Azhar Azhar
Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BAWANG MERAH SEBAGAI PUPUK ORGANIK CAIR PADA BUDIDAYA TANAMAN BAYAM DI KELURAHAN BENTENG KECAMATAN CIAMIS KABUPATEN CIAMIS Fakhri Rinzani; Siswoyo Siswoyo; Azhar Azhar
Jurnal Inovasi Penelitian Vol 1 No 3: Agustus 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (462.441 KB) | DOI: 10.47492/jip.v1i3.67

Abstract

Penggunaan pupuk kimia sintetis perlu ditekan mengingat dampak negatifnya untuk lingkungan. Limbah kulit bawang merah dapat menjadi solusi bagi penggunaan pupuk yang ramah lingkungan. Pemanfaatannya sebagai pupuk organik cair dapat menggantikan pupuk NPK, urea, atau ZA. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan tingkat pengetahuan dan keterampilan petani serta strategi penyuluhan melalui petak percontohan dan anjangsana, juga menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan dan keterampilan petani. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Benteng Kecamatan Ciamis pada tanggal 17 April sampai 24 Juni 2020. Responden adalah petani bayam di Kelurahan Benteng sebanyak 30 orang. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda, analisis deskriptif, dan uji beda. Pengetahuan dan keterampilan petani mengalami peningkatan 11,25% dan 43,02%. Pelaksanaan anjangsana dan petak percontohan efektif dalam pelaksanaan penyuluhan. Uji beda menunjukkan perbedaan nyata tinggi tanaman dan jumlah daun untuk dua perlakuan. Berdasarkan analisis data secara statistic diketahui faktor umur mempengaruhi pengetahuan, sedangkan faktor pendidikan mempengaruhi keterampilan serta secara bersama-sama semua faktor mempengaruhi keduanya
PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN SEBAGAI KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI PADA ANGGOTA KELOMPOK WANITA TANI DI KECAMATAN TUGUMULYO Amallia Sari Pratama Putri; Siswoyo Siswoyo; Azhar Azhar
Jurnal Inovasi Penelitian Vol 1 No 3: Agustus 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (377.212 KB) | DOI: 10.47492/jip.v1i3.68

Abstract

Kegiatan Pemanfaatan lahan pekarangan dengan mengunakan prinsip Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) dapat dilaksanakan melalui pemberdayaan anggota kelompok wanita tani. Kegiatan pemberdayaan dilakukan dengan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan wanita tani melalui kegiatan penyuluhan secara berkala. Kecamatan Tugumulyo merupakan salah satu kecamatan yang masuk dalam wilayah Kabupaten Musi Rawas dengan luas wilayah 6.770, 9 Ha. Kecamatan Tugumulyo memiliki Ketinggian 82,5 mdpl dengan jarak 21 km dari pusat kota (Badan Pusat Statistik, 2019). Sampel yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 31 wanita tani, dan diambil dengan mengunakan purposive sampling dengan menentukan kriteria tertentu pada sampel yang akan di ambil. Variabel independent yang dianalisis pada penelitian ini yaitu Umur(X1), Lama Pendidikan (X2), dan lama berusaha tani(X3). Analisis data yang digunakan merupakan analisis deskriptif dan analisis regresi linier berganda. Berdasarkan hasil pengkajian terhadap data yang telah diperoleh diketahui bahwa sebanyak 58,06 % anggota kelompok wanita tani berumur 37-47 tahun, dengan pendidikan formal 7-13 tahun sebanyak 67 % dan telah melakukan usaha tani selama 5-8 tahun sebanyak 64,53 %. Anggota kelompok wanita tani mengalami perubahan tingkat pendidikan sebesar 36,7% dan perubahan tingkat keterampilan sebesar 39 %.Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda diketahui bahwa variabel Umur(X1), Lama Pendidikan (X2), dan lama berusaha tani(X3) secara bersama-sama juga berpengaruh nyata dan signifikan terhadap perubahan tingkat keterampilan wanita tani dengan nilai signifikan 0,000<0,05. Variabel Umur(X1), Lama Pendidikan (X2), dan lama berusaha tani(X3) secara bersama-sama juga berpengaruh nyata dan signifikan terhadap perubahan tingkat keterampilan wanita tani dengan nilai signifikan 0,002<0,05.
PEMANFAATAN LIMBAH KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) SEBAGAI PUPUK ORGANIK PADA TANAMAN SAWI HIJAU DI KECAMATAN CARINGIN KABUPATEN GARUT Lisda Nopitasari; Siswoyo Siswoyo; Azhar Azhar
Jurnal Inovasi Penelitian Vol 1 No 3: Agustus 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (411.935 KB) | DOI: 10.47492/jip.v1i3.69

Abstract

Penggunaan pupuk organik di kalangan petani masih perlu ditingkatkan karena masih sangat sedikit petani yang mengaplikasikan pupuk organik untuk kebutuhan budidaya dilapangan, sehingga dampak terhadap penggunaan pupuk kimia yang terus- menerus dan melebihi ambang dosis pemakaian yang dianjurkan. Pemberian pupuk kimia yang terus-menerus memberikan dampak negatif terhadap kondisi tanah dalam jangka waktu yang cukup panjang. Solusi untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia secara berlebihan adalah dengan memanfaatkan limbah-limbah sisa panen yang biasanya dibuang kemudian diolah dan dijadikan pupuk organik. Limbah kacang tanah merupakan salah satu limbah sisa panen yang dapat dimanfaatkan menjadi pupuk organik dimana pupuk organik kacang tanah mengandung unsur hara makro dan mikro yang lengkap. Rendahnya tingkat pengetahuan dan keterampilan petani mengenai pemanfaatan limbah sebagai pupuk organik perlu dijadikan prioritas dalam kegiatan penyuluhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat kapasitas petani dalam pemanfaatan limbah kacang tanah sebagai pupuk organik, faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat kapasitas petani serta strategi apa saja yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kapasitas petani dalam pemanfaatan limbah sebagai pupuk organik. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Purbayani Kecamatan Caringin Kabupaten Garut pada tanggal 13 april samapi dengan 30 Juni 2020. Sampel penelitian sebanyak 36 orang petani kacang tanah dengan teknik pengambilan sampel yaitu quota sampling. Peubah penelitian ini terdiri dari karakteristik petani, dan frekuensi penyuluhan. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif, dan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukan bahwa terjadi peningkatan sebesar 23.45% setelah dilakukan penyuluhan pada aspek pengetahuan dan 70.45% pada aspek keterampilan
PENERAPAN TEKNOLOGI JAJAR LEWOGO PADA SISTEM USAHATANI MINAPADI DI DESA ARJASARI KECAMATAN LEUWISARI TASIKMALAYA Misni Fauziah; Siswoyo Siswoyo; Azhar Azhar
Jurnal Inovasi Penelitian Vol 1 No 3: Agustus 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (288.562 KB) | DOI: 10.47492/jip.v1i3.70

Abstract

Usahatani minapadi merupakan usaha intensifikasi pertanian yang berpotensi di Tasikmalaya. Sistem usahatani minapadi ini perlu dikembangkan agar memperoleh hasil yang maksimal. Salah satu caranya adalah dengan melakukan perbaikan teknologi yang digunakan khususnya teknologi sistem tanam jajar legowo melalui peningkatan SDM pertaniannya. Pengkajian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam penerapan teknologi jajar legowo pada usahatani minapadi dan mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perubahan pengetahuan dan keterampilan petani dalam penerapan teknologi jajar legowo pada minapadi. Pengkajian dilakukan di Desa Arjasari Kecamatan Leuwisari dengan sampel dari Kelompoktani Mulyasari, Rukun Tani Mukti dan Sinar Bahagia. Data diambil dengan cara observasi dan wawancara dengan menggunakan instrumen kuesioner pre-test dan post-test.
PENGGUNAAN PUPUK BIO MIKORIZA PADA TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonium L) SEBAGAI SALAH SATU PENERAPAN PERTANIAN BERKELANJUTAN Fikri Fatkhurrahman; Siswoyo Siswoyo; Azhar Azhar
Jurnal Inovasi Penelitian Vol 1 No 3: Agustus 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (436.975 KB) | DOI: 10.47492/jip.v1i3.78

Abstract

Pertanian berkelanjutan merupakan salah satu konsep yang tercipta dari buah pikiran manusia bahwa lingkungan tempat manusia berada harus tetap dilestarikan, seiring berkembangnya industrialisasi beserta dampak yang ditimbulkan. Konsep ini menjunjung pada optimalisasi pemanfaatan sumber daya alam diimbangi dengan pemulihan alam itu sendiri, atau pelaksanaan pertanian dengan memperhatikan kapasitas dari alam itu sendiri. Praktek budidaya secara konvensional oleh para petani dengan penggunaan bahan - bahan kimia sintetik yang terus meningkat menyebabkan terjadinya endapan pada media tanam, sehingga perlunya input bahan untuk mengoptimalkan kembali fungsi tanah. Mikoriza merupakan sebuah jamur obligat yang memiliki fungsi untuk perakaran pada tanaman, dilain sisi jamur ini mampu menguraikan unsur – unsur dalam tanah sehingga menjadi cadangan nutrisi baik tanaman atau mikroorganisme lain dalam tanah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengubah perilaku petani baik pengetahuan, sikap ataupun keterampilan tentang pentingnya pertanian berkelanjutan jika ditinjau dari segi agro production atau budidaya tanaman dengan pemanfaatan pupuk mikoriza. Penelitian ini berlokasi di Desa Pabedilan Wetan, Kecamatan Pabedilan, Kabupaten Cirebon dengan sampel yaitu petani bawang merah yang tergabung dalam kelompok tani baik ketua, pengurus atau anggota aktif/pasif dengan jumlah total 32 petani. penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian deskriptif dengan penyebaran kuesioner melalui wawancara dan diskusi dalam penyuluhan. Berdasarkan hasil perbandingan pre test dan post test yang didapat, menunjukkan bahwa terdapat perubahan perilaku melalui penyuluhan pertanian. Aspek pengetahuan meningkat sebesar 28,7%, sikap meningkat sebesar 30,6% dan keterampilan sebesar 43,4%. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa para petani bawang mampu untuk menerapkan pertanian berkelanjutan dalam aspek budidaya tanaman, dengan catatan bimbingan dan monitoring oleh stakeholder pertanian.
TINGKAT KEBERDAYAAN KELOMPOKTANI DALAM PENERAPAN GOOD HANDLING PRACTICES (GHP) KOMODITAS PADI SAWAH DI KECAMATAN LELEA KABUPATEN INDRAMAYU Muhammad Afdhal Sadri; Achmad Musyadar; Azhar Azhar
Jurnal Inovasi Penelitian Vol 1 No 3: Agustus 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (451.287 KB) | DOI: 10.47492/jip.v1i3.84

Abstract

Komoditas padi menjadi penting karena produk yang dihasilkan sebagai bahan kebutuhan makanan pokok setiap hari dalam menunjang kebutuhan akan pemenuhan kalori dari beras yang dihasilkan. Padi menjadi bahan makanan pokok masyarakat Indonesia. Penilitian ini mengkaji mengenai tingkat keberdayaan kelompoktani dalam penerapan Good Handling Practices (GHP) komoditas padi sawah di Kecamatan Lelea Kabupaten Indramayu, dengan menggunakan 61 responden yang tergabung dalam kelompoktani aktif dengana basis usahataninya adalah komoditas padi sawah dengan menggunakan teknik pengambilan nonprobability sampling yaitu Purposive sampling. Data pengkajian terdiri atas data primer dan data sekunder. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif, korelasi Rank spearman dan Kendall’S W. Teknik Pengumpulan data dalam pengkajian ini terdiri dari observasi, penyebaran dan pengisian kuesioner dengan bentuk skala likert dan wawancara. Terkait dengan hal ini, dilaksanakan pengkajian dengan tujuan mendeskripsikan tingkat keberdayaan kelompoktani dalam penerapan GHP komoditas padi sawah, menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat keberdayaan kelompoktani dan merumuskan strategi pemberdayaan kelompoktani dalam penerapan GHP komoditas padi sawah. Dari hasil pengkajian diperoleh bahwa tingkat keberdayaan kelompoktani dalam penerapan GHP komoditas padi sawah masuk dalam kategori tinggi dengan persentase 82%. Faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat keberdayaan kelompoktani terdiri dari luas lahan garapan, intensitas penyuluhan dan ketersediaan sarana prasarana pertanian. Strategi peningkatan keberdayaan kelompoktani dalam penerapan GHP komoditas padi sawah disajikan dalam bentuk model dan rancangan kegiatan penyuluhan. Rancangan kegiatan penyuluhan terdiri dari penentuan materi penyuluhan dengan nilai mean rank terendah yang mejadi fokus dalam penyampaian materi penyuluhan yaitu mesin pengering gabah Flat Bed Dryer dan penggilingan gabah, pemilihan media dan metode penyuluhan yang digunakan dengan penyesuaian kondisi dilapangan.
TINGKAT ADOPSI PETANI DALAM PENERAPAN TEKNOLOGI JAJAR LEGOWO SUPER 2:1 DI KECAMATAN LELEA KABUPATEN INDRAMAYU Yudha Permana; Achmad Musyadar; Azhar Azhar
Jurnal Inovasi Penelitian Vol 1 No 3: Agustus 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (523.607 KB) | DOI: 10.47492/jip.v1i3.126

Abstract

Teknologi sistem tanam padi jajar legowo super sendiri merupakan teknologi yang belum cukup lama diperkenalkan oleh penyuluh kepada petani. Pada tahun 2016 teknologi sistem tanam jajar legowo super sudah mulai dikenalkan di Kabupaten Indramayu (BPTP Jawa Barat, 2016). Akan tetapi hingga saat ini penerapan teknologi sistem tanam jajar legowo super masih cukup rendah dengan tingkat penerapan yang sesuai dengan anjuran sebanyak 35% (Programa Kecamatan Lelea, 2017). Hal ini juga disebabkan oleh pemahaman dan penguasaan penerapan paket teknologi yang kurang dapat dipahami oleh petani secara utuh sehingga penerapan teknologinya rendah. Berdasarkan hasil penelitian dari delapan indikator peubah pada tabel yang memberikan pengaruh signifikan hanya empat indikator saja. Dimana indikator yang memberikan pengaruh signifikan terhadap tingkat adopsi petani dalam penerapan teknologi jajar legowo super 2:1 di antaranya adalah (1) sarana dan prasarana, (2) kelompoktani, (3) kegiatan penyuluhan, (4) akses informasi dan teknologi. Sedangkan indikator peubah yang tidak memberikan pengaruh terhadap tingkat adopsi petani dalam penerapan teknologi jajar legowo super 2:1 di antaranya (1) umur, (2) pendidikan formal, (3) lama berusahatani dan (4) luas lahan usahatani. Selain itu prioritas penyuluhan diutamakan pada aspek: (1) Penggunaan Jajar Legowo, (2) Penggunaan Bibit Umur Muda, (3) Penerapan Jarak Tanam. Ketiga aspek tersebut yang palig besar menentukan tingkat adopsi petani terhadap pengggunaan teknologi jajar legowo.