Istarno Istarno
Universitas Gadjah Mada

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PEMODELAN TIGA DIMENSI (3D) SALURAN IRIGASI MENGGUNAKAN DATA AIRBORNE LIDAR BATHYMETRY (ALB) DI BENDUNG PEJENGKOLAN, KEBUMEN Mohamad Bagas Setiawan; Istarno Istarno
Elipsoida : Jurnal Geodesi dan Geomatika Vol 2, No 02 (2019): Volume 02 Issue 02 Year 2019
Publisher : Department of Geodesy Engineering, Faculty of Engineering, Diponegoro University,Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/elipsoida.2019.4924

Abstract

Pemerintah Indonesia sedang melakukan kegiatan peningkatan dan pembangunan jaringan irigasi yang ditargetkan selesai pada tahun 2019 (Direktorat Jenderal Sumber Daya Air 2016). Untuk merealisasikan hal tersebut diperlukan metode pengukuran jaringan irigasi secara cepat dan tepat. Salah satu alternatif yang dapat digunakan adalah Airborne LiDAR Bathymetry (ALB). ALB merupakan metode penentuan kedalaman pada perairan jernih dan relatif dangkal seperti dekat pantai dan danau, menggunakan wahana seperti pesawat dengan tinggi terbang rendah serta memancarkan pulsa laser (Guenther 2001). Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji model tiga dimensi (3D) yang direpresentasikan dengan Digital Terrain Model (DTM) dari data pengukuran ALB untuk menentukan kedalaman saluran irigasi. Pada penelitian ini, DTM dibentuk dari dua buah sensor yaitu sensor Near InfraRed (NIR) dan sensor hijau pada saluran irigasi primer, sekunder, dan tersier. Model 3D yang dibentuk menggunakan data sensor NIR mewakili tinggi permukaan air pada saluran, sedangkan model 3D yang dibentuk menggukan data sensor hijau mewakili dasar saluran. Dalam proses pembentukan DTM menggunakan data ALB, perlu diperhatikan proses editing data kedalaman berdasarkan dimensi saluran agar diperoleh hasil yang representatif.
KERAPATAN TITIK PADA HASIL PENGUKURAN AIRBORNE LIDAR BATHYMETRY DI SALURAN IRIGASI, KEBUMEN, JAWA TENGAH Yoanna Anita Christy; Istarno Istarno
Elipsoida : Jurnal Geodesi dan Geomatika Vol 2, No 02 (2019): Volume 02 Issue 02 Year 2019
Publisher : Department of Geodesy Engineering, Faculty of Engineering, Diponegoro University,Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/elipsoida.2019.4890

Abstract

Pemerintah telah mencanangkan rencana pembangunan infrastruktur pertanian yaitu rencana peningkatan dan pembangunan jaringan irigasi serta rehabilitasinya yang ditargetkan selesai pada tahun 2019. Pada tahun 2018, pemerintah melalui Integrated Participatory Development and Management of Irrigation Program (IPDMIP) telah melakukan pilot project untuk keperluan pengelolaan aset dan kinerja sistem irigasi. Kegiatan pilot project dilakukan di jaringan irigasi di Kabupaten Kebumen menggunakan metode Airborne Lidar Bathymetry (ALB). Pengukuran ALB ini merupakan pengukuran yang pertama kali di Indonesia sehingga perlu diketahui kemampuannya dalam pemetaan jaringan irigasi. Salah satu indikator kemampuan ALB adalah kerapatan titik hasil pengukuran. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kerapatan titik pada berbagai jenis saluran irigasi. Hasil kerapatan titik yang paling tinggi dengan sensor NIR dan hijau adalah pada saluran primer. Hal tersebut dapat dikarenakan dimensi saluran irigasi primer paling besar dibandingkan kedua jenis saluran lainnya. Hasil kerapatan titik dengan sensor hijau menunjukkan urutan kerapatan titik dari tinggi ke rendah yaitu saluran primer, tersier, dan sekunder. Hal tersebut dikarenakan pada saluran sekunder terdapat titik-titik bukan dasar perairan yang mempengaruhi daya tembus sinar hijau.