Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

FAKTOR RISIKO PENYEBAB MUSCULOSKELETAL DISORDERS (MSDs) PADA PEKERJA: A SYSTEMATIC REVIEW Bagus Aprianto; Andika Fajar Hidayatulloh; Febrianti Nasaindah Zuchri; Indah Seviana; Rizki Amalia
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 2 No. 2 (2021): JUNI 2021
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v2i2.1767

Abstract

Pendahuluan: Musculoskeletal Disorders (MSDs) merupakan keluhan yang terjadi pada sistem muskuloskeletal manusia yang dipengaruhi karena adanya ketidakseimbangan yang signifikan dari kapasitas otot dan tulang. Di Indonesia jumlah kasus MSDs yang terdiagnosis sebesar 7,9%. Tiga Provinsi dengan prevalensi tertinggi berdasarkan diagnosis berada di Aceh, Bengkulu dan Bali. Adapun tujuan pada penelitian ini yaitu mengetahui faktor risiko MSDs. Metode: Penelitian ini menggunakan metode penelusuran literatur. Pencarian untuk mendapatkan artikel penelitian menggunakan database online melalui Google Scholar dan GARUDA. Artikel yang dihasilkan dipilih berdasarkan publikasi yang diterbitkan antara tahun 2016 dan 2020. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada dua jenis faktor risiko yang dapat menyebabkan penyakit muskuloskeletal, yaitu faktor risiko individu dan faktor risiko pekerjaan. Simpulan: Simpulan penelitian ini didapati 2 (dua) faktor risiko yang dapat memengaruhi MSDs yang cukup serius pada pekerja yakni faktor individu dan pekerjaan. faktor individu antara lain usia, jenis kelamin, dan faktor psikososial. sedangkan faktor pekerjaan antara lain, beban kerja, masa kerja, postur kerja, iklim kerja, waktu kerja, dan gerakan kerja yang mengulang.
HUBUNGAN PENDIDIKAN ORANG TUA TERHADAP RISIKO STUNTING PADA BALITA: A SYSTEMATIC REVIEW Rizka Yuliana Rachman; Salsabilla Aria Nanda; Ni Putu Ayu Larassasti; Muhammad Rachsanzani; Rizki Amalia
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 2 No. 2 (2021): JUNI 2021
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v2i2.1790

Abstract

Pendahuluan: Stunting adalah keadaan gizi buruk yang menghambat pertumbuhan tinggi badan balita sehingga menyebabkan tinggi badan balita lebih pendek dari tinggi badan rata-rata balita seusianya. Hal ini diakibatkan oleh berbagai macam penyebab dari segala aspek yang meliputi kondisi sosial ekonomi, status gizi ibu hamil, dan makanan yang diberikan saat usia bayi hingga balita. Salah satu faktor yang termasuk ke dalam kondisi sosial ekonomi yaitu tingkat pendidikan orang tua. Di Indonesia, pada tahun 2015 kejadian stunting mencapai angka 29 % dan mengalami penurunan sebesar 1,5 % menjadi 27,5 % di tahun 2016. Peningkatan angka kejadian stunting kembali terjadi di tahun 2017 yaitu sebesar 29,6 % berdasarkan data Pemantauan Status Gizi (PSG). Metode: Penelitian ini menggunakan metode systematic review dengan Search engine yang digunakan dalam penelusuran literatur diantaranya adalah Pubmed, Garuda, Google Scholar, Scopus, dan SpringerLink dengan kata kunci pendidikan orang tua, stunting, anak, parental education, dan Indonesia. Hasil: Hasil penelitian ini menunjukan adanya hubungan antara risiko stunting pada balita dan faktor tingkat pendidikan orang tua. Simpulan: Salah satu dari berbagai faktor yang meningkatkan risiko berpengaruh terjadap peningkatan risiko stunting pada anak usia dibawah lima tahun di Indonesia adalah tingkat pendidikan orang tua. Hal tersebut disebabkan oleh tingkat pendidikan ayah dan ibu secara tidak langsung berhubungan dengan pola hidup sehat dan pendapatan keluarga.
FAKTOR RISIKO KEJADIAN HIPERTENSI PADA REMAJA Diffa Putra Surya; Annisa Anindita; Celika Fahrudina; Rizki Amalia
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 3 No. 2 (2022): Juni 2022
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v3i2.4400

Abstract

Sustainable Development Goals (SDGs) are a world agreement for a long period by maximizing resources as the potential of each country and taking into account sustainable development for the well-being of human, environmental, social, and other parts of life in the world. Health is currently the main problem faced by Indonesia, especially the problem of the double burden of disease, where infectious diseases are still the main focus that must be addressed. However, on the other hand, non-communicable diseases (PTM) also show an increasingly positive trend which has an impact on increasing mortality and morbidity rates in Indonesia. The change in epidemiology from infectious diseases to non-communicable diseases is starting to hit developing countries. Hypertension is a cardiovascular disease that is often found in society, including among teenagers. Thus, hypertension is determined to be a major problem and if not treated immediately it will lead to several complications and become a risk factor for the onset of other diseases, such as stroke, diabetes, kidney failure, and heart disease. Based on the results of Riskesdas 2018, there was an increase in the prevalence of 34.1% in the 18-year age group. This literature review uses a systematic method (systematic review). Research also provides an overview of risk factors that are strongly associated with hypertension in adolescents. The results showed that lifestyle became the main factor accompanied by smoking, diet, physical activity, nutritional status, obesity, and education. This is the basis for determining policies in the prevention and control of hypertension.