Herbasuki Herbasuki
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG HIV-AIDS PADA REMAJA DI KABUPATEN BOYOLALI Sri Iswahyuni; Sri Sayekti Heni S; Herbasuki Herbasuki
Avicenna : Journal of Health Research Vol 2, No 1 (2019): Maret
Publisher : STIKES Mamba'ul 'Ulum Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (210.454 KB) | DOI: 10.36419/avicenna.v2i1.260

Abstract

Latar Belakang : Jumlah pasien HIV/AIDS di dunia terus meningkakat. Di Indonesia termasuk di Kabupaten Boyolali jumlahnya juga terus meningkat. Di Kabupaten Boyolali penemuan kasus baru HIV/AIDS tahun 2015 sebanyak 72 kasus, mengalami peningkatan bila dibanding tahun 2014 sebanyak 43 kasus, dan proporsi penderita HIV/AIDS didominasi kaum laki-laki 65,75% perempuan 34,25%. Bila dilihat dari golongan umur, sebagian besar penderita HIV/AIDS didominasi pada usia produktif 25-49 tahun. Tingkat pengetahuan dan kesadaran mengenai pencegahan HIV/AIDS di sinyalir sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi tingginya peningkatan kasus penderita penyakit HIV/AIDS di masyarakat. Tujuan : Mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap tentang HIV/AIDS pada remaja di Kabupaten Boyolali, terutama di Desa Cabeankunti, Kecamatam Cempogo. Metode : Penelitian ini dilaksanakan dengan pendekatan waktu cross sectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh remaja (Remaja : orang-orang yang berumur 10-19 dan tidak kawin yang tinggal di Desa Cabeankunti, Cempogo, Boyolali sebanyak 201 orang. Sampel diambil dengan purposive sampling dimana jumlah sampel dapat dimaksimalkan yang bisa dijangkau untuk mewakili populasi secara maksimal. Sampel dalam penelitian ini sejumlah 141 responden. Analisis hubungan menggunakan uji korelasi Kendall's tau-b Hasil : Pengetahuan tentang HIV/AID remaja cabeankunti, Cempogo, Boyolali adalah baik : 27 responden atau 19.15 %, cukup 90 responden atau 63.8 % dan kurang 24 responden atau 17.02 %. Sikap remaja terhadap HIV/AIDS. adalah baik 25 (17.73%) responden, cukup 77 (54.61%) responden, kurang 34 (27.66%) responden. Hasil analisis uji korelasi Kendall's tau-b ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan sikap remaja terhadap HIV/AIDS dimana diperoleh nilai p 0.000 dan p < 0.05. Nilai korelasi 0.558 menunjukkan korelasi positif dengan kekuatan korelasi sedang (antara 0.4 - < 0.6) Simpulan : ada hubungan antara pengetahuan dan sikap remaja tentang HID/AIDS di Kabupaten Boyolali.
HUBUNGAN ANTARA VENTILASI DAN KEPADATAN HUNIAN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT ISPA PADA BALITA DI DESA CABEAN KUNTI, KECAMATAN CEPOGO, KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2018 Sri Sayekti Heni Sunaryanti; Sri Iswahyuni; Herbasuki Herbasuki
Avicenna : Journal of Health Research Vol 2, No 2 (2019): Oktober
Publisher : STIKES Mamba'ul 'Ulum Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (286.19 KB) | DOI: 10.36419/avicenna.v2i2.302

Abstract

Latar belakang: Menurut WHO (World Health Organization) pada tahun 2011 di New York jumlah penderita ISPA adalah 48.325 anak dan diperkirakan di negara sedang berkembang berkisar 30-70 kali lebih tinggi dari negara maju dan diduga 20% dari bayi yang lahir di negara berkembang gagal mencapai usia 5 tahun dan 26-30% dari kematian anak disebabkan oleh ISPA. Hal ini dapat dilihat dari tingginya angka kesakitan dan kematian akibat ISPA. Kematian akibat penyakit ISPA pada balita mencapai 12,4 juta pada golongan umur 0-1 tahun dan sebanyak 80,3% kematian ini terjadi di negara berkembang (Kemenkes, 2011). Di Indonesia pada tahun 2013 prevalensi ISPA secara umum mencapai 25,0%, hasil Riset Kesehatan Dasar juga menjelaskan bahwa di Indonesia ISPA merupakan penyakit dengan angka kesakitan paling banyak berada pada kelompok umur balita yaitu sebesar 25,8% pada tahun 2013 dan propinsi Jawa Tengah prevalensi penyakit ISPA secara umum mencapai 26,6% sedangkan prevalensi ISPA pada balita di propinsi Jawa Tengah sebesar 31,5% (Balitbankes RI, 2013). Kondisi sanitasi perumahan yang kurang memenuhi persyaratan tehnis dan hygiene perumahan sehat dapat menimbulkan gangguan kesehatan, misalnya pada penyakit tuberkolosis dan penyakit saluran pernafasan. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara ventilasi dan kepadatan hunian dengan kejadian penyakit ISPA didesa Cabean Kunti, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali. Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik korelasional dengan rancangan Cross Sectional. Populasi sebanyak 162 orang dan sampel diambil dengan purposive sampling sebanyak 100 balita. Data kejadian ISPA diperoleh dengan menggunakan kuesioner dan pengamatan pada ventilasi dan kepadatan hunian pada rumah yang dihuni oleh balita. Analisa data dengan menggunakan analisis chi- Square. Hasil: Data balita umur terbanyak yang menderita penyakit ISPA dengan batuk > 7 hari sebesar 58 anak (58%), batuk < 7 hari sebesar (42) 42%, keadaan ventilasi yang memenuhi syarat sebesar (72%), tidak memenuhi syarat (28%), kepadatan hunian memenuhi standart (54%), tidak memenuhi standart(46%), hasil analisa dengan Chi-Square dengan hasil X2hitung= 2,879 dengan nilai p = 0,069 >.0,05 berarti tidak ada hubungan antara ventilasi dengan kejadian penyakit ISPA dan kurang signifikan, dengan nilai X2hitung = 0,896 dengan nilai p = 0,529 > 0,05, tidak ada hubungan antara kepadatan hunian dengan kejadian penyakit ISPA pada balita, dan kurang bermakna kemungkinan ada faktor lain yang mempengaruhi kejadian penyakit ISPA Simpulan: Tidak ada hubungan antara ventilasi dan kepadatan hunian dengan kejadian penyakit ISPA dan hasil nya kurang signifikan pada balita di Desa Cabean Kunti Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali