This Author published in this journals
All Journal Media Farmasi
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

INVENTARISASI TUMBUHAN OBAT YANG DIMANFAATKAN SEBAGAI OBAT SAKIT GIGI PADA IBU HAMIL DI DESA GANTARANG KECAMATAN SINJAI TENGAH KABUPATEN SINJAI Dwi Rachmawati; Arisanty Arisanty
Media Farmasi XXX Vol 15, No 1 (2019): Media Farmasi
Publisher : Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar, Kementerian Kesehatan RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (119.564 KB) | DOI: 10.32382/mf.v15i1.794

Abstract

Telah dilakukan penelitian di Desa Gantarang Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai pada bulan Mei-oktober  2017 tentang inventarisasi tanaman obat yang di gunakan sebagai obat sakit gigi pada ibu hamil  yang bertujuan untuk mengetahui Jenis tumbuhan obat yang dimanfaatkan sebagai obat sakit gigi pada ibu hamil di desa Gantarang Kec. Sinjai tengah Kab. Sinjai dan bagian tumbuhan obat dan cara pengolahannya .Penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif dengan melakukan pengumpulan data menggunakan instrumen kuesioner dengan 33 orang responden yang dipilih berdasarkan teknik accidental sampling.Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 11 jenis tanaman obat yang terdiri dalam 11 famili yang digunakan masyarakat Desa Gantarang sebagai obat sakit gigi pada ibu hamil.Tanaman obat yang paling banyak di gunakan adalah jarak pagar,daun cocor bebek dan daun patah tulang,sedangkan metode pengolahan yang paling banyak di gunakan adalah di getah yang dioleskan dan rebusan. Kata Kunci : Inventarisasi tanaman, ibu hamil,  obat sakit gigi
AKTIVITAS LARVASIDA EKSTRAK KULIT JERUK PURUT ( CITRUS HYSTRIX D.C.) TERHADAP LARVA NYAMUK Dwi Rachmawati; Megawati Megawati; Tahir Ahmad
Media Farmasi XXX Vol 15, No 2 (2019): MEDIA FARMASI
Publisher : Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar, Kementerian Kesehatan RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (132.746 KB) | DOI: 10.32382/mf.v15i2.1074

Abstract

Percupin orange peel (Citrus hystrix D.C.) contains various compounds with natural larvicidal effects, such as limonoids, flavonoids, and saponins. These compounds have the potential to be used in preventing the development of the disease vectors caused by mosquitoes. The purpose of this study was to determine the larvicidal activity of extracts of Kaffir Lime (Citrus hystrix D.C.) against mosquito larvae. The concentrations used include 0.25% w / v, 0.5% w / v, 1% w / v, with positive (Abate) and negative controls (Na. CMC 1%). Testing is carried out by looking at the average number of larvae of mosquitoes that die at the interval of o.5, 1, 6, 12, and 24 hours. The average value of the death rate of mosquito larvae obtained for a concentration of 0.25% w / v, 0.5% w /v and 1% w / v  were 4, 5 and 8 mosquito larvae. There were no dead mosquito larvae in the positive and negative controls. The results of the Kruskal-Wallis test show significant differences between all treatments with a value of p = 0.012 <0.05. Keywords:  Larvicidal Activity, Extract, Percupin Orange Peel, Mosquito Larvae.Kulit jeruk purut (citrus hystrix D.C.) purut mengandung berbagai senyawa yang memiliki efek larvasida alami yaitu limonoida, flavonoida dan saponin yang dapat dimanfaatkan untuk mencegah perkembangan vektor penyakit yang disebabkan oleh nyamuk. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan aktivitas larvasida dari ekstrak Kulit Jeruk purut (Citrus hystrix D.C.) terhadap larva nyamuk.. Konsentrasi yang digunakan yaitu konsentrasi 0,25% b/v, 0,5% b/v, 1% b/v, kontrol positif (Abate) dan kontrol negatif (Na. CMC 1%). Pengujian dilakukan dengan melihat jumlah rata–rata larva nyamuk yang mati pada 30 menit, 1 jam, 6 jam, 12 jam dan 24 jam. Nilai rata–rata tingkat kematian larva nyamuk yang diperoleh untuk konsentrasi 0,25% b/v sebanyak 4 ekor larva nyamuk, konsentrasi 0,5% b/v sebanyak 5 ekor larva nyamuk, konsentrasi 1% b/v sebanyak 8 ekor larva nyamuk, kontrol positif sebanyak 10 ekor larva nyamuk dan kontrol negatif tidak menunnjukkan adanya larva nyamuk yang mati. Hasil uji statistik Kruskal-Wallis Test menunjukkan bahwa adanya perbedaan yang signifikan antar semua perlakuan dengan nilai p = 0,012 < 0,05.Kata Kunci:  Aktivitas Larvasida, Ekstrak, Kulit Jeruk Purut, Larva Nyamuk.
UJI AKTIVITAS EKSTRAK BUAH PARE (Momordica charantia L) TERHADAP PERTUMBUHAN Propionibacterium acnes Dwi Rachmawati; asmawati asmawati
Media Farmasi XXX Vol 14, No 2 (2018): Media Farmasi
Publisher : Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar, Kementerian Kesehatan RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1173.595 KB) | DOI: 10.32382/mf.v14i2.590

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang Uji Aktivitas Ekstrak Buah Pare (momordica charantia  L.)  terhadap  pertumbuhan  propionibacterium  acnes  yang  bertujuan untuk menentukan aktivitas  ekstrak buah pare (Momordica charntia L) terhadap pertumbuhan propionibacterium acnes.Diameter zona hambat rata-rata yang dihasilkan oleh sampel Ekstrak Buah Pare (Momordicacharantia L) dengan konsentrasi 2,5% v/v adalah 11 mm, konsentrasi 5% v/v adalah 12 mm, dan konsentrasi 10% v/v adalah 13mm dengan menggunakan ʘ Na.CMC 1% sebagai kontrol negatif sebesar 0 mm dan Clindamycin sebagai kontrol positif sebesar 27 mm.α˂0,05 menunjukan bahwa telah dilakukan pengujian SPSS dengan konsentrasi 2,5% v/v, 5%  v/v,  10%  v/v memiliki efek yang zona hambatnya berbeda. Berdasarkan hasil penelitian ini,maka dapat disimpulkan bahwa ekstrak buah pare memiliki daya hambat terhadap pertumbuhan Propionibacterim acnes secara optimal yaitu konsentrasi 10% v/v, jadi semakin tinggi konsentrasi yang digunakan semakin luas pula zona hambatnya. Kata kunci : Uji Aktivitas, Ekstrak Buah Pare, Propionibacterium acnes
UJI STABILITAS MUTU FISIK SEDIAAN MASKER GEL WAJAH DARI EKSTRAK DAUN BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) DENGAN VARIASI KONSENTRASI CARBOPOL Dwi Rachmawati; Hendra Stevani; Eka Santi
Media Farmasi XXX Vol 14, No 1 (2018): Media Farmasi
Publisher : Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar, Kementerian Kesehatan RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (116.204 KB) | DOI: 10.32382/mf.v14i1.75

Abstract

Jerawat terjadi karena adanya gangguan peradangan yang umumnya dipicu oleh bakteri propionibacterium acne. Secara empiris, daun belimbing wuluh digunakan sebagai antibakteri untuk pengobatan jerawat dan penggunaanya masih secara tradisional dan kurang praktis. Penelitian ini bertujuan untuk membuat sediaan masker gel wajah dari ekstrak daun belimbing wuluh sebagai antijerawat serta diuji stabilitas mutu fisik sediaan. Ekstraksi daun belimbing wuluh dilakukan secara maserasi menggunakan pelarut etanol 70%. Formulasi dibuat dengan konsentrasi ekstrak daun belimbing wuluh 10,5% dengan konsentrasi carbopol 0,5%, 1% dan 2%. Desain dalam penelitian ialah pre and post test design. Evaluasi sediaan masker gel wajah meliputi uji organoleptis, pH ,homogenitas, daya sebar dan uji sineresis. Berdasarkan hasil penelitian, ketiga formula masker gel menunjukkan konsistensi yang berbeda pada uji daya sebar setelah 21 hari penyimpanan pada suhu kamar. Hasil evaluasi sediaan menunjukkan bahwa formula dengan konsentrasi carbopol 2% memenuhi mutu fisik yang lebih baik daripada formula lainnya.
FORMULASI SEDIAAN LULUR KRIM YANG MENGANDUNG TEPUNG JINTAN HITAM (Nigella sativa L.) DENGAN VARIASI KONSENTRASI TRIETANOLAMIN Dwi Rachmawati; Hiany salim; Djuniasty Karim
Media Farmasi XXX Vol 16, No 1 (2020): Media Farmasi
Publisher : Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar, Kementerian Kesehatan RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (287.605 KB) | DOI: 10.32382/mf.v16i1.1435

Abstract

Black Cumin (Nigella sativa L.) contains unsaturated essential fatty acids that rejuvenate skin cells and delay the aging process. It contains tocopherol and polyphenols, which are phenolic compounds that act as antioxidants and ward off free radicals. This study formulates a cream body scrub containing Black Cumin flour (Nigella sativa L.) with variations of Triethanolamine concentration. It also examines the physical stability of each formula. Black cumin flour is made from dried black cumin seeds blended and sieved with a 30/40 mesh. It is then formulated into a Black Cumin cream scrub using a variation of Triethanolamine 2%, 3%, and 4% concentration. The three formulas were tested for physical stability before and after storage was accelerated using a climatic chamber in organoleptic, dispersal power, homogeneity, pH, and hedonics. The results show that the triethanolamine 2% does not meet the physical quality requirements for organoleptic, dispersal, and hedonic testing. Triethanolamine 3% meets almost all requirements of good physical quality except the dispersal and pH testing. Triethanolamine 4% does not meet physical quality requirements for organoleptic, pH, dispersal, and hedonic testing. Therefore, black cumin can be formulated into a cream scrub preparation with the best results using a triethanolamine 3% emulgator. Keywords: Cream Scrub Preparation, Black Cumin Flour, Physical Quality TestJintan Hitam (Nigella sativa L.) mengandung asam lemak esensial tak jenuh  (asam linoleat dan asam linolenat) yang berfungsi untuk meremajakan sel-sel kulit dan menunda proses penuaan. Jintan Hitam mengandung tokoferol dan polifenol yang merupakan senyawa fenolik yang berperan sebagai antioksidan dan mampu menangkal radikal bebas. Tujuan penelitian ini adalah untuk memformulasi lulur krim yang mengandung tepung Jintan Hitam (Nigella sativa L.) dengan variasi konsentrasi Trietanolamin dan untuk menganalisis stabilitas fisik masing-masing formula. Tepung jintan hitam dibuat dari biji jintan hitam yang kering kemudian di blender dan diayak dengan mesh 30/40 kemudian di formulasi menjadi sediaan lulur krim tepung Jintan Hitam dengan menggunakan variasi konsentrasi Trietanolamin 2%, 3% dan 4% setelah itu ketiga formula dilakukan pengujian stabilitas fisik sebelum dan setelah penyimpanan dipercepat dengan menggunakan climatic chamber meliputi organoleptis, daya sebar, homogenitas,  pH, dan hedonik. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa formula trietanolamin 2 % tidak memenuhi syarat mutu fisik yang baik untuk pengujian organoleptis,daya sebar dan hedonik. Formula Trietanolamin 3% memenuhi hampir semua syarat mutu fisik yang baik kecuali untuk pengujian daya sebar dan pH dan formula Trietanolamin 4 %  tidak memenuhi syarat mutu fisik yang baik untuk pengujian organoleptis,pH,daya sebar dan hedonik sehingga dapat disimpulkan bahwa jintan hitam dapat diformulasikan menjadi sediaan lulur krim dengan hasil terbaik menggunakan emulgator Trietanolamin 3%.Kata kunci : Sediaan Lulur Krim, Tepung Jintan Hitam, Uji Mutu Fisik