Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Studi Kualitas Air Tanah Berdasarkan Sifat Fisik dan Kimia Menggunakan Analisis Hidrogeologi dan Hidrokimia di Jakarta Barat albar karismawan; Dyah Nindita Sahdarani; Mochammad Prahastomi; Tantowi Eko Prayogi
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN DAN SAINS Vol 2 No 2 (2021): AGUSTUS
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Nahdlatul Wathan Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1500.861 KB) | DOI: 10.51673/jips.v2i2.698

Abstract

Kajian Air Tanah di Jakarta Barat untuk mengetahui kualitas air tanah yang biasa digunakan warga Jakarta Barat untuk kebutuhan sehari-hari seperti air minum, bersih-bersih dan lain-lain. Kajian ini penting dilakukan karena air yang dikonsumsi warga belum tentu memenuhi standar baku kualitas air minum yang ditetapkan oleh pemerintah melalui Permenkes No. 492 Tahun 2010, melalui parameter Fisik dan kimia. Penelitian ini berfokus pada pengukuran akuifer bebas di perumahan padat penduduk dengan menggunakan analisis hidrogeologi dan hidrokimia. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan kualitas airtanah dengan metode hidrogeologi dan hidrokimia. Analisis hidrogeologi digunakan untuk memetakan muka air tanah berdasarkan pengukuran kedalaman air tanah yang diukur pada sumur masyarakat dengan satuan meter di bawah permukaan tanah (mbmt) dan meter di bawah permukaan laut (mdpl). Data hidrokimia menggunakan dua data, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diambil penulis di lapangan pada tahun 2021 dengan fokus pada sumur air tanah akuifer bebas yang diambil di perumahan padat penduduk. Data sekunder adalah data yang diambil oleh BKAT pada tahun 2018-2020 dengan fokus pada sumur air tanah untuk ruang publik seperti SPBU, taman, dan rumah ibadah. Sedangkan analisis hidrokimia dilakukan untuk melihat kondisi salinitas, jenis air, serta tingkat intrusi air laut di daerah penelitian. Berdasarkan pengukuran yang dilakukan penulis pada bulan Maret 2021, kedalaman air tanah terdalam adalah di Kelurahan Semanam dengan kedalaman 9,3 mbmt, dan yang paling dangkal berada di Kelurahan Rawa Buaya dengan kedalaman 0,2 mbmt. Berdasarkan pengukuran penulis, kualitas airtanah di Jakarta Barat sangat memprihatinkan. Kelurahan Roa Melaka memiliki air yang bau, juga Klorida, Sodiun, dan Natrium, yang tinggi. Kelurahan Duri Kepa dan Jelambar memiliki pencemaran besi yang tinggi, melalui pengukuran memiliki kadar 0,4 mg/l dan 1,65 mg/l.
Morphostructure and Hydrogeochemical Analysis of Geothermal Systems in Karaha Bodas and Talaga Bodas Field, West Java Ajeng Kania Widiastuti; Dyah Nindita Sahdarani
Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral Vol. 23 No. 4 (2022): Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral
Publisher : Pusat Survei Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33332/jgsm.geologi.v23i4.656

Abstract

The Karaha Bodas and Talaga Bodas are two geothermal fields which are located in Tasikmalaya, West Java. The Karaha Bodas and Talaga Bodas fields have geothermal prospects with the discovery of several surface manifestations in the form of hot springs, fumaroles, and acid lakes. The orientation of the structure that developed in the two fields showed a different orientation. However, no research explains the relationship between the geothermal system in the Karaha Bodas field and the Talaga Bodas field, and the potential of Cipacing and Pamoyanan. The survey location is in Garut and Tasikmalaya, West Java. The investigation method used is qualitative (morphostructure analysis) and quantitative (hydrogeochemical analysis) methods. Data processing using DEM (Digital Elevation Model) for morphostructure analysis, and water chemistry from the Karaha Bodas, Talaga Bodas, and Cipacing fields for hydrogeochemical analysis. The analysis shows that the relationship between the Karaha Bodas and Talaga Bodas geothermal systems is typical a geothermal system, with having two different heat sources, the Talaga Bodas field as an upflow zone, and the Karaha Bodas field with Cipacing and Pamoyanan potentials as an outflow zone.Keywords: Conceptual model, geothermal system, hydrogeochemical, Karaha Bodas, morphostructure, Talaga Bodas.