e) conjunction therefore, if, and but, and (f) pointing words, particle, and interjection; (3) the usage of mixed code, in form of mixed code inside and mixed code outside, and (4) frequently used language style are repetition, eroticism, pleonasm, hyperbolic, tautology, and antithesis.) 
SIKAP BAHASA REMAJA: KASUS PEMAKAIAN BAHASA INDONESIA DALAM RUBRIK “DETEKSI” JAWA POS Foriyani Subiyatningsih
Madah: Jurnal Bahasa dan Sastra Vol. 7 No. 2 (2016): Jurnal Madah
Publisher : Balai Bahasa Provinsi Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31503/madah.v7i2.46

Abstract

Teenagers language is considered as variant of Indonesian language which socially mark that the social group who uses such language are teenagers. In various contexts, the using of teenagers language shows different forms. The using of Indonesian language in rubric “Deteksi” Jawa Pos brings particularity, syntactic, and lexicon level. This article aims to describe the language attitude of teenagers with using not standardized indicator of Indonesian language in rubric “Deteksi” Jawa Pos. The data in this research is in using Indonesian language in the forms of words, phrases and sentences. The method used in thisresearch is qualitative method. Data collection was conducted by using observation method and taking note technique. The data analyzing applied distributional method. The research result shows that (1) there are some not- standardized indicators in rubric “Deteksi” Jawa Pos such as interferences, code mixing, and unexamined spelling in writing forms and (2) teenegers language attitude in term of the awareness of language norm.
KARAKTERISTIK PEMAKAIAN BAHASA DALAM TULISAN PADA BODI BEMO DAN TRUK DI SURABAYA Foriyani Subiyatningsih
Ranah: Jurnal Kajian Bahasa Vol 2, No 1 (2013): Jurnal Ranah
Publisher : Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (9411.133 KB) | DOI: 10.26499/rnh.v2i1.53

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan karakteristik pemakaian bahasa dalam tulisan pada bodi bemo dan truk di Surabaya. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif. Data penelitian adalah penggunaan satuan lingual berupa kata, frasa, klausa, dan kalimat pada bodi bemo dan truk yang melintas di sepanjang jalan di Surabaya dan tulisan pada truk yang dimuat di internet. Penyediaan data dilakukan dengan menggunakan metode simak dan catat, dengan teknik sadap dan dengan teknik lanjutan teknik catat. Analisis data menggunakan metode agih (beserta teknik-tekniknya). Penelitian ini menghasilkan hal-hal, antara lain berupa (1) perubahan fonem, (2) pelesapan dan penambahan fonem, (3) kata bahasa Inggris dibaca dengan lafal bahasa Indonesia atau bahasa Jawa, (4) kata bahasa Inggris ditulis sesuai dengan lafal bahasa Indonesia, (5) bilangan dan angka sebagai representasi huruf, suku kata, atau kata, (6) singkatan, (7) akronim, (9) bentuk plesetan, (10) penulisan kata yang bervariasi, dan (12) tulisan yang disertai lukisan.