Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KLAUSA PEMBANDINGAN DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT BAHASA INDONESIA Winda Kartika; Mukhlish Mukhlish
CARAKA Vol 3 No 1 (2016)
Publisher : Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30738/caraka.v3i1.1898

Abstract

The purposes of this research are to describe the comparing conjunction, the nature of the appearance of the conjunction in comparing clause, the position and the structure of the comparing clause, and the disengagement of syntax function in comparing clause in Indonesian compound-complex sentence. This research is a descriptive qualitative research. The data of this research are the compound-complex sentences containing comparing clause. The sources of the data are written ones including those from the daily newspaper, magazines, literature works, and books. The presentation data method is the “simak” method with “simak bebas libas cakap” and note-taking techniques. The data were analyzed using “agih” methode with “bagi unsur langsung” technique, followed by “ganti”, “balik”, “baca markah”, and “lesap” techniques. The presentation methods of the data analysis were done using the informal and informal method. The results of this research are (1) The conjunction in comparing clause in Indonesian compound complex sentence including (a) seperti, (b) bagai(-kan), (c) ibarat, (d) seakan(- akan), (e) seolah(-olah), (f) serasa(-rasa), (g) sebagaimana, (h) laksana, (i) daripada, (j) alih-alih, (k) sebagai, dan (l) bak. (2) The nature of the appearance of the conjunction in Indonesian compound complex sentence is obligatory. (3) The position of comparing clause in a compound complex sentence has the concession of placement. (4). The comparing clause in Indonesian compound complex sentence has the annotation with the structure of Conj Pb+(S)+P+(O)+(Comp)+(Adv).  This  structure  includes  (a)  Conj  Pb+S+P,  (b) Conj Pb+(S)+P, (c) Conj Pb+S+P+O, (d) Conj Pb+(S)+P+O, (e) Conj Pb+S+P+Com, (f) Conj Pb+(S)+P+Comp, (g) Conj Pb+S+P+Adv, (h) Conj Pb+(S)+P+Adv, (i) Conj Pb+S+P+O+Adv, dan (j) Konj Pb+S+P+Comp+Adv. (5) The disengagement of syntax function in comparing clause is in the form of the disengagement of the subject. This can be done when the core clause and comparing clause are conferential.
Pendampingan Pengembangan Ide Konten Kreatif Untuk Pembuatan Konten di Media Sosial pada Tapis Jejama Kham Dini Safitri; Ratu Chaterine Fajri; Winda Kartika; Valdi Mughni Budiman
Devotion: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 3 No. 1 (2025): Desember (Article in progress)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Publikasi Ilmiah, Yayasan Yuta Pendidikan Cerdas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62282/devotion.v3i1.13-22

Abstract

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia, termasuk di Provinsi Lampung. Salah satu UMKM unggulan adalah Tapis Jejama Kham yang memproduksi kain tapis khas Lampung. Namun, pemasaran produknya melalui media sosial belum optimal akibat kurangnya pengetahuan dalam pengembangan konten kreatif. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pemasaran digital melalui pendampingan pengembangan ide konten kreatif di media sosial. Metode pelaksanaan meliputi penyampaian materi, pelatihan praktik langsung, dan evaluasi. Hasilnya menunjukkan peningkatan pemahaman peserta mengenai strategi pemasaran digital, pentingnya storytelling, dan optimalisasi penggunaan platform seperti Instagram dan Tik-Tok. Peserta juga mampu menghasilkan konten yang lebih menarik dan relevan. Kegiatan ini berhasil mengatasi kendala seperti kurangnya pengetahuan digital marketing dan penggunaan media sosial yang belum maksimal. Simpulan dari kegiatan ini adalah strategi konten kreatif berbasis storytelling dan konsistensi dalam pengelolaan media sosial dapat meningkatkan engagement, memperluas jangkauan pasar, serta melestarikan nilai budaya kain tapis. Rekomendasi bagi UMKM adalah membentuk tim digital marketing untuk memastikan keberlanjutan strategi yang telah diajarkan.