Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Penanganan Air Limbah Cucian Alat Gelas Laboratorium dengan Metode Spektrofotometri Menggunakan Pereaksi Biru Metilen Padya Sumarwanto; Yuni Hartati
Indonesian Journal of Laboratory Vol 1 No 1 Tahun 2018
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/ijl.v1i1.40964

Abstract

Limbah cucian alat gelas laboratorium merupakan salah satu limbah yang dapat mencemari lingkungan dan berdampak buruk bagi manusia. Komponen limbah cucian alat gelas laboratorium yang paling utama adalah deterjen dengan bahan aktifnya surfaktan. Dampak lingkungan dengan adanya limbah surfaktan yang di atas ambang maksimal akan berakibat rusaknya air tanah yang akan berimbas pada kesehatan manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar surfaktan dalam air limbah cucian alat gelas laboratorium, dalam jumlah limbah 10 liter perhari. Sampel terdiri dari air limbah bilasan pertama dan air limbah bilasan kedua. Metode penelitian adalah spektrofotometri sinar tampak dengan menggunakan pereaksi biru metilen yang dilanjutkan dengan ekstraksi menggunakan kloroform. Penghitungan kadar didasarkan pada persamaan kurva baku yaitu hubungan absorbansi dari seri konsentrasi larutan standar surfaktan yang berupa dodesil benzene sulfonate (DBS). Hasil pengukuran absorbansi sampel dan perhitungan konsentrasi didapat kadar DBS dari air bilasan pertama adalah 31,3449 + 0,2993 ppm, sedangkan air bilasan kedua adalah 8,98645 + 0,775484 ppm, yang telah melebihi ambang batas maksimal yang diijinkan, yaitu 200 ug/L (Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001). Kesimpulannya penggunaan deterjen untuk mencuci alat gelas dalam laboratorium bisa diminimalkan dengan mengganti dengan mengganti larutan pencuci yang lebih ramah lingkungan.
Air Limbah Air Conditioner (AC) Sebagai Alternatif Pengganti Pelarut Akuades pada Proses Analisis Total Asam pada Salak Pondoh (Salaca edulis) Padya Sumarwanto; Yuni Hartati; Mukhamad Irfan
Indonesian Journal of Laboratory Vol 1 No 3 Tahun 2019
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/ijl.v1i3.48719

Abstract

Kondensasi atau pengembunan dari Air Conditioner (AC) kantor atau laboratorium berupa air, biasanya ditampung ke dalam wadah jerigen atau bahkan dibiarkan menetes di tempat terbuka. Laboratorium Pangan dan Gizi Fakultas Teknologi Pertanian selalu menggunakan AC, sehingga air AC yang terkondensasi di tampung dalam jerigen ternyata air yang dihasilkan cukup banyak untuk setiap harinya. Air ini cukup jernih mirip dengan akuades, sehingga kemungkinan bisa digunakan sebagai pelarut ataupun pengencer dalam analisis total asam pada salak pondoh (Salacca edulis)Tujuan penelitian ini untuk memanfaatkan air AC sebagai pengganti air akuades dalam proses analisis total asam  dengan metode titrasi. Adapun parameter yang diukur meliputi : Total asam, pH, dan berat jenis terhadap air kondensasi AC dengan akuades.Sebagai pembanding digunakan akuades. Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh,berat jenis air AC sebesar 1.006 + 0.001 sedangkan akuades sebesar 1.0152  + 0.0001  kg. m3. Keasaman air AC senbesar 6.28 +  0.01. Sedangkan akuades sebesar 6,8267 + 0.02. Hasil analisis total asam (dihitung sebagai asam tanat) pada salak pondoh (Salacca edulis) dengan pelarut AC sebesar 6,8182 % + 0.02  . Sedangkan dengan pelarut akuades sebesar  6,8237 + 0.007. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa menggunakan air AC sebagai pelarut bisa digunakan untuk analisis total asam.