Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

PEMETAAN HABITAT DASAR PERAIRAN PANTAI DAN IMPLIKASINYA BAGI PENGEMBANGAN BUDI DAYA RUMPUT LAUT: Studi Kasus di Perairan Mensanak, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau I Nyoman Radiarta
Jurnal Riset Akuakultur Vol 2, No 2 (2007): (Agustus 2007)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (199.471 KB) | DOI: 10.15578/jra.2.2.2007.271-280

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pemetaan habitat dasar perairan pantai yang selanjutnya digunakan untuk menganalisis kesesuaian lahan bagi budi daya rumput laut dengan sistem tebar dasar. Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas data citra satelit Landsat 7, data lapangan, dan data sekunder lainnya. Sebanyak 90 titik sampling yang tersebar secara acak telah dikumpulkan selama survai lapangan pada bulan Januari 2002. Pemetaan habitat dasar dilakukan dengan menggunakan persamaan Lyzenga. Berdasarkan klasifikasi ekologi, habitat dasar perairan diklasifikasikan menjadi empat kelas sesuai dengan dominasi jenis habitat dan implikasinya bagi pengembangan budi daya rumput laut, yaitu zona pasir, zona substrat, zona seagrass, dan zona karang hidup. Dari total potensial area untuk kegiatan budi daya rumput laut seluas 44 km2, hanya 8 km2 (19%) yang tergolong sangat sesuai.This study was conducted to map coastal sea bed habitat in order to identify suitability area for seaweed culture using bottom culture technique. Used data in this study comprised of satellite remote sensing of Landsat 7 data, field observation data and other secondary data. Total of 90 sampling points were collected during the field observation in January 2002. In order to map sea bed habitat, Lyzenga algorithm was used. Based on ecological classification which was emphasis on dominance of type of each habitat and implication to seaweed culture, this study was able to classified sea bed habitat into four classes such as bare sand zone, substrate zone, seagrass zone, and life coral zone. From the total potential area for seaweed culture about 44 km2, only about 8 km2 (19%) is categorized into very suitable.
ANALISIS SPASIAL POTENSI KAWASAN BUDIDAYA LAUT DI PROVINSI MALUKU UTARA DENGAN APLIKASI DATA PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS I Nyoman Radiarta; Achmad Sudradjat; Endhay Kusnendar
Jurnal Riset Akuakultur Vol 5, No 1 (2010): (April 2010)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (394.415 KB) | DOI: 10.15578/jra.5.1.2010.143-153

Abstract

Provinsi Maluku Utara merupakan provinsi kepulauan dengan jumlah pulau baik besar maupun kecil mencapai 395 buah. Dengan luas lautan yang dominan (sekitar 76%) menjadikan provinsi ini berpotensi bagi pengembangan budidaya laut. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis spasial potensi kawasan budidaya laut dengan menggunakan data penginderaan jauh (inderaja) dan Sistem Informasi Geografis (SIG). Data utama yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: lingkungan perairan (kedalaman perairan, klorofil-a, dan suhu permukaan laut), infrastruktur (pelabuhan perikanan) dan sebaran penduduk. Hasil analisis spasial menunjukkan bahwa total luasan potensi kawasan budidaya laut di Maluku Utara masing-masing adalah 5.923 km2 untuk budidaya rumput laut, 5.243 km2 untuk budidaya ikan dan 3.512 km2 untuk budidaya kekerangan. Kabupaten Halmahera Selatan merupakan kabupaten yang memiliki potensi kawasan budidaya laut terbesar yaitu: 2.114 km2 untuk budidaya rumput laut, 1.719 km2 untuk budidaya ikan dan 1.441 km2 untuk budidaya kekerangan. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi data dasar perencanaan lebih lanjut untuk pengembangan budidaya laut di Provinsi Maluku Utara
PEMETAAN KELAYAKAN LAHAN BUDI DAYA IKAN LAUT DI KECATAMAN MORO, KEPULAUAN RIAU: DENGAN PENDEKATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS I Nyoman Radiarta; Adang Saputra; Ofri Johan; Tri Heru Prihadi
Jurnal Riset Akuakultur Vol 1, No 2 (2006): (Agustus 2006)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (598.759 KB) | DOI: 10.15578/jra.1.2.2006.291-302

Abstract

Sistem informasi geografis telah digunakan untuk menganalisis kelayakan lahan budi daya ikan laut di perairan Kecamatan Moro, Kepulauan Riau. Pengumpulan data lapangan telah dilakukan pada bulan Agustus dan Oktober 2004 dengan menggunakan metode acak sederhana. Parameter penting penentuan kelayakan lahan budi daya ikan laut sesuai dengan data yang dikumpulkan digolongkan atas dua kriteria yaitu faktor lingkungan (meliputi: kedalaman, kecerahan, kecepatan arus, dan tinggi gelombang) dan faktor kualitas perairan (meliputi: suhu, salinitas, kandungan oksigen, dan pH). Pembobotan faktor dan parameter kelayakan lahan dilakukan dengan menggunakan teknik multi kriteria analisis. Hasil analisis spasial dengan menggabungkan faktor lingkungan dan kualitas air, secara umum menunjukkan bahwa perairan Kecamatan Moro tergolong layak, cukup layak, atau sangat layak, dan tidak ditemukan daerah yang tidak layak untuk budi daya ikan laut.This study used geographic information system to analysis site suitability of marine fish culture in adjacent water of Moro Sub District, Riau Archipelago. Simple random sampling was used for collecting data on August and October 2004. Important parameters for marine fish culture from field measurement were categorized into two criteria, namely environmental factor (include: bathymetry, transparency, water current, and wave height) and water quality factor (include: temperature, salinity, dissolve oxygen, and pH). Multi criteria analysis (MCA) technique was used to weight of factors and parameters. Based on overlay of environmental factors and water quality factors using spatial analysis showed that most of areas of Moro sub district (Riau Archipelago) were identified as being suitable, moderately suitable or highly suitable, and none was identified as totally unsuitable for marine fish culture.
PEMETAAN DISTRIBUSI KERAMBA JARING APUNG IKAN AIR TAWAR DI WADUK CIRATA, JAWA BARAT DENGAN MULTI TEMPORAL DATA ALOS AVNIR-2 I Nyoman Radiarta; Idil Ardi
Jurnal Riset Akuakultur Vol 4, No 3 (2009): (Desember 2009)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1071.58 KB) | DOI: 10.15578/jra.4.3.2009.439-446

Abstract

Budidaya ikan air tawar dengan keramba jaring apung (KJA) telah memberikan kontribusi yang cukup besar bagi peningkatan produksi perikanan, menyediakan lapangan kerja, dan perbaikan perekonomian masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pemetaan distribusi keramba jaring apung ikan air tawar di Waduk Cirata, Jawa Barat. Data utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah multi temporal data satelit Advanced Land Observing Satellite (ALOS) Advance Visible and Near Infrared Radiometer type 2 (AVNIR-2) tanggal 27 Juni 2008 dan 27 September 2008. Validasi data satelit telah dilakukan melalui survei lapangan pada tanggal 17 April 2009. Hasil klasifikasikan data satelit dan estimasi luasan menunjukkan adanya peningkatan luasan KJA dari 892 ha pada bulan Juni 2008 menjadi 949 ha pada bulan September 2008, sedangkan luasan waduk menunjukkan penurunan yaitu 5.839 ha pada bulan Juni 2008 menjadi 4.818 ha pada bulan September 2008. Hasil pemetaan dan estimasi luasan dari penelitian ini berguna sebagai data dasar yang dapat dimanfaatkan untuk perencanaan dan pengelolaan waduk yang lebih baik.Freshwater cage aquaculture is of a great importance to increase aquaculture production, provide employment opportunity and improve rural economy. The aim of this study was to map the distribution of freshwater cage aquaculture in Cirata Reservoir, West Java. The main data source used in this study include a multi temporal satellite data of ALOS AVNIR-2 acquired on Juni 27, 2008 and September 27, 2008. Satellite data were validated through field visit on April 17, 2009. Based on image classification and area estimation, the results show that increasing trend of cage culture area from 892 ha in June 2008 to 949 ha in September 2008. Meanwhile, decreasing trend was observed for reservoir area: 5,839 ha in June 2008 to 4,818 ha in September 2008. Results from this study can be used as a basic information for a better planning and management of the reservoir.
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK APLIKASI MANAJEMEN TERPADU WILAYAH PESISIR DAN LAUT Adang Saputra; I Nyoman Radiarta; Tri Heru Prihadi
Media Akuakultur Vol 1, No 1 (2006): (April 2006)
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1924.582 KB) | DOI: 10.15578/ma.1.1.2006.41-47

Abstract

lihat di File PDF
IDENTIFIKASI KELAYAKAN LAHAN BUDI DAYA IKAN DALAM KERAMBA JARING APUNG DENGAN APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI TELUK PANGPANG, JAWA TIMUR I Nyoman Radiarta; Adang Saputra; Bambang Priono
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 11, No 5 (2005): (Vol. 11 No. 5 2005)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4789.402 KB) | DOI: 10.15578/jppi.11.5.2005.31-41

Abstract

Pemilihan lokasi merupakan suatu faktor kunci yang menentukan kesuksesan dan keberlangsungan dalam berbagai macam kegiatan budi daya perikanan. Penelitian ini memanfaatkan teknologi SIG untuk mengidentifikasi kelayakan lahan bagi budi daya KJA. Penelitian telah dilaksanakan diTeluk Pangpang pada bulan Juli dan September 2002. Penentuan stasiun pengamatan dilakukan secara acak dengan teknik sederhana.
PEMETAAN KELAYAKAN LAHAN UNTUK PENGEMBANGAN USAHA BUDI DAYA LAUT DENGAN APLIKASI INDERAJA DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI PERAIRAN LEMITO. PROVINSI GORONTALO I Nyoman Radiarta; Adang Saputra; Ofri Johan
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 11, No 1 (2005): (Vol. 11 No. 1 2005)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5123.28 KB) | DOI: 10.15578/jppi.11.1.2005.1-14

Abstract

Bagi kegiatan perikanan budi daya yang berkelanjutan, penentuan kualitas lingkungan yang memiliki risiko penurunan yang kecil sangat lah penting. pemilihan lokasi yang tepat merupakan langkah penting untuk memastikan keberlangsungan kegiatan budi daya yang berkelanjutan. Lokasi yang jelek akan menimbulkan kegiatan usaha yang tidak berkelanjutan. Penelitian kelayakan lahan usaha budi daya laut telah dilaksanakan di periran Lemito, Kabupaten Pohuwato Provinsi Gorontalo pada bulan Agustus 2003. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan analisis kelayakan lahan budi daya raut dengan memanfaatkan data inderaja danSistem lnformasi Geografis (SIG).
APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PENENTUAN LOKASI PENGEMBANGAN BUDI DAYA LAUT DI TELUK EKAS, NUSA TENGGARA BARAT I Nyoman Radiarta; Supriyono Eko Wardoyo; Bambang Priono; Ongko Praseno
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 9, No 1 (2003): (Vol.9 No.1 2003)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (9449.868 KB) | DOI: 10.15578/jppi.9.1.2003.67-80

Abstract

Pemilihan lokasi yang tepat merupakan salah satu syarat utama bagi keberhasilanpengembangan budi daya laut. Sehubungan dengan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengaplikasikan SIG (Sistem Informasi Geografis) guna menganalisis lokasi ideal bagi pengembangan budi daya laut.
PEMETAAN KELAYAKAN LAHAN UNTUK PENGEMBANGAN USAHA BUDI DAYA LAUT DI TELUK SALEH, NUSA TENGGARA BARAT I Nyoman Radiarta; Adang Saputra; Bambang Priono
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 10, No 5 (2004): (Vol. 10 No. 5 2004)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (12392.495 KB) | DOI: 10.15578/jppi.10.5.2004.19-32

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan inventarisasi kelayakan lahan budi daya laut yang disajikan dalam bentuk peta tematik (data spasial). Penelitian telah dilaksanakan di TelukSaleh, Kabupaten Dompu pada bulan Juli dan Oktober 2003. Penentuan stasiun pengamatan dilakukan secara acak dengan teknik sistematik