Lingling Marinda Palupi
Poltekkes Kemenkes Malang

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

REBUSAN DAUN SALAM (SYZYGIUM POLYANTHUM) DAN SENAM HIPERTENSI TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA HIPERTENSI Lingling Marinda Palupi
Media Keperawatan:Politeknik Kesehatan Makassar Vol 12, No 2 (2021): MEDIA KEPERAWATAN: POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
Publisher : Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/jmk.v12i2.2267

Abstract

Hipertensi merupakan masalah kesehatan global yang membutuhkan perhatian karena memiliki angka mortalitas dan morbiditas yang tinggi. Lansia merupakan suatu proses menua terhadap permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan berlangsungnya proses menjadi tua, yang berakibat timbulnya perubahan fisik, kognitif, perasaan, sosial, dan seksual. Perubahan-perubahan pada lansia yaitu perubahan pada sistem kardiovaskuler yang merupakan penyakit utama yang memakan korban karena akan berdampak pada penyakit lain salah satunya adalah hipertensi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kombinasi air rebusan daun salam (Syzygium polyanthum) dan senam hipertensi terhadap penurunan tekanan darah pada lansia hipertensi. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 08 Desember 2019 sampai 21 Desember 2019 di wilayah kerja Puskesmas Mulyorejo Kota Malang. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre - eksperimental dengan rancangan penelitian one group pre - post test design, dengan teknik cluster sampling, besar sampel dalam penelitian ini adalah 30 responden. Berdasarkan hasil uji statistic Wilcoxon, kombinasi air rebusan daun salam dan senam hipertensi berpengaruh terhadap penurunan tekanan darah dengan hasil Pvalue = 0,000 (p < 0,05) untuk pretes-posttest sistolik dan Pvalue = 0,000 (p < 0,05) untuk pretes-posttest diastolik. Dapat disimpulkan bahwa kombinasi air rebusan daun salam dan senam hipertensi berpengaruh dalam menurunkan tekanan darah pada lansia hipertensi. Diharapkan metode ini dapat dimanfaatkan untuk terapi non farmakologi atau terapi komplementer sebagai pendamping terapi farmakologi dalam penatalaksanaan hipertensi.
PERAN KELUARGA SEBAGAI PENGAWAS MENELAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS PADA PASIEN TB PARU KAMBUH Lingling Marinda Palupi
Media Keperawatan:Politeknik Kesehatan Makassar Vol 11, No 1 (2020): Media Keperawatan: Politeknik Kesehatan Makassar
Publisher : Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (301.753 KB) | DOI: 10.32382/jmk.v11i1.1534

Abstract

Kejadian TB kambuh/relaps adalah kejadian yang cukup sering pada penderita TB paru. Adanya kejadian relaps ini dapat menimbulkan masalah baru karena meningkatkan kemungkinan resistensi obat anti tuberkulosis dapat kembali dengan kuman yang lebih kuat sehingga lebih sulit diobati, biaya pengobatan lebih mahal dan tingkat keberhasilan pengobatan lebih rendah. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran keluarga dalam mengawasi pengobatan pasien TB Paru dengan kasus kambuh dari tanggal 16 Desember 2019 sampai 23 Desember 2019. Penelitian ini menggunakan metode wawancara dan observasi pada 2 keluarga yang menjadi pengawas menelan obat pasien TB Paru dengan kasus kambuh. Hasil penelitian ini menunjukkan keluarga berperan dengan baik sebagai motivator pasien TB Paru, keluarga belum optimal dalam menjalankan perannya mengingatkan pemeriksaan ulang dahak pasien TB Paru, keluarga berperan baik sebagai pengawas menelan obat dan sebagai pendamping pemberian edukasi tentang TB Paru dengan kasus kambuh. Keluarga bisa berperan sebagai PMO yang mengawasi penderita TB paru agar menelan obat secara teratur sampai selesai pengobatan, sehingga terwujud kepatuhan penderita TB paru terhadap kepatuhannya dalam menelan obat dan terapi yang diberikan berjalan dengan baik.
ROM And CIMT Treatment Effects To Stroke Patients’s Upper Extremity Functional Ability Cintia Tri Wulandari; Sulastyawati Sulastyawati; Lingling Marinda Palupi
JNKI (Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia) (Indonesian Journal of Nursing and Midwifery) Vol 8, No 3 (2020)
Publisher : Alma Ata University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21927/jnki.2020.8(3).223-231

Abstract

Stroke is a brain functionality disorder caused by disruption of blood supply into the brain. Stroke is one of the leading causes of weakness or hemiparesis on ekstremities. A stroke patient who encounter hemiparesis may suffer joints contracture which then can become permanently disabled if it is not trained. In hospitals, Range of Motion Exercise is often performed, but the results are less optimal. This research aims to discover the combination effects of Range of Motion Exercise (ROM) and Constraint Induced Movement Therapy (CIMT) to the changes of upper extremity functional ability by using a measuring tool Chedoke Arm and Hand Activity Inventory form (CAHAI) to stroke patients with hemiparesis at Interna 1 of dr. R. Soedarsono Regional Public Hospital, Pasuruan. This research uses Quasi Experimental with non-Equivalent Control Group design. The respondents were chosen by using Consecutive Sampling technique with a total of 34 respondents divided into two groups. 17 respondents as the treatment group were given combination therapy of ROM and CIMT and 17 respondents as control group were given ROM therapy only..The Statistical test was done by using Paired T-test and Independent T-test. According to the result of Paired T-test, there are differences found in the result of upper  extremity functional ability after the combination intervention of ROM and CIMT had been given in the treatment group with P Value 0.000 (p < 0.05). Then, the independent t-test stated that the intervention of ROM and CIMT hold an influence to upper extremity functional ability with P Value = 0.047 (p < 0.05). This research concludes that the combination of Range of Motion Exercise (ROM) and Constraint Induced Movement Therapy (CIMT) can increase the upper extremity functional ability so that it can be used as an alternative of exercise therapy to increase the upper extremity functional ability of stroke patients.
Review Literatur: Faktor Resiko Depresi dan Kecemasan Pada Tenaga Kesehatan Selama Wabah COVID-19 Esti Widiani; Lingling Marinda Palupi
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 11, No 1 (2022): Online March 2022
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v11i1.1923

Abstract

COVID-19 has created a state of anxiety and depression in health workers. Objectives: To identified what factors influence depression and anxiety. Methods: This literature summary used the PEOS framework. Search for articles through the ScienceDirect, PubMed, and Ovid databases in January 2021. The keywords used for the search for articles were (((((related factors) OR (risk factors)) AND (health workers)) OR (medical staff)) AND (anxiety)) AND (depression)) AND (covid 19). Results: The risk factors identified included age, gender, hours of work, front-line health workers, mental health, grade professional title, COVID-19 outbreak news or information, history of physical illness, negative experiences and social rejection, and fear of being exposed and transmitting COVID-19, and having children at home. Other risk factors included problems in the work environment, marital status, knowledge of COVID-19, quality of rest and sleep, living in the countryside, personal protective equipment, caring for family members, being infected with COVID-19, and bad family relationships. Many risk factors can trigger depression and anxiety. Conclusion:  Health policymakers must take steps to control these risk factors.Keywords:  depression; anxiety; COVID-19; healthcare worker