Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KAJIAN TEOLOGIS TERHADAP MUSIK GEREJAWI Dapot Nainggolan
JURNAL LUXNOS Vol. 6 No. 1 (2020): LUXNOS: JURNAL SEKOLAH TINGGI TEOLOGI PELITA DUNIA EDISI JUNI 2020
Publisher : STT Pelita Dunia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47304/jl.v6i1.4

Abstract

Abstract: Church music must be understood correctly based on the principles contained in the word of God. By having a correct understanding of the meaning, purpose, who, and how and when church music should be performed, our worship of God through music and singing will build faith and glorify God. Church music are absolutely based on God's will. Church music is not an option, but an obligation for every church in response to God's redemptive work in his life. Church music and singing are not in the framework of introducing one element to another in an arrangement of liturgical events, and not in the context of an enjoyable joint activity to sing favorite songs. Our encounter with God through His maintenance work at all times, that is the motor that drives the music and songs that we offer to God. Therefore, in this study, it will explain clearly what is meant by ecclesiastical music and then be examined theologically based on the description of Bible verses as a basic material and supported by existing literature sources. Abstrak: Musik gerejawi harus dipahami secara benar berdasarkan prinsip-prinsip yang terkandung dalam firman Allah. Dengan memiliki pemahaman yang benar akan makna , tujuan, siapa, dan bagaimana serta kapan seharusnya musik gerejwi itu dilakukan, maka penyembahan kita kepada Allah melalui musik dan nyanyian akan membangun iman dan memuliakan Allah. Musik dan nyanyian gerejawi mutlak didasari oleh kehendak Allah. Musik gerejawi bukan merupakan pilihan, melainkan kewajiban bagi setiap gereja sebagai respon atas karya penebusan Allah dalam hidupnya. Musik dan nyanyian gerejawi bukan dalam rangka sebagai pengantar antar unsur yang satu dengan unsur lainnya dalam sebuah susunan acara liturgi, dan bukan pula dalam rangka suatu aktifitas kegiatan bersama yang menyenangkan untuk menyanyikan lagu-lagu kesayangan. Perjumpaan kita dengan Allah melalui karya pemeliharaan-Nya pada setiap waktu, itulah yang menjadi motor yang menggerakkan musik dan nyanyian yang kita persembahkan kepada Allah. Oleh karena itu dalam penelitian ini akan menguraikan secara jelas apa yang dimaksud dengan musik gerejawi dan kemudian dikaji secara teologis berdasarkan uaraian ayat-ayat Alkitab sebagai bahan dasar dan didukung oleh sumber-sumber pustaka yang ada.
Kajian Teologis Terhadap Tindakan Bunuh Diri Dapot Nainggolan
JURNAL LUXNOS Vol. 7 No. 1 (2021): LUXNOS: JURNAL SEKOLAH TINGGI TEOLOGI PELITA DUNIA EDISI JUNI 2021
Publisher : STT Pelita Dunia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47304/jl.v7i1.53

Abstract

Abstract: It is a fact that suicides still occur today. Therefore, as a Christian it is very important to research to find views based on the truth of God's word regarding the act of suicide. Suicide is a conscious and deliberate act of self-killing. Therefore the act of suicide is a denial of God's sovereignty. The sin of suicide becomes different from other sins that humans may still be able to commit. Because the act of suicide has deliberately eliminated the space (opportunity) for confession (repentance), so that the act of suicide is a sign that the perpetrator is not an heir in the kingdom of God. The body is the temple of God, the place where God lives, which means that all the believers' actions must manifest the attributes of God in the midst of this world. God is the giver of life and He is also its owner. Therefore, the body should not be put to death by anyone except by the will of Allah. Thus, if someone has committed suicide, he has denied the essence of God's sovereignty as the giver and owner of life. People who commit suicide are refusing to live. Abstraksi: Sebuah fakta bahwa peristiwa bunuh diri masih terjadi hingga masa sekarang ini. Oleh karena itu sebagai seorang Kristen sangat penting meneliti untuk menemukan pandangan berdasarkan kebenaran firman Tuhan berkenaan dengan tindakan bunuh diri tersebut. Tindakan bunuh diri adalah merupakan tindakan sadar dan sengaja mematikan diri. Oleh karena itu tindakan bunuh diri merupakan penyangkalan akan kedaulatan Allah. Dosa bunuh diri menjadi berbeda dari dosa-dosa yang lain yang mungkin masih dapat dilakukan oleh manusia. Sebab tindakan bunuh diri telah sengaja menghilangkan ruang (kesempatan) pengakuan dosa (pertobatan), sehingga tindakan bunuh diri merupakan tanda bahwa sesungguhnya pelakunya bukanlah pewaris dalam kerajaan Allah. Tubuh adalah Bait Allah, tempat Allah bersemayam yang berarti bahwa segala laku orang percaya harus memanifestasikan sifat-sifat Allah di tengah-tengah dunia ini. Allah adalah pemberi hidup dan Dia jugalah sebagai pemiliknya. Oleh karena itu tubuh tidak boleh dimatikan oleh siapapun kecuali oleh kehendak Allah. Dengan demikian, jikalau seseorang telah melakukan tindakan bunuh diri maka dia telah menyangkali hakikat kedaulatan Allah sebagai pemberi dan pemilik hidup. Orang yang melakukan tindakan bunuh diri berarti menolak hidup.