Suharyanto Suharyanto
Balai Penelitian Pemuliaan Ikan, Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

ESTIMASI HERITABILITAS DAN RESPONS SELEKSI PERSILANGAN IKAN GURAMI (Osphronemus goramy Lac.) Sularto Sularto; Rita Febrianti; Suharyanto Suharyanto
Jurnal Riset Akuakultur Vol 11, No 1 (2016): (Maret 2016)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (499.278 KB) | DOI: 10.15578/jra.11.1.2016.23-28

Abstract

Ikan gurami (Osphronemus goramy Lac.) dikenal sebagai ikan yang lambat tumbuh. Perbaikan mutu genetik dapat dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut, salah satunya adalah melalui program seleksi. Pembentukan populasi dasar dengan menggabungkan persilangan empat populasi Kalimantan, Jambi, Majalengka (M), dan Tasikmalaya dilakukan untuk meningkatkan keragaman genetik. Tujuan penelitian ini untuk mengestimasi nilai heritabilitas dan respons seleksi karakter pertumbuhan bobot ikan gurami hasil persilangan empat populasi gurami sebagai populasi dasar. Persilangan dilakukan dengan rasio jantan: betina (1:1) dan terbentuk 12 famili. Seleksi dilakukan menggunakan metode seleksi famili berdasarkan karakter bobot. Parameter yang diamati adalah karakter pertumbuhan bobot. Data yang digunakan untuk perhitungan etimasi heritabilitas dan respons seleksi adalah data bobot pada umur 11 bulan. Dari data tersebut digunakan untuk menghitung koefisien keragaman (CV), diferensial seleksi (S), estimasi nilai heritabilitas (h2), estimasi respons seleksi (R), dan standard error (SE). Hasil penelitian menunjukkan bahwa populasi dasar yang terbentuk memiliki nilai estimasi heritabilitas 0,4991 yang termasuk kategori tinggi, diferensial seleksi sebesar 124,22 g; sehingga mendapatkan nilai estimasi respons seleksi sebesar 62 g atau (18,2%).Giant gourami (Osphronemus goramy Lac.) is known as a slow growing fish. Genetic improvement can be done to overcome this obstacle; one way is through the selection program. Formation of base population by combining cross four populations can increase genetic diversity. The crosses four populations were: Kalimantan (Borneo), Jambi, Majalengka, and Tasikmalaya. The purpose of this study was to estimate the heritability and response to selection of characters in length and weights of giant gourami from four crosses population as the base population of synthetic material. Crossings were made with the ratio of male: female (1:1) to form 12 families. Selection was made after 11 months old fish. Selection was done using the family selection method based on the body weight character. Observations were conducted on parameter the body weight (BW). The data was used to calculate the coefficient of variance (CV), the selection differential (S), the estimated heritability (h2), the estimated selection response (R), and standard error (SE). The result showed an estimated heritability value was 0.4991 and categorized as high level, amounting to 124.22 g of selection differential, so the estimated selection response value was 62 g (18.2%).
PERBANDINGAN JENIS KELAMIN DAN DIMORFISME SEKSUAL PADA PERTUMBUHAN IKAN GURAMI (Osphronemus goramy) SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP STRATEGI SELEKSINYA Sularto Sularto; Rita Febrianti; Suharyanto Suharyanto
Jurnal Riset Akuakultur Vol 11, No 4 (2016): (Desember 2016)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (514.667 KB) | DOI: 10.15578/jra.11.4.2016.307-312

Abstract

Ikan gurami (Osphronemus goramy Lac.) pada ukuran dewasa memiliki bentuk morfometrik yang khas khususnya pada ikan jantan, sehingga dapat dibedakan antara ikan jantan dan betina. Ikan gurami jantan memiliki dahi menonjol dan bibir tebal. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi rasio kelamin dan perbedaan performa pertumbuhan antara jantan dan betina. Ikan uji yang digunakan adalah empat populasi ikan gurami yang berbeda yaitu: Kalimantan Selatan, Jambi, Majalengka, dan Tasikmalaya. Penelitian dilaksanakan di Balai Penelitian Pemuliaan Ikan (BPPI), Sukamandi pada bulan Juni 2014 sampai dengan bulan Juli 2015. Hewan uji yang digunakan adalah benih ikan gurami keturunan galur murni berasal dari Kalimantan Selatan, Jambi (strain Batanghari), Majalengka, dan Tasikmalaya. Perawatan telur, pemeliharaan benih, dan pembesaran menggunakan prosedur operasional standar BPPI tentang pemeliharaan ikan gurami. Pemeliharaan ikan gurami dilakukan selama 14 bulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan jenis kelaminnya jumlah ikan gurami betina (67,3%-80,7%) lebih banyak dibandingkan dengan jumlah jantannya (19,3%-32,7%). Setelah mencapai ukuran > 300 g terdapat perbedaan pertumbuhan antara ikan jantan dan betina (P<0,05) yakni jantan tumbuh lebih cepat dibandingkan betina pada semua populasi yakni berkisar antara 4,74%-5,67% untuk karakter panjang standar, dan 14,10%-16,52% untuk karakter bobot. Hal tersebut menunjukkan bahwa ikan gurami memiliki dimorfisme pertumbuhan. Oleh karena itu, ketika dilakukan seleksi berdasarkan pertumbuhan 10% terbaik didapatkan ikan jantan 55%-80% lebih banyak dibandingkan ikan betina (20%-45%).Adult size of giant gouramy (Osphronemus goramy, Lac.) has a distinctive shape of morphometric particularly in male fish, making it easy to distinguish between male and female fishes. Giant gouramy males have a prominent forehead and thick lips. This study aimed to determine sex ratios and differences in growth performance between males and females. This study used 4 progenies of giant gouramy seed from four different populations, namely: Kalimantan, Jambi, Majalengka, and Tasikmalaya, aged 14 months. Eggs incubations,seed maintenance and grow-out were conducted using Standard Operational Procedures of Research Institute for Fish Breeding (RIFB) about the rearing of giant gouramy. Seed rearing were carried out for 14 months. The results showed that, based upon the sex ratio, the number of female was more than the number of males, contituting females 67.3%–80.7% and males from 19.3% to 32.7% of populations. After reaching the size of > 300 g there were a significant difference in growth between males and females (P <0.05), in which males grew faster than females in all populations between 4.74%–5.67% for the standard length and 14.10%–16.52% for the weight characters. IThis result indicated that giant gouramy have growth dimorphism.Therefore, when the selection conducted based on the best growth of top 10%, it was found that the number of male composing 55%–80% was higher than the number of female which only accounted for 20%–45%.
EVALUASI TIGA HIBRIDA IKAN MAS SEBAGAI KANDIDAT VARIETAS BUDIDAYA UNGGUL Didik Ariyanto; Suharyanto Suharyanto; Flandrianto S. Palimirmo; Yogi Himawan
Jurnal Riset Akuakultur Vol 17, No 1 (2022): (Maret, 2022)
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Jembrana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (97.38 KB) | DOI: 10.15578/jra.17.1.2022.1-7

Abstract

Dalam rangka memperbaiki kualitas benih ikan mas, telah dilakukan kegiatan persilangan (hibridisasi) dua arah antar lima strain ikan mas, yaitu Majalaya (Mj), Rajadanu (Rj), Sutisna (St), Wildan (Wd) dan Sinyonya (Sy). Dari 25 populasi hasil persilangan, tiga kombinasi persilangan, yaitu St f >< Rj m (St x RJ), Mj f >< St m (Mj x St) dan St f >< Sy m (St x Sy) mempunyai nilai heterosis tertinggi pada karakter panjang dan bobot. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi keragaan ketiga populasi hibrida tersebut untuk menentukan ikan mas hibrida terbaik sebagai kandidat strain unggul baru. Evaluasi keragaan populasi ikan mas hibrida dilakukan melalui dua pendekatan, yaitu karakter fenotipik menggunakan uji pertumbuhan dan komposisi warna tubuh serta karakter genotipik menggunakan metode mikrosatelit. Hasil analisis fenotipik menunjukkan bahwa populasi hibrida St x Sy mempunyai laju pertumbuhan panjang dan bobot sebesar 1,03±0,06 %/hari dan 3,03±0,24 %/hari, berbeda nyata dengan populasi hibrida St x Rj sebesar 0,92±0,04 %/hari dan 2,65±0,06 %/hari. Keragaan populasi hibrida St x Sy tersebut tidak berbeda nyata dengan populasi hibrida Mj x St yang mempunyai laju pertumbuhan panjang dan bobot sebesar 0,98±0,03 %/hari dan 2,78±0,08 %/hari. Namun demikian, berdasarkan analisis komposisi warna populasi hibrida Mj x St mempunyai warna tubuh yang seragam sehingga lebih diterima oleh konsumen. Hasil analisis genotipik menunjukkan bahwa ketiga populasi hibrida mempunyai kulitas genetik tidak berbeda nyata. Kualitas genetik yang diindikasikan dengan nilai heterozigositas, polimorfisme dan indeks fiksasi ketiga populasi hibrida, masing-masing berkisar antara 0,21 – 0,22; 0,86 – 0,88 dan 0,75 – 0,8. In order to improve the quality of common carp, hybridization program was carried out through diallel crosses between five common carp strains, namely Majalaya (Mj), Rajadanu (Rj), Sutisna (St), Wildan (Wd) and Sinyonya (Sy). Of the 25 populations obtained from the crosses, the hybrid of St f >< Rj m (St x RJ), f >< St m (Mj x St) and St f >< Sy m (St x Sy) had the highest heterosis of the body length and weight. This study aims to evaluate the performance of these three hybrid populations to determine the best population as a candidate for a new superior strain for common carp culture. Evaluation of the hybrid population was carried out through two approaches. The first is phenotypic characters using growth rate and body color composition tests and the second is genotypic characters using microsatellite methods. The result of the phenotypic analysis showed that the St x Sy population had a growth rate of length and weight of 1.03±0.06%/day and 3.03±0.24%/day, significantly different from that of the St x Rj population of 0.92±0.04%/day and 2.65±0.06%/day. The performance of the St x Sy population was not significantly different from the Mj x St population which had a growth rate of length and weight of 0.98±0.03%/day and 2.78±0.08%/day. However, based on the body color composition, population of Mj x St has a uniform color so that it is more acceptable to both of farmers and consumers. Genotypic analysis result showed that the three hybrid populations had no significantly different in genetic quality. The genetic quality indicated by the heterozygosity, polymorphism and fixation index of the three hybrid populations ranged from 0.21 to 0.22; 0.86 – 0.88 and 0.75 – 0.8.