Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KAJIAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI PT. ASAHIMAS FLAT GLASS TBK JAKARTA Mawar DS Silalahi; Amir Susanto; Rico Feriandra Putra
INDONESIAN JOURNAL OF URBAN AND ENVIRONMENTAL TECHNOLOGY Vol. 6 No. 4 (2013)
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (406.442 KB) | DOI: 10.25105/urbanenvirotech.v6i4.707

Abstract

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan.. Tugas Akhir ini bertujuan untuk mengetahui penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3), mengetahui langkah-langkah penanggulangan yang dilakukan ditempat kerja pabrik serta menentukan prioritas pengendalian resiko dari seluruh kegiatan yang dilaksanakan oleh PT Asahimas Flat Glass Tbk. (AMFG). Pengumpulan data dilaksanakan dengan menggunakan metode deskriptif melalui observasi langsung ke lapangan, wawancara kepada karyawan serta studi kepustakaan. Perusahaan telah berhasil menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja sesuai dengan peraturan Permenaker No. PER-05/MEN/1996 yang dilihat dari program-program penerapan SMK3 .Adapun Potensi yang sering terjadi terdapat pada kategori klasifikasi jenis fisika dengan persentase sebesar 90,32 % sedangkan klasifikasi jenis biologi terjadi dengan presentase 9,68%. Kategori bahaya fisika ini merupakan bahayabahaya yang dapat menyebabkan potensi bahaya jatuh terpeleset, terkena panas tinggi, tertimpa benda, tangan tergores. Kategori bahaya biologi seperti potensi bahaya bagian tubuh terkena iritasi. Jenis kegitan yang memiliki bobot nilai risiko tertinggi yaitu kegiatan potong batu yang dapat mengakibatkan cacat atau cidera permanen seperti tangan terpotong dengan nilai 270, sehingga kegiatan dengan kategori risiko besar “perlu dilakukan perbaikan secepatnya dan kegiatan sebaiknya dapat dikurangi”. Adapun jenis kegiatan yang memiliki bobot nilai risiko terendah yaitu Pick up, Checker, Forklift/Truck Driver, Work Shop Maint, Washing & Chemical, Checker Cleaning dan Patrol yang dapat mengakibatkan cidera yang tidak serius dan hanya memerlukan penanganan P3K seperti jatuh terpeleset dengan nilai 3, sehingga termasuk dalam kategori “risiko sebaiknya diminimalisir tanpa penundaan, tetapi situasi bukan darurat”.Keyword : System Occupational Health and Safety Management, Risk, Control
ANALISIS RISIKO PAPARAN SO2 DAN KEBISINGAN TERHADAP PEKERJA PADA AREA KERJA COAL YARD DI PT. INDONESIA POWER, SURALAYA, PROVINSI BANTEN Hadiyan Akbar; Amir Susanto; Margaretha Maria Sintorini
INDONESIAN JOURNAL OF URBAN AND ENVIRONMENTAL TECHNOLOGY Vol. 7 No. 2 (2015)
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (174.62 KB) | DOI: 10.25105/urbanenvirotech.v7i2.714

Abstract

Analisis Risiko paparan SO2, dan  Kebisingan Terhadap Kesehatan Pekerja Di PT Indonesia Power dilakukan pada area Coal Yard. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi bahaya dan menganalisis risiko faktor lingkungan kerja yang mencakup pencemar udara, dan kebisingan. Identifikasi bahaya dilakukan dengan cara pengamatan di lapangan dan wawancara. Sedangkan dalam menganalisis risiko faktor lingkungan dilakukan menggunakan metode kuesioner dan selanjutnya dianalisis menggunakan metode regresi logistik dengan jumlah responden 140 karyawan dari populasi karyawan yang bekerja di area coal yard dan sekitar area coal yard. Hasil identifikasi bahaya yang dapat menimbulkan risiko tinggi di coal yard adalah paparan dri gas SO2  yang diakibatkan proses dari pembakaran batu bara pada unit pembakit dan, adanya area penyimpanan batu bara. Batu bara yang berada di area penyimpanan tersebut terbakar karena suhu yang panas dan menimbulkan gas SO2 di sekitar area tersebut. Selain paparan gas SO2 proses yang terjadi di unit pemangkit menimbulkan kebisingan di sekitar area kerja coal yard sehingga pekerja yang bekerja di area tersebut perlu memperhatikan kedua hal tersebut selama bekerja untuk menjaga kesehatan dan keselamatan selama bekerja. Dari hasil identifikasi potensi bahaya di area kerja coal yard dapat diamati faktor-fakor yang paling dominan berisiko terhadap gangguan kesehatan pekerja adalah paparan SO2 dan paparan kebisingan,yang ditunjukan dengan hasil analisis regresi logistik (P= 0,001) untuk pengaruh kebisingan, dan SO2, serta umur pekerja dan ketaatan penggunaan alat pelindung diri berhubungan dengan gangguan kesehatan. Ditunjukan dengan hasil analisis regresi logistik (p= 0,006) untuk variabel umur, dan (p=0,001) untuk variabel APD. Pada analisis hubungan pekerja terhadap paparan SO2 didapatkan bahwa faktor tingkat SO2 tidak berhubungan dengan keluhan pusing maupun sesak nafas pada pekerja. Faktor yang berhubungan spesifik adalah faktor lamanya masa kerja terhadap keluhan sesak nafas (OR =2,006), faktor tidak menggunakan APD terhadap keluhan pusing (OR =3,484). Pada analisis hubungan pekerja terhadap paparan kebisingan didapatkan bahwa faktor tingkat konsentrasi kebisingan tidak berhubungan dengan keluhan pusing, darah tinggi, dan cepat lelah namun berhubungan dengan keluhan kurang pendengaran pada pekerja (p=0,001). Faktor yang berhubungan berdasarkan hasil analisis regresi logistik adalah faktor kebisingan terhadap kurang pendengaran (OR = 3,136), faktor tidak menggunakan APD terhadap keluhan pusing (OR =3,484) dan kurang pendengaran (OR = 2,077)  Key word: SO2, Noise, Risk Analysis, Health Problem/Issue