Laili Mahmudah
Magister Linguistik, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Memahami Budaya Masyarakat Pekalongan Melalui Tindak Tutur Direktif di Kampung Batik Kauman Laili Mahmudah; Agus Subiyanto
Anuva: Jurnal Kajian Budaya, Perpustakaan, dan Informasi Vol 4, No 4 (2020): Desember
Publisher : Program Studi Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (524.144 KB) | DOI: 10.14710/anuva.4.4.521-529

Abstract

Budaya termanifestasi dari unsur-unsur yang sangat rumit, diantaranya ialah unsur bahasa. Unsur bahasa biasa dicirikan dari perilaku komunikatif yang digunakan oleh suatu masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Karya tulis ini memaparkan tentang memahami budaya masyarakat Pekalongan melalui salah satu kajian linguistik modern yang pelik untuk dikaji, yaitu tindak tutur direktif. Pendekatan yang digunakan ialah deskriptif kualitatif. Data dalam karya tulis ini diambil dari percakapan pemilik rumah batik dan para pegawai pembuat batiknya. Pertama, percakapan penutur direkam dan dicatat dalam bentuk tulisan. Kemudian data yang didapat dianalisa menggunakan klasifikasi bentuk tindak tutur direktif dari Prayitno. Hasil analisis data yaitu setiap pemilik rumah batik memiliki kecenderungan tersendiri dalam memilih jenis kalimat untuk mengekspresikan bentuk tindak tutur direktif. Di rumah batik Seni Budaya, pemilik lebih sering menggunakan kalimat indirek. Di rumah batik Ratna Asih, pemilik lebih sering menggunakan kalimat direk yang terkesan to the point. Dan di rumah batik Griya Batik Mas, pemilik cenderung menggunakan kalimat indirek. Sehingga, dari observasi yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa budaya masyarakat Pekalongan dalam mengaplikasikan tindak tutur direktif sebagian besar menggunakan kalimat indirect yang merepresentasikan kesopanan dan egaliter. Egaliter yang dimaksud adalah saling menggunakan bahasa halus dan sopan, meskipun tindak tutur tersebut dilakukan oleh pemilik terhadap karyawan.