Nur Laila Rahmawati
UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Identitas Pendidikan Surat al-Qiyamah Nur Laila Rahmawati
Attanwir : Jurnal Keislaman dan Pendidikan Vol. 10 No. 1 (2019): Maret
Publisher : STAI Attanwir Bojonegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (647.047 KB) | DOI: 10.53915/jurnalkeislamandanpendidikan.v10i1.14

Abstract

Surat Al-Qiyamah terdiri dari 40 ayat yang berarti Hari Kiamat. Allah menceritakan bagaimana kiamat itu akan terjadi dengan adanya manusia penuh ketakutan, bulan hilang cahayanya, matahari dan bulan berkumpul. Hari dimana manusia akan mempertanggungjawabkan semua yang telah dikerjakan. Diceritakan juga bahwa Allah jadikan Nabi Muhammad hafal Al-Qur’an, Allah menjamin akan menjelaskan makna ayat-ayat tersebut entah itu tersurat atau tersirat. Dan tentunya Nabi Muhammad adalah orang yang paling tahu dan paling paham akan Al-Qur`anul karim. Dalam surat Al-Qiyamah ayat 18 terdapat adab menimba ilmu, yaitu seorang pelajar hendaknya tidak segera bertanya kepada guru sebelum guru selesai menerangkan. Ini menunjukkan bahwa ilmu bias dipelajari oleh siswa tetapi keberkahan ilmu hanya bisa diperoleh ketika siswa menjaga adabnya kepada gurunya dan nilai inilah yang mulai luntur di era disrupsi ini.
Agama dan islam: Islam Sebagai Doktrin Dan Peradaban Dalam Menangkal Radikalisme Nur Laila Rahmawati
Attanwir : Jurnal Keislaman dan Pendidikan Vol. 11 No. 1 (2020): Maret
Publisher : STAI Attanwir Bojonegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1051.436 KB) | DOI: 10.53915/jurnalkeislamandanpendidikan.v11i1.27

Abstract

Islamic education could not be denied being influenced by the renewal of Western model education. The case of Ahmad Dahlan and Wahab Khasbullah can be an example of how the modernization of education through Western models carries the consequences of changing Islamic education in Indonesia. Kuntowijoyo expressed the fact that the newly born Muhammadiyah actually faced 3 fronts, namely traditionalism (Pesantren and Kiyai), Jawaism (animism and dynamism) and modernism (Dutch colonization). Kiayi Dahlan as the leader of Muhammadiyah asserted that the retardation faced by Muslims in the early XX century as a result of ignorance therefore education has an important role to overcome. The basic value that must be enforced to mjembangun a nation is a moral education based on the Qur'an hadith, a balanced individual education between physical and spiritual needs and social education to foster the ability and usefulness of living in society. Muhammadiyah is establishment of modern Madrasah not only for men but also women who in those days is a taboo and the establishment of a school of modern teachers and there are payroll teachers who at that time pay the cost of illegal education because it is considered that the science of unbiased traded. The interaction between students, teachers, and the public is very important meaning for the development of Muhammadiyah education and in relation to the school teachers/lecturers of Muhammadiyah colleges is the key holder of the success of Muhammadiyah Education.