A. Rusli
Jurusan Fisika, Fakultas Teknologi Informasi Dan Sains Universitas Katolik Parahyangan, Bandung

Published : 10 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

FISIKA DASAR DAN KESADARAN ILMIAH: SUATU STUDI – ANALISIS KAITAN FISIKA DENGAN DUNIA DIGITAL Aloysius Rusli
Research Report - Engineering Science Vol. 1 (2011)
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (166.455 KB)

Abstract

Fisika dasar adalah kuliah pengantar Fisika yang banyak diajarkan di berbagai program studisains dan teknik, karena dianggap penting untuk melandasi penguasaan ilmu dan teknologi.Biasanya materinya dianggap baku, yaitu mencakup mekanika, termodinamika, getaran dangelombang, listrik-magnet dan optika, serta fisika modern. Masalah yang sering timbul adalah,keluhan dan temuan bahwa efektivitasnya rendah, relevansinya dengan dunia sehari-hari dandunia teknologi kurang tampak, dan penggunaan matematikanya terlalu menonjol. Dalam rangkameningkatkan efektivitas kuliah penting ini, telah dikembangkan studi berkelanjutan tentangcara-cara yang lebih beresonansi dengan keinginan mahasiswa peserta kuliah ini, dengan tetapmenjaga esensi fisika sebagai ilmu empiris yang berlatar teori yang kuat.Satu hipotesis yang telah dicapai dalam tahapan studi ini sekarang adalah, bahwa tingkatkesadaran ilmu (science awareness) dan kesadaran ilmiah (scientific awareness) merupakansasaran yang lebih relevan dan realistik, dibandingkan dengan tingkat kepahaman ilmu (scienceliteracy) dan kepahaman ilmiah (scientific literacy). Dalam rangka menguji hipotesis ini, telahdilakukan suatu analisis tentang kaitan fisika dengan dunia digital. Analisis ini didasarkan ataspentingnya mahasiswa program studi teknik informatika menyadari erat dan manfaatnyamengetahui (awareness) kaitan antara ilmu dan teknologi yang dipelajarinya, dengan sains danfisika yang melatarbelakangi berbagai segi teknik informatika itu. Pentingnya ini adalah, agarsarjana teknik informatika bukan hanya mengetahui segi teknis mengolah data, melainkan jugamengetahui latar belakang ilmunya, serta proses ilmiahnya, yang akan lebih memungkinkanmereka untuk mengenali cara-cara inovasi dan pengembangan ilmu yang mereka pelajari itu.Hasil analisis ini telah dipresentasikan pada Seminar Nasional Fisika 2011 di Serpong,Tangerang, yang diselenggarakan oleh Pusat Penelitian Fisika, LIPI dalam kerjasama denganHimpunan Fisika Indonesia Cabang Jakarta, pada 12-13 Juli 2011. Selain itu, hasil analisis iniakan merupakan komponen dalam studi yang lebih luas tentang hipotesis tersebut di atas, yangdirencanakan dipresentasikan pada International Conference in Mathematics and NaturalSciences (ICMNS) di ITB tahun 2012, dan diusahakan diterbitkan sebagai buku melalui PenerbitLambert Academic Publishing GmbH & Co, Saarbrűcken, Jerman, yang telah menawarkan halini setelah mendeteksi adanya laporan dengan tema studi ini dalam Proceedings ICMNS 2010terbitan FMIPA ITB, Bandung.
Kesadaran Ilmu dan Ilmiah: Melalui definisi dan realisasi satuan massa kilogram versi CGPM 2011 Aloysius Rusli
Research Report - Engineering Science Vol. 2 (2011)
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (206.574 KB)

Abstract

Fisika dasar adalah kuliah pengantar Fisika yang banyak diajarkan di berbagai program studisains dan teknik, karena dianggap penting untuk melandasi penguasaan ilmu dan teknologi.Biasanya materinya dianggap baku, yaitu mencakup mekanika, termodinamika, getaran dangelombang, listrik-magnet dan optika, serta fisika modern. Masalah yang sering timbuladalah, keluhan dan temuan bahwa efektivitasnya rendah, relevansinya dengan dunia sehariharidan dunia teknologi kurang tampak padahal perkembangan fisika sebenarnya terusberkembang pesat, dan penggunaan matematikanya terlalu menonjol. Dalam rangkameningkatkan efektivitas kuliah penting ini, telah dikembangkan studi berkelanjutan tentangcara-cara yang lebih beresonansi dengan keinginan mahasiswa peserta kuliah ini, dengantetap menjaga esensi fisika sebagai ilmu empiris yang berlatar teori yang kuat.Satu hipotesis yang telah dicapai dalam tahapan studi ini sekarang adalah, bahwa tingkatkesadaran ilmu (science awareness) dan kesadaran ilmiah (scientific awareness) merupakansasaran yang lebih relevan dan realistik, dibandingkan dengan tingkat kepahaman ilmu(science literacy) dan kepahaman ilmiah (scientific literacy). Kemajuan ini telah dilaporkanpada International Conference on Physics and Its Applications (ICPAP) 2011, 10 November2011 di ITB, Bandung.Hipotesis ini hendak terus diuji, antara lain dengan mengembangkan modul-modul bagi topikkuliah baginya, seperti tentang kaitan dunia digital dengan sains, tentang SistemInternasional, yang diarahkan untuk menambah kesadaran dan sedapatnya juga kepahamanmahasiswa tentang proses dan materi fisika yang terkait dengan itu.Dalam penelitian ini, telah dilakukan suatu analisis tentang rencana pengubahan definisi bagisatuan kilogram, dari mengacu pada silinder platina-iridium di Sèvres dekat Paris, menjadimengacu pada tetapan Planck yang sejauh ini tampak memang suatu tetapan universal. Halini ternyata mengait pada beberapa perkembangan mutakhir fisika. Hasil analisis ini telahdipresentasikan pada Simposium Fisika Nasional ke 24 di ITB, Bandung pada tanggal 11November 2011.Selain itu, hasil analisis ini akan merupakan komponen dalam studi yang lebih luas tentanghipotesis tersebut di atas, yang direncanakan dipresentasikan pada International Conferencein Mathematics and Natural Sciences (ICMNS) di ITB tahun 2012, dan diusahakanditerbitkan sebagai buku melalui Penerbit Lambert Academic Publishing GmbH & Co,Saarbrűcken, Jerman, yang telah menawarkan hal ini setelah mendeteksi adanya laporandengan tema scientific awareness studi ini dalam Proceedings ICMNS 2010 terbitan FMIPAITB, Bandung.
Dialog Ilmu dan Iman: Suatu Pendekatan dan Cara Realisasinya Aloysius Rusli
Research Report - Engineering Science Vol. 1 (2012)
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (539.623 KB)

Abstract

Konstitusi Apostolik Ex Corde Ecclesiae menyatakan bahwa di universitas katolik perlu dihidupkan dialog antara ilmu dan iman, agar cara pencarian kebenaran menjadi utuh. Untuk mendalami alasannya, masalahnya, dan bagaimana cara merealisasi hal itu secara lebih efektif, telah dimulai penelitian ini. Tujuan jangka panjangnya adalah untuk mendukung pencarian kebenaran secara utuh tersebut. Tujuan khususnya adalah untuk menghidupkan partisipasi dalam dialog antara ilmu dan iman ini. Metode yang digunakan adalah dengan pendekatan berupa mengajak mengungkapkan pandangan dan pengalaman, dengan cara mengirimkannya ke sebuah mailinglist elektronik untuk menjembatani kendala ruang dan waktu. Beberapa dosen Unpar diajak mengawali dialog ini, kemudian jumlah anggota mailinglist berangsur ditambah, sehingga pada saat ini berjumlah 20 orang. Ungkapan-ungkapan tersebut disusun menjadi laporan penelitian semester ini, yang akan juga dikirim ke mailinglist itu, sebagai suatu kesimpulan sementara. Sebagian laporan ini juga telah diterima untuk dipresentasikan di Jogjakarta International Conference on Physics pada bulan September 2012, sebagai kontribusi untuk memperluas kawasan diskusi di lingkungan ilmuwan yang menghadirinya, di samping juga untuk memperoleh masukan dari kalangan ilmuwan yang lebih luas. Iktisar laporan ini adalah sbb: Kesadaran akan perkembangan dalam ilmu dan cara ilmiahnya, serta pengaruhnya yang makin merasuk ke masyarakat, menarik perhatian dan pemikiran tentang satu pengaruh besar lain pada masyarakat, yaitu agama dan kepercayaan atau iman yang mendasarinya. Justru universitas katolik diharapkan mempertemukan dua pengaruh besar ini. Dua pengaruh ini sewaktu-waktu menimbulkan benturan dalam mayarakat, misalnya antara beberapa hasil ilmu dan cara ilmiah, dengan bentuk kepercayaan-harfiah tentang penciptaan jagad ini dan kepercayaan adanya suatu kekuasaan-cerdas yang secara langsung campur tangan dalam pengembangan jagad ini. Dipandang penting untuk mendalami dasar-dasar ilmu maupun iman, yang perlu dibedakan dari teknologi dan agama. Melalui dialog ini, diharapkan lambat laun ditemukan beberapa prinsip yang khas dan hakiki dalam ilmu dan iman, dan cara-cara berinteraksi antara ilmu dan iman yang konstruktif, untuk menemukan pola pendidikan yang konsisten bagi angkatan muda. Hal ini penting agar diperoleh suatu pandangan hidup yang konsisten dan terpadu, seperti juga telah dipandang perlu mendidikkan ilmu secara terpadu di abad ke 21 ini. Dengan laporan sementara ini, diharapkan juga untuk memperoleh masukan lebih lanjut bagi kelanjutan penelitian ini. Salah satu hasil sementara penelitian ini adalah, bahwa asumsi-asumsi dasar ilmu dan iman itu memang berbeda, walaupun penalaran yang didasarkan pada asumsi yang berbeda itu bersifat serupa, yaitu rasional, konsisten, dan sesuai dengan hal-hal yang dapat diamati. Selain itu telah mulai ditemukan indikasi adanya beberapa batas keberlakuan bagi ilmu maupun iman, dan perlu didalami sifatnya dan sejauh apa batas-batas itu memang ada dan berlaku. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dialog, dengan pernyataan dari setiap pihak dipandang secara positif dan konstruktif, agar dapat lebih mudah menerawang kebenaran yang tersirat dalam kata-kata dan gaya bahasa yang digunakan.
Dialog Ilmu dan Iman: Suatu Pendekatan dan Cara Realisasinya – tahap 2 Aloysius Rusli
Research Report - Engineering Science Vol. 1 (2013)
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (233.619 KB)

Abstract

Konstitusi Apostolik Ex Corde Ecclesiae, yang menyatakan bahwa di universitas katolik perludihidupkan dialog antara ilmu dan iman, agar cara pencarian kebenaran menjadi utuh, menjadi titiktolak penelitian ini. Pada tahap pertama hasil penelitian ini, telah disimpulkan bahwa asumsi-asumsidasar ilmu dan iman itu memang berbeda, tetapi penalaran yang didasarkan pada asumsi yang berbedaitu bersifat serupa, yaitu rasional, konsisten, dan sesuai dengan hal-hal yang dapat diamati. Pada tahapkedua, telah disimpulkan bahwa keberlakuan ilmu dibatasi pada hal-hal yang masih dapat diukur secarareprodusibel-konsisten, sedangkan keberlakuan iman dibatasi oleh pilihan masing-masing orang; adanyasyarat reprodusibel-konsisten bagi pilihan iman itu sementara ini dipandang masih merupakan hipotesis.Bagian awal penelitian ini telah dipresentasikan di Jogjakarta International Conference on Physics padabulan September 2012, sebagai kontribusi untuk memperluas kawasan diskusi ke lingkungan ilmuwan yang menghadirinya, dan masukan yang diperoleh menunjukkan ketiadaan hipotesis tersebut di atas.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dialog, dengan pernyataan dari setiap pihakdipandang secara positif dan konstruktif, agar dapat lebih mudah menerawang kebenaran yang tersiratdalam kata-kata dan gaya bahasa yang digunakan. Satu kesimpulan lain yang telah dicapai dalampenelitian tahap kedua ini adalah, bahwa setidaknya sampai abad ke 18, ilmu dan iman telahberkembang dengan saling mendukung dan bertautan: bernalar dalam ilmu bertumpu pada kepercayaan(belief) akan beberapa prinsip dasar yang dihipotesiskan sebagai kebenaran tentatif (karena disadarinyaketerbatasan daya manusia) yang seperlunya dapat diadaptasikan, sedangkan bernalar dalam iman(trust) akan adanya Tuhan dilakukan dengan niat mendalami ilmu demi makin dimuliakannya Tuhan.
DIALOG ILMU DAN IMAN: SUATU PENDEKATAN DAN CARA REALISASINYA – TAHAP 3 Aloysius Rusli; Benny Suprapto Brotosiswojo; Paulus Karta Wijaya
Research Report - Engineering Science Vol. 1 (2014)
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (470.927 KB)

Abstract

Tujuan jangka panjang penelitian ini adalah untuk menunjang konkretisasi cara pelaksanaan dan penerapan dialog ilmu dan iman di lingkungan Universitas Katolik Parahyangan (Unpar), dalam rangka memenuhi persyaratan yang dikemukakan dalam Konstitusi Apostolik tentang Universitas Katolik tahun 1990. Sasaran khususnya adalah menemukan prosedur sederhana yang agak mudah dilaksanakan oleh warga Unpar. Metode yang digunakan dalam studi ini adalah metode pengamatan yang direfleksikan lalu diuji dengan beberapa tugas mingguan dalam beberapa kuliah yang sedang dijalankan. Dengan cara  ini juga terjajagi minat dan sikap, cara berpikir dan perilaku mahasiswa masa kini yang akan menjadi pimpinan masyarakat masa depan. Hasil sementara Tahap III ini adalah kesimpulan, bahwa ilmu dan iman memiliki prosedur yang selaras, sehingga peluangnya membesar, untuk saling memperkaya melalui dialog dalam menggali makna dan arah. Perbedaan prosedur ilmu dan iman adalah dalam cara pengujian: yang pertama membatasi diri pada hal yang dapat diukur, yang digunakan untuk mengkonsistenkan hipotesis dengan pengamatan-terukur; sedangkan yang kedua terutama mengandalkan intuisi-hatinurani yang terus menerus diasah dan ditantang konsistensinya dengan pengamatan. Kesimpulan sementara ini tentu perlu diuji lebih lanjut, dengan menemukan prosedur yang lebih konkret dan khas bagi bidang teknik, bidang ilmu, maupun bidang dogma atau kesimpulan-hipotesis yang dikemukakan berdasarkan proses iman, untuk melihat bagaimana konsistensi ilmu dan iman. Karena itu penelitian ini sebaiknya ditindaklanjuti.
KALIBRASI SISTEM PENGUKURAN DISTRIBUSI TEMPERATUR PADA THERMOCHROMIC LIQUID CRYSTAL DENGAN METODE PENGOLAHAN CITRA Risti Suryantari; Flaviana Flaviana; Aloysius Rusli
Research Report - Engineering Science Vol. 2 (2014)
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1377.943 KB)

Abstract

Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengamati hubungan nilai statistik citra hue pada permukaan Thermochromic Liquid Crystal (TLC) yang mengalami kontak dengan suatu benda bertemperatur tertentu. TLC yang digunakan memiliki rentang temperatur 250-300 C dan 300-350 C. Teknik pengambilan citra dilakukan dengan scanner untuk setiap variasi temperatur pada rentang tersebut. Citra asli yang diperoleh dalam bentuk RGB dikonversi menjadi HSV (Hue, Saturation, Value), dengan mengambil komponen hue saja, kemudian citra hue tersebut diolah dengan teknik pengolahan citra berdasarkan morfologi matematika menggunakan perangkat lunak Matlab2013a dengan proses utama opening dan closing untuk mendapatkan kualitas citra yang lebih baik. Berdasarkan analisis visual pada citra akhir hasil pengolahan citra, terdapat perbedaan setiap citra untuk berbagai temperatur yang tampak dari tingkat kecerahan dan perbedaan pola lingkaran yang dibentuk. Secara kuantitatif, citra akhir untuk setiap temperatur tersebut dapat dibedakan berdasarkan nilai statistiknya. Nilai max dan mean citra hue semakin meningkat seiring meningkatnya temperatur untuk setiap sampel. Berdasarkan nilai mean, kedua sampel menunjukkan kecenderungan hubungan linearitas yang sama.Kata kunci: Thermochromic Liquid Crystal (TLC), citra hue, morfologi matematika  
Peluasan Rentang Suhu Thermochromic Liquid Crystal sebagai Peluang untuk Aplikasi Penderita Neropati Diabetik Flaviana Flaviana; Risti Suryantari; Aloysius Rusli
Research Report - Engineering Science Vol. 2 (2014)
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1232.051 KB)

Abstract

Temperatur merupakan salah satu parameter penting yang merepresentasikan kondisi kesehatan tubuh manusia. Pengukuran secara konvensional belum sepenuhnya akurat, ringkas dan tepat, maka diperlukan material Thermochromic Liquid Crystal (TLC) yang berdasarkan karakteristik susunan molekulnya, memiliki respon terhadap perubahan temperatur lokal yang ditunjukkan dengan perubahan warna.Tujuan penelitian ini adalah melakukan dan mempelajari penerapan sistem pengukuran distribusi temperatur berbasis TLC pada sejumlah subyek telapak tangan manusia. Manfaat penelitian ini adalah bahwa hasil pemetaan temperatur terhadap sejumlah subyek tersebut memberikan peluang aplikasi terhadap penderita Diabetes Melitus yang mengalami komplikasi kronis dengan gejala berupa ulkus/borok yang tidak sembuh-sembuh pada kaki atau tangan. Metode penelitian yang digunakan ialah menggunakan sistem berbasis pada penelitian Flaviana tahun 2012 dan spesifikasi alat untuk pengambilan citra yang dilengkapi dengan perangkat keras dan lunak serta metode pengolahan citra, dengan mengambil citra kanal hue sebagai parameter, melalui operasi morfologi matematika.Kata kunci : pengukuran distribusi temperatur, Diabetes Melitus, Thermochromic Liquid Crystal, morfologi matematika, citra kanal hue.  
DIALOG ILMU DAN IMAN: SUATU PENDEKATAN DAN CARA REALISASINYA – TAHAP 4 Aloysius Rusli; Benny Suprapto Brotosiswojo; Paulus Karta Wijaya
Research Report - Engineering Science Vol. 1 (2015)
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (884.964 KB)

Abstract

Tujuan jangka panjang penelitian ini adalah untuk menunjang konkretisasi cara pelaksanaan dan penerapan dialog ilmu dan iman di lingkungan Universitas Katolik Parahyangan (Unpar), dalam rangka memenuhi persyaratan yang dikemukakan dalam Konstitusi Apostolik tentang Universitas Katolik tahun 1990. Sasaran khususnya adalah menemukan prosedur sederhana yang agak mudah dilaksanakan oleh warga Unpar. Metode yang digunakan dalam studi ini adalah metode pengamatan yang direfleksikan lalu diuji dengan mempresentasikan kemajuan-kemajuan yang dicapai pada beberapa seminar/ simposium/ konferensi yang dipandang sesuai. Hasil sementara Tahap IV ini adalah kesimpulan, bahwa memang ilmu dan iman memiliki prosedur-kerja yang selaras (hasil Tahap 1), sehingga peluangnya membesar, untuk saling memperkaya dan mengarahkan (hasil Tahap 2) melalui dialog dalam suasana bersahabat-konstruktif (hasil Tahap 1) dengan menggunakan kata kunci “Mengapa” (hasil Tahap 3) dalam menggali makna dan arah, secara rendah hati – penuh kasih dan harapan, tidak takut, dan terbuka (hasil Tahap 4), baik dalam ilmu, maupun dalam iman. Perbedaan prosedur-kerja ilmu dan iman adalah dalam cara pengujian: Ilmu membatasi diri pada hal yang dapat diukur, yang digunakan untuk mengkonsistenkan hipotesis dengan pengamatan terukur; sedangkan iman terutama mengandalkan intuisi-hatinurani yang terus menerus diasah dan ditantang konsistensinya dengan penalaran dan pengamatan. Kesimpulan sementara Tahap 4 ini tentu perlu diuji lebih lanjut, dengan menemukan prosedur yang makin konkret dan khas bagi bidang teknik, bidang ilmu, maupun bidang dogma atau kesimpulan-hipotesis yang dikemukakan berdasarkan proses iman, untuk melihat bagaimana dan sejauh apa konsistensi ilmu dan iman dapat ditelusuri. Karena itu penelitian ini sebaiknya dilanjutkan.
DIALOG ILMU DAN IMAN: SUATU PENDEKATAN DAN CARA REALISASINYA Aloysius Rusli
INTEGRAL Vol. 11 No. 2 (2013)
Publisher : INTEGRAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (221.523 KB)

Abstract

Awareness of development in science and its underlying scientic method, and its widening influence on society, reminds one of another strong influence, which is religion and its underlying faith. The catholic university in particular, is expected to support a return to an interaction between these two big in uences. These two in uences were, and are still, apt to cause incidental friction in society. It is considered important to study the basics of both science and faith, as different from technology and religion. Using dialogue as method, it is hoped to discover a few principles which are characteristic and essential in science and in faith, and ways of constructive interaction between science and faith, to discover a consistent and integrated pattern for educating the younger generation. This is important to get a consistent and integrated worldview, similarly as is being promoted for an integrated science education for the 21st century. Some tentative conclusions are, that the basic assumptions of science and faith are clearly dierent, while the way of reasoning based on those dierent assumptions are similar, i.e. rational, consistent, and corresponding with observations of nature. Also, there is an indication that there are some validity limits for both science and faith, needing reflection and ongoing investigation of their properties, for clarication. The research method used is dialogue, where every statement from every participant is treated as a positive and constructive contribution, so as to easier discern the truth embedded in the words and ways of expression.Keywords: science and faith, dialogue.Kesadaran akan perkembangan dalam ilmu dan cara ilmiah yang mendasarinya,serta pengaruhnya yang makin merasuk ke masyarakat, menarik perhatian dan pemikiran tentang satu pengaruh besar lain pada masyarakat, yaitu agama dan kepercayaan atau iman yang mendasarinya. Justru universitas katolik diharapkan mempertemukan kembali dua pengaruh besar ini. Dua pengaruh ini sewaktu-waktu menimbulkan benturan dalam masyarakat. Dipandang penting untuk mendalami dasar-dasar ilmu maupun iman, yang perlu dibedakan dari teknologi dan agama. Dengan cara dialog, diharapkan berangsur dapat ditemukan beberapa prinsip yang khas dan hakiki dalam ilmu dan iman, dan cara-cara berinteraksi antara ilmu dan iman yang konstruktif, untuk menemukan pola pendidikannya yang konsisten bagi angkatan muda. Hal ini penting agar diperoleh suatu pandangan hidup yang konsisten dan terpadu, seperti juga telah dipandang perlu mendidikkan ilmu secara terpadu di abad ke 21 ini. Salah satu hasil sementara penelitian ini adalah, bahwa asumsi-asumsi dasar ilmu dan iman itu memang berbeda, walaupun penalaran yang didasarkan pada asumsi yang berbeda itu bersifat serupa, yaitu rasional, konsisten, dan sesuai dengan hal-hal yang dapat diamati. Selain itu telah mulai ditemukan indikasi adanya beberapa batas keberlakuan bagi ilmu maupun iman, dan perlu didalami sifatnya dan sejauh apa batas-batas itu memang ada dan berlaku. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dialog, dengan pernyataan dari setiap pihak dipandang secara positif dan konstruktif, agar dapat lebih mudah menerawang kebenaran yang tersirat dalam kata-kata dan gaya bahasa yang digunakan.Kata Kunci: ilmu dan iman, dialog.
Pendidikan Fisika untuk Abad ke-21 : Kesadaran, Wawasan, Kedalaman, Etika (Halaman 16 s.d. 19) A. Rusli
Jurnal Fisika Indonesia Vol 17, No 50 (2013)
Publisher : Department of Physics Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (63.987 KB) | DOI: 10.22146/jfi.24417

Abstract

Pesatnya perkembangan fisika dalam abad ke 20 telah memacu perkembangan teknologi, yang selanjutnya memacu pula perkembangan fisika dan perubahan sikap masyarakat. Sepatutnya hal ini  disertai dengan pengembangan pola program studi Fisika agar lebih optimal dampak dan manfaatnya, khususnya di Indonesia. Dari pengamatan sejak beberapa tahun, tampaknya kata kunci “kesadaran”, “wawasan”, “kedalaman”, “etika” dapat memberi arah strategis yang baik, bagi kurikulum tetapi terlebih bagi pengajar-pendidiknya. Strategi ini perlu mampu memotivasi, dan memandirikan mahasiswanya, baik bagi mayoritas yang selanjutnya memasuki bidang pekerjaan non-fisika, maupun bagi minoritas yang tertarik untuk menjadi fisikawan. Pola kurikulum yang berhaluan selaras dengan empat kata kunci itu, diperkirakan dapat memotivasi dan mengokohkan kemampuan memecahkan masalah yang lebih kompleks secara baik dan terpadu, baik dalam sains, teknologi, maupun di luar bidang itu, sehingga dapat lebih mampu memberi kontribusi signifikan pada perkembangan masyarakat abad ke 21.