Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Majalah Geografi Indonesia

Strategi Peningkatan Pendapatan Petani Kopi Menggunakan Analisis Rantai Nilai dan Sumber Penghidupan Abdur Rofi
Majalah Geografi Indonesia Vol 32, No 1 (2018): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1116.937 KB) | DOI: 10.22146/mgi.33424

Abstract

Kopi merupakan komoditas global yang dengan nilai tambah dan potensi ekspor untuk negara-negara penghasil kopi. Sektor kopi Indonesia didominasi oleh produsen kecil. Pulau Flores- Propinsi Nusa Tengga Timur termasuk di Desa Baofeo, dikenal sebagai penghasil kopi berkualitas tinggi namun produksinya rendah. Studi ini bertujuan untuk mengkaji strategi peningkatan pendapatan petani kopi di Desa Baofeo.  Analis rantai nilai dan sumber penghidupan digunakan dalam studi ini. Data-data dikumpulkan melalui wawancara dengan pelaku budi daya di dalam rantai nilai, FGD, dan workshop validasi dengan stakholder terkait.  Penelitian ini menunjukkan bahwa pendapatan petani Boafeo dari kopi masih tergolong rendah. Rendahnya penghasilan ini disebabkan oleh produktivitas yang rendah rendah (300kg/ha) dibandingkan dengan potensi yang dapat dicapai (1.000 kg/ha) dan rendahnya harga jual kopi. Industri pengolahan yang ada di desa belum memberikan kontribusi terhadap perbaikan harga biji kopi petani, dan keberadaan pasar kopi spesial dengan harga yang baik di Flores belum dapat diakses oleh petani.
Dampak Gempa Lombok dan Sumbawa 2018 Terhadap Sumber Penghidupan dan Strategi Kelangsungan Hidup Keluarga Korban Abdur Rofi; Humam Zarodi
Majalah Geografi Indonesia Vol 34, No 2 (2020): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/mgi.49132

Abstract

Abstrak. Gempa Lombok dan Sumbawa 2018 mengakibatkan 564 kematian, 1.584 luka-luka, dan 396.032 warga mengungsi. Selain itu, gempa tersebut merusak 239.954 rumah. Studi ini dilakukan untuk mengkaji lebih jauh dampak gempa terhadap sumber penghidupan keluarga korban dan stategi kelangsung hidup mereka pasca gempa. Studi ini menggunakan data mentah dari survei rumah tangga korban yang dilakukan oleh UNDP. Jumlah sampel yang adalah 770 keluarga yang diambil secara sistematik random sampling dari daftar keluarga korban gempa di 7 kecamatan. Data dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Studi ini menemukan bahwa gempa berdampak pada penghidupan 74,32% rumah tangga yang tersebar di seluruh kabupaten. Dampak paling signifikan adalah berkurangnya pendapatan, kehilangan pekerjaan, berkurangnya kemampuan fisik untuk bekerja, hilangnya pemasok dan pasar. Dampak tersebut bervariasi antar kabupaten/kota. Untuk mengatasi terganggunya sumber mata pencaharian, kegiatan/upaya keluarga korban antara lain meminjam, mengurangi konsumsi, menjual aset, dan berganti pekerjaan. Abstract.The 2018 Lombok and Sumbawa earthquakes resulted in 564 deaths, 1,584 injuries, and 396,032 residents displaced. Also, the earthquake damaged 239,954 houses. This study is conducting to examine further the impact of the earthquake on the livelihoods and  livelihood strategy. This study uses raw data from the household survey. The total sample  was 770 families taken by systematic random sampling from a list of earthquake victim families in 7 districts. Data were analyzed descriptively quantitatively. This study found that the earthquake's impact on livelihoods for 74.32% household spread across all districts. The most significant impact is reduced income, loss of employment, reduced physical ability to work, loss of suppliers and markets. These impacts vary between districts/cities. To overcome the disruption to their livelihood sources, the survivor's family's activities/efforts include borrowing, reducing consumption, selling assets, and changing jobs. 
Distribusi dan Karakteristik Pemuda NEET di Indonesia (Analisis Data Sakernas 2018) Nindya Riana Sari; Sukamdi Sukamdi; Abdur Rofi
Majalah Geografi Indonesia Vol 36, No 2 (2022): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/mgi.59391

Abstract

Abstrak Dalam tujuan kedelapan SDGs tertuang indikator dengan target pemuda, salah satunya mengurangi proporsi pemuda yang Not in Education, Employment, or Training (NEET). Indikator NEET menjadi salah satu ukuran untuk mengukur tenaga kerja yang tidak produktif di kalangan pemuda. Diantara negara-negara ASEAN lainnya, Indonesia menempati posisi pertama negara dengan persentase NEET-nya tertinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran karakteristik pemuda yang berstatus NEET dan sebarannya menurut provinsi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif menggunakan data sekunder. Lebih jauh, data yang digunakan adalah Sakernas 2018. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa 24,07 persen pemuda berstatus NEET. Pemuda yang termasuk dalam NEET didominasi oleh pemuda perempuan, berpendidikan SMA/sederajat, bukan penyandang disabilitas, serta tinggal pada rumah tangga dengan kondisi sosial ekonomi yang cenderung rendah. Oleh karena itu, sebagai upaya mewujudkan target SDGs, berbagai program yang dibuat hendaknya harus didasarkan pada karakteristik pemuda di setiap wilayah Indonesia. Abstract In the SDGs' eighth goal, there are indicators targeting youth, one of which is to reduce the proportion of youth who are not in Education, Employment, or Training (NEET). NEET indicator is one measure to measure unproductive workforce among youth. Among other ASEAN countries, Indonesia ranks first with the highest NEET percentage. This study aims to determine the characteristics of young people with NEET status and distribution by province. This study uses a quantitative approach with descriptive methods using secondary data. The data used is Sakernas 2018. Based on data processing, it shows that 24.07 percent of youth are NEET. Youth who are included in NEET are dominated by the youth who are on average 23 years old, female, high school educated, are not disabled, living in households with socioeconomic conditions that tend to below. Therefore, to realize the SDGs target, various programs made should be based on the characteristics of youth in each region of Indonesia.