Rusli Burhansyah
Peneliti pada Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

STRATEGI PEMBANGUNAN PERTANIAN PADA KAWASAN “SINGBEBAS” KALIMANTAN BARAT Rusli Burhansyah; Ikin Sadikin
Agros Journal of Agriculture Science Vol 14, No 1 (2012): edisi Januari
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (306.123 KB)

Abstract

Kawasan Singkawang, Bengkayang, dan Sambas, salah satu pusat pertumbuhan ekonomi yang mengalami kekurangan air bersih, banjir, tidak meratanya penyebaran populasi, renadahnya kualitas sumber daya manusia, tidak terintegrasinya pembangunan, dan kurangnya infrastruktur dasar. Potensi sumber daya air cukup baik untuk pengembangan pangan, sebagian besar kondisi perikanan darat dan laut belum optimal. Padi diusahakan dalam skala subsisten, untuk jagung, jeruk, ayam buras, karet, sapi, babi, dan perikanan diusahakan dalam skala semintensif dan komersial. Potensi manusia cukup memadai secara jumlah, tetapi bagaimana meningkatkan kualitas dan pola pikirnya, perlu skenario. Faktor pendukung dan key factor to succes sangat diperlukan pada masing-masing tahap. Pendekatan bisa melalui strategi produksi, pemasaran, dan finansial. Forum pembangunan Singbebas merupakan wadah aspirasi masyarakat, pemerintah, dan pengusaha dalam mensinergiskan rencana pembangunan di masing-masing kawasan
INVENTORY AND IDENTIFICATION OF SPECIFIC LOCATIONS TECHNOLOGY NEEDS OF AGRICULTURE SUPERIOR COMODITIES IN WEST KALIMANTAN Rusli Burhansyah
Agros Journal of Agriculture Science Vol 19, No 1 (2017): Edisi Januari
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (457.841 KB)

Abstract

Study aims to inventory and identification of specific technology needs and determination of agricultural commodities featured. Assessment was conducted in November until December 2014 conducted in six districts namely been determined intentional production centers: Sambas, Bengkayang, Landak, Pontianak, Kubu Raya, and Pontianak. Assessment method using a survey method. Survey using structured interviews and FGD. Descriptive analysis method used to determine inventory and identification of technology needs. There are 16 leading commodities: seeds, pest and disease control, plant spacing, fertilization, harvest and post-harvest, marketing. Commodities featured: rice, corn, soybean, cassava, aloe, papaya, pineapple, olive, palm, rubber, pepper, coconut, cattle, goats and free-range chicken. Determination of commodities in regions based on legal basis has not been done by the county and city governments. There are several LQ <1: coconut (Kubu Raya), (Pontianak) cattle, (Bengkayang) goats. It requires excellent commodities based on legal basis of local government. Necessary to formulate specifics of location technology needs of agriculture superior commodities.
KINERJA INDIKATOR PEMBANGUNAN PERTANIAN DI KABUPATEN KUBU RAYA, BENGKAYANG DAN SANGGAU Rusli Burhansyah
Agros Journal of Agriculture Science Vol 16, No 1: Edisi Januari 2014
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (149.204 KB)

Abstract

Kinerja pembangunan pertanian pedesaan di Provinsi Kalimantan Barat belum banyak dipublikasikan. Untuk mengukur kinerja pembangunan pertanian pedesaan diperlukan peneltian kinerja indikator pembangunan pertanian  di Kabupaten Kubu Raya, Bengkayang, dan Sanggau. Penelitian dilaksanakan tahun 2009 di Kabupaten Kubu Raya (Sungai Itik dan Jeruju Besar), Bengkayang (Sinar Tebudak dan Kamuh)  dan Sanggau (Tunggal Bakti dan Kamuh).  Penelitian menggunakan Focus Group Discussion melibatkan 15 orang setiap desa. Indikator: pembangunan antara (perkembangan pasar input, pasar output, aktivitas penyuluhan, aktivitas kelompok tani), indikator pembangunan desa (perkembangan jalan desa, lahan, produktivitas, agroindustri, dan jumlah tenaga kerja ke luar). Hasil: perkembangan pasar input belum baik, pasar input lebih sulit, perkembangan aktivitas penyuluhan cenderung kurang, perkembangan aktivitas kelompok tani cenderung tetap. Perkembangan jalan desa cenderung membaik, perkembangan ketersediaan lahan komoditas pangan cenderung kurang, produktivitas tanaman pangan tetap dan menurun, perkembangan agroindustri tetap dan jumlah tenaga kerja ke luar desa cenderung meningkat
ANALISIS USAHA TANI DAN TINGKAT ADOPSI TEKNOLOGI PENGENDALIAN PENYAKIT CVPD (Kasus di Desa Tebas Sungai, Kecamatan Tebas, Sambas, Kalimantan Barat) ANALYSIS OF FARMING AND LEVEL OF TECHNOLOGY ADOPTION OF CVPD DESEASE CONTROL (Case in Tebas Sungai Vill Rusli Burhansyah
Agros Journal of Agriculture Science Vol 16, No 2: Edisi Juli 2014
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (130.43 KB)

Abstract

Penyakit CVPD pada tanaman jeruk Siam di Sambas cukup mengkhawatirkan. Ketidakseriusan penanganan penyakit ini akibat tidak efektifnya sistem penyuluhan. Tujuan: mengetahui kelayakan usaha tani dan tingkat adopsi teknologi pengendalian CVPD di Sambas. Metode: pendekatan survei. Waktu: Mei dan Juni 2012. Dilaksanakan di desa Tebas Sungai, Kecamatan Tebas. Data primer diperoleh dari petani dengan wawancara. Data sekunder dari Dinas di Sambas. Penentuan responden menggunakan Proportionate Statified Random Sampling sebanyak 38 orang.  Hasil: budidaya jeruk layak dikembangkan (R/C >1).  Keuntungan selama setahun  Rp 14.143.340. Tingkat adopsi petani demplot cukup baik, dibandingkan dengan petani non demplot dan diluar kecamatan Tebas (Kecamatan Semparuk). Sebagian besar petani (66,67 persen) tingkat adopsi cukup baik, dan sisanya 33,33persen belum mengadopsi teknologi pengendalian CVPD. Komponen teknologi CVPD yang perlu mendapat perhatian adalah pengendalian penyakit diplodia dan panen tepat waktuCVPD in citrus Siam Pontianak in Sambas district quite alarming. On the other hand, the conditions of handling the lack of seriousness of this disease due to the ineffectiveness of the extension system in Sambas district. Necessary efforts to control the disease this CVPD. The purpose of this study was to determine the feasibility of farming and the level of technology adoption CVPD disease control in Sambas district. The research method used survey approach. When the study in May and June 2012. The research was conducted in the village of Tebas Sungai, Tebas Sub distric.. Primary data were collected from farmers. Secondary data were obtained Department / Agency Sambas district. The primary data obtained through interviews using questionnaires. The method to determine respondents using statified Proportionate Random Sampling technique. With the number of farmers 38 people. From the analysis of farming, cultivation of oranges should be developed (R / C> 1). Benefits during the year around USD 14.14334 million, farmer adoption -level pretty good plots, compared with non-farmer plots and sub-districts outside Slash (Subdistrict Semparuk). Most farmers (66.67%) is quite good adoption rate, and the remaining 33.33% is not adopt CVPD control technology. CVPD technology components that need attention are diplodia disease control and timely harvest.
RENCANA TINDAK SEKTOR KEHUTANAN PADA KAWASAN USAHA AGRIBISNIS TERPADU DI KALIMANTAN BARAT Ikin Sadikin; Rusli Burhansyah
Agros Journal of Agriculture Science Vol 14, No 1 (2012): edisi Januari
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (355.91 KB)

Abstract

Program Kawasan Usaha Agribisnis Terpadu  merupakan salah satu pendekatan program pembangunan pertanian di Kalimantan Barat. Tujuan penelitian ini adalah (1) mengidentifikasi sumber daya di daerah program, kondisi sosial, ekonomi, budaya masyarakat, dan (2) merumuskan strategi dan kebijakan sektor kehutanan untuk menjadi Rencana Tindak program ini. Penelitian ini dilaksanakan di area program meliputi 12 kabupaten atau kota di Kalimantan Barat. Penelitian dilakukan bulan April hingga Desember 2006, menggunakan data primer dan sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi,  wawancara,  dan RRA. Hasil penelitian menunjukkan: (1) tidak semua wilayah memiliki kawasan hutan, sehingga diperlukan pengelompokkan wilayah; (2) secara umum dari sisi adiministratif,  penetapan wilayah lokasi memperoleh respon posisitf dari pemerintah kabupaten atau kota; (3) perecanaan pengembangan komoditas unggulan sudah baik, dilihat dari ketersediaan air baku yang memadai terutama untuk tanaman pangan dan perikanan, (4) sebagian besar kawasan aman dari bahaya kekeringan