Yudi Darlan
Marine Geological Institute

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KARAKTERISTIK PENURUNAN DASAR LAUT PERAIRAN TELUK JAKARTA Yudi Darlan; Ildrem Syafri; Vijaya Isnaniawardhani; Adjat Sudradjat
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Vol 18, No 1 (2020)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (7953.612 KB) | DOI: 10.32693/jgk.18.1.2020.645

Abstract

Penurunan permukaan tanah wilayah pesisir Teluk Jakarta diyakini sebagai dampak dari pembangungan. Dari tahun 1974 sampai dengan 2010 telah terjadi penurunan permukaan tanah di sejumlah daerah DKI Jakarta antara -0.25 m dan -4.1 m. Kawasan perairan Teluk Jakarta sebagian besar masih dalam kondisi alamiah, belum mengalami beban pengembangan yang dapat menimbulkan penurunan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menghitung penurunan dasar laut Teluk Jakarta melalui pendekatan tektonik, lingkungan, dan kosolidasi  sedimennya sebagai penyebab penuruan. Metode yang digunakan adalah pengembangan data sedimen inti bor dan rekaman sesimik pantul dangkal meliputi analisis besar butir, mikrofauna, pentarihan umur radiokarbon C14 dan analisis srtatigrafi seismik. Hasilnya penurunan lapisan sedimen perairan Teluk Jakarta telah terjadi sejak masa ribuan tahun yang lalu (Late Glacial Maximum, LGM). Penurunan tersebut terjadi akibat adanya gerakan vertikal lapisan sedimen (tektonik) dan konsolidasi sedimen. Penurunan lapisan sedimen di wilayah barat antara 0.1m dan 0.3m pertahun, dan 0.4m dan 0.5m pertahun di wilayah timur Teluk Jakarta. Kecepatan pengendapan sedimennya berkisar antara 0.57cm dan 1,84cm pertahun lebih kecil dari penurunan. Jika terjadi gangguan pada lapisan sedimen pasir maka penuruan dasar laut perairan barat Teluk Jakarta cenderung akan meningkat. Pengembangan perairan Teluk Jakarta untuk pembangunan infrastruktur sebaiknya mengikutsertakan data dan informasi geologi kelautan untuk memperkecil resiko dampak penurunan.Kata kunci: karakteristik, penurunan, dasar laut, perairan, Teluk Jakarta Land subsidence of the Jakarta Bay coastal area has been supposed to be as the impact of coastal development. From 1974 to 2010 land subsidence occurred in a number of DKI Jakarta areas between -0.25 m and -4.1 m. The Jakarta Bay waters is in most natural condition which has no records of subsidence as an impact of the development. This research aims to estimate seabed subsidence rate of the Jakarta Bay waters through approaches such as tectonics, sedimentary environments, and consolidation of sediment as causes of the subsidence. The method used in this research is improvement data of sediment cores and reflection seismic records through particle size analyses of sediment, microfossil analyses, radiometric dating C14, and seismic stratigraphy analyses. Results, the accidents of seabed subsidence of the Jakarta Bay waters has been occurred since last thousands years (Late Glacial Maximum, LGM). The subsidence occurred due to vertical movement of sediment layers and consolidation. The subsidence of sediment layer for west area between 0.1m and 0.3 per a year and between 0.4m and 0.5m per year for eats area of the Jakarta Bay waters. Depositional rates of its sediment between 0.57cm and 1.84cm per a year that are less than subsidence. If there is disruption in the sand sedimentary layer, seabed subsidence for western area of the Jakarta Bay will progressively increase. The development of the Jakarta Bay waters for coastal infrastructures marine geological data and information should be included in order to minimize risks of subsidence impact. Keywords: Characteristic, subsidence, seabed, waters, the Jakarta Bay.
Zonation of Marine Geological Environment of Wangi-wangi Island Waters and Adjacent Area Wakatobi Districs Southeast Celebes Province Agus Didit Haryanto; Yudi Darlan; Vijaya Isnaniawardhani; Nisa Nurul Ilmi
BULLETIN OF THE MARINE GEOLOGY Vol 33, No 1 (2018)
Publisher : Marine Geological Institute of Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3150.509 KB) | DOI: 10.32693/bomg.33.1.2018.546

Abstract

Wakatobi is one of coastal and marine tourism destination in South–East Celebes Indonesia. Coastal and marine characteristics of this area is composed of diverse biota as the main tourism attraction. Unfortunately, increasing human needs and activities, particularly coral reefs exploitation for construction and other life aspect, endanger the sustainability of marine environment of Wakatobi and the surrounding area. The purpose of this study is to determine marine geology environmental zonation in Wangi–wangi– Kapota Islands, as a consideration for local government in monitoring and regulating the coastal area. The methods that were applied in this study are coastal characteristic mapping, sedimentology, and mineralogy analyses from 34 marine surface sediments. Marine surface sediments have been collected by Marine Geological Institute (MGI) team in 2014. The result indicates that coastal and marine characteristic of Wangi–wangi and Kapota are influenced by geological processes since Middle Miocene. The seafloor morphology is characterized by gentle slopes around coastline that is abruptly changed to very steep slopes seaward. In general, the surficial sediments consisted of biogenic sands that are distributed around coastlines and trapped within coral reefs. Coastal types of this area are generally white coral sand beaches, coral reef platforms, and notches. The area of Wangi–wangi and Kapota can be divided into 4 (four) environmental zone: Flat Plain (Zone I), Sandy Beach (Zone II), Limestone and Coral Reef (Zone III), and Sedimentary Flat (Zone IV). Zone IV in the centre area between Wangi–wangi and Kapota island is considered as the most vulnerable area due to both natural and anthropogenic factor. Keywords: zonation, seafloor morphology, tourism, Wangi–wangi–Wakatobi, Southeast Celebes ProvinceWakatobi adalah salah satu tujuan wisata pantai dan laut yang menarik dikunjungi di Sulawesi Tenggara, Indonesia. Karakteristik pantai dan laut daerah ini disusun oleh keragaman biota laut yang merupakan daya tarik bagi pariwisata. Sayangnya, seiring dengan berkembangnya aktifitas dan kebutuhan manusia, terutama meningkatnya eksploitasi pemanfaatan terumbu karang untuk konstruksi bangunan dan berbagai aspek kehidupan, mengancam kelestarian lingkungan alami Wakatobi dan sekitarnya. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk membuat zonasi lingkungan pantai dan sekitarnya di Pulau Wangi–wangi dan Kapota, sehingga bisa memberikan pertimbangan bagi pemerintah setempat dalam pengawasan dan regulasi lingkungan kawasan pantai dan sekitarnya. Untuk penelitian ini, metode yang dilakukan adalah pemetaan karakteristik pantai, analisis sedimentologi dan mineralogi yang dilakukan terhadap 34 sedimen permukaan dasar laut. Pengambilan sampel sedimen permukaan dasar laut telah dilakukan oleh Tim Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (P3GL) pada tahun 2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik pantai dan laut Wangi–wangi dan Kapota dipengaruhi oleh proses geologi yang telah berlangsung sejak Miosen Tengah. Morfologi dasar laut dicirikan oleh lereng landai di sekitar tepi pantai dan berubah dengan tegas menjadi curam ke arah laut lepas. Pada umumnya tekstur sedimen permukaan dasar laut terdiri atas pasir biogenik tersebar di sekitar garis pantai, dan mengisi di dalam terumbu koral. Jenis pantai sebagian besar berupa pantai pasir koral berwarna putih, pedataran pantai terumbu koral, serta morfologi pantai berupa takik. Kawasan pantai Wangi–wangi dan Kapota bisa dibagi ke dalam 4 (empat) zonasi lingkungan: Flat Plain (Zona I), Sandy Beach (Zona II), Limestone and Coral Reef (Zona III), dan Sedimentary Flat (Zona IV). Zona IV di area tengah antara Pulau Wangi–wangi dan Pulau Kapota merupakan area yang paling rentan mengalami kerusakan lingkungan akibat faktor alami dan aktifitas manusia. Kata kunci: zonasi, morfologi dasar laut, wisata, Wangi–wangi–Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara