Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENGUKURAN EROSI AKTUAL PADA PENGGUNAAN LAHAN TEGALAN DAN KEBUN CAMPURAN STUDI KASUS : DAS BOMPON, KECAMATAN KAJORAN, JAWA TENGAH Muhammad Arifin; Cakra Haji; endah Purwaningsih; Widya Prarikeslan
JURNAL GEOGRAFI Vol 7 No 2 (2018): Penelitian DAS Bompon
Publisher : Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1105.979 KB) | DOI: 10.24036/geografi/vol7-iss2/365

Abstract

DAS Bompon memiliki berbagai penggunaan lahan, diantaranya penggunaan lahan tegalan dan kebun campur. Erosi yang ditemukan pada tegalan dan kebun campur pada DAS Bompon adalah erosi percik dan erosi alur. Erosi percik pada tegalan merupakan sisa percikan hujan pada bulan lalu. Pada kebun campur erosi percik berada pada lereng tengah. Erosi alur pada kebun campuran pada awalnya merupakan tempat aliran air hujan pada lereng atas menuju ke bawah. Pada penggunaan lahan tegalan dan kebun campur di DAS Bompon dilakukan pengujian sifat kimia tanah. Berdasarkan pengujian sifat kimia tanah didapati kandungan kapur pada lahan tegalan zona residual dan zona deposisi (sedikit buih) dan zona erosi (tidak ada buih) sedangkan pada kebun campur zona residual dan zona erosi (sedikit buih) dan zona deposisi (tidak ada buih). Pada penggunaan lahan kebun campur zona residual dan zona erosi (banyak buih) dan zona deposisi (tidak ada buih) kandungan besi dan mangan pada tegalan zona residual (sedikit buih), zona erosi dan zona deposisi (tidak ada buih). Pada penggunaan lahan kebun campur zona residual dan zona erosi (banyak buih) dan zona deposisi (tidak ada buih). Adapun pH aktual dan potensial pada lahan tegalan adalah 5. Tekstur tanah penggunan lahan tegalan pada zona residual dan zona erosi adalah lempung berpasir dan zona deposisi lempung berdebu. Tekstur tanah penggunaan lahan kebun campuran pada zona residual lempung berpasir, zona erosi lempung, zona deposisi lempung berdebu.
Dinamika tutupan Padang Lamun (Sea Grass) di Pantai Nirwana, Kota Padang periode 2008 - 2019 Cakra Haji; Hendry Frananda
JURNAL BUANA Vol 3 No 4 (2019)
Publisher : JURUSAN GEOGRAFI FIS UNP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1259.519 KB) | DOI: 10.24036/student.v3i4.511

Abstract

Pemetaan padang lamun bertujuan untuk melihat perubahan yang terjadi dari tahun 2008 ke tahun 2019 dan juga membandingkan tingkat akurasi metode interpretasi citra terhadap objek padang lamun. Metode yang digunakan untuk mendeteksi padang lamun adalah metode klasifikasi supervised dan metode logaritma lyzenga. Metode klasifikasi supervised menggunakan kepekaan nilai spektral setiap piksel terhadap objek padang lamun dan metode logartima lyzenga menggunakan koefisien atenuasi yang berbasis pada penajaman nilai spektral piksel hingga kedalaman tertentu untuk meningkatkan nilai pantul objek padang lamun. Hasil interpretasi menunjukkan terjadi perubahan yang signifikan pada luasan padang lamun dari tahun 2008 ke 2013 dan 2013 ke 2019. Metode klasifikasi supervised mendeteksi terjadi penurunan luas dari tahun 2013 ke 2019 sebanyak 19,16 Ha. Metode logaritma lyzenga mendeteksi perubahan yang sama namun dengan teknik yang berbeda hingga teridentifikasi terjadi penurunan luasan padang lamun dari tahun 2013 ke 2019 seluas 9,31 Ha. Kedua metode yang digunakan berbeda dan metode logaritma lyzenga merupakan metode yang paling cocok untuk mendeteksi padang lamun di Pantai Nirwana Kota Padang.
Dinamika tutupan Padang Lamun (Sea Grass) di Pantai Nirwana, Kota Padang periode 2008 - 2019 Cakra Haji; Hendry Frananda
JURNAL BUANA Vol 3 No 4 (2019)
Publisher : JURUSAN GEOGRAFI FIS UNP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/student.v3i4.511

Abstract

Pemetaan padang lamun bertujuan untuk melihat perubahan yang terjadi dari tahun 2008 ke tahun 2019 dan juga membandingkan tingkat akurasi metode interpretasi citra terhadap objek padang lamun. Metode yang digunakan untuk mendeteksi padang lamun adalah metode klasifikasi supervised dan metode logaritma lyzenga. Metode klasifikasi supervised menggunakan kepekaan nilai spektral setiap piksel terhadap objek padang lamun dan metode logartima lyzenga menggunakan koefisien atenuasi yang berbasis pada penajaman nilai spektral piksel hingga kedalaman tertentu untuk meningkatkan nilai pantul objek padang lamun. Hasil interpretasi menunjukkan terjadi perubahan yang signifikan pada luasan padang lamun dari tahun 2008 ke 2013 dan 2013 ke 2019. Metode klasifikasi supervised mendeteksi terjadi penurunan luas dari tahun 2013 ke 2019 sebanyak 19,16 Ha. Metode logaritma lyzenga mendeteksi perubahan yang sama namun dengan teknik yang berbeda hingga teridentifikasi terjadi penurunan luasan padang lamun dari tahun 2013 ke 2019 seluas 9,31 Ha. Kedua metode yang digunakan berbeda dan metode logaritma lyzenga merupakan metode yang paling cocok untuk mendeteksi padang lamun di Pantai Nirwana Kota Padang.
Dinamika tutupan Padang Lamun (Sea Grass) di Pantai Nirwana, Kota Padang periode 2008 - 2019 Cakra Haji; Hendry Frananda
JURNAL BUANA Vol 3 No 4 (2019)
Publisher : DEPARTEMEN GEOGRAFI FIS UNP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/buana.v3i4.511

Abstract

Pemetaan padang lamun bertujuan untuk melihat perubahan yang terjadi dari tahun 2008 ke tahun 2019 dan juga membandingkan tingkat akurasi metode interpretasi citra terhadap objek padang lamun. Metode yang digunakan untuk mendeteksi padang lamun adalah metode klasifikasi supervised dan metode logaritma lyzenga. Metode klasifikasi supervised menggunakan kepekaan nilai spektral setiap piksel terhadap objek padang lamun dan metode logartima lyzenga menggunakan koefisien atenuasi yang berbasis pada penajaman nilai spektral piksel hingga kedalaman tertentu untuk meningkatkan nilai pantul objek padang lamun. Hasil interpretasi menunjukkan terjadi perubahan yang signifikan pada luasan padang lamun dari tahun 2008 ke 2013 dan 2013 ke 2019. Metode klasifikasi supervised mendeteksi terjadi penurunan luas dari tahun 2013 ke 2019 sebanyak 19,16 Ha. Metode logaritma lyzenga mendeteksi perubahan yang sama namun dengan teknik yang berbeda hingga teridentifikasi terjadi penurunan luasan padang lamun dari tahun 2013 ke 2019 seluas 9,31 Ha. Kedua metode yang digunakan berbeda dan metode logaritma lyzenga merupakan metode yang paling cocok untuk mendeteksi padang lamun di Pantai Nirwana Kota Padang.