Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Media Akuakultur

IKAN HIAS AIR TAWAR EKSPOR INDONESIA Darti Satyani; I Wayan Subamia
Media Akuakultur Vol 4, No 1 (2009): (Desember 2009)
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (451.724 KB) | DOI: 10.15578/ma.4.1.2009.1-17

Abstract

Spesies ikan hias air tawar dari Indonesia yang diekspor oleh para eksportir terutama dari daerah Jabodetabek sangat banyak. Pasar ekspor merupakan pasar terbesar untuk ikan hias Indonesia. Negara tujuan ekspor hampir ke seluruh dunia, mulai dari Eropa, Amerika, Australia, Jepang, Cina, Hongkong, Singapura bahkan Timur Tengah seperti Iran dan Arab Saudi. Nilai ekspor yang tercatat pada tahun 2000 masih sekitar 4 juta dollar namun tahun 2003 sudah mencapai sekitar 15 juta dollar US versi Badan Pengembangan Ekspor Nasional, dan tahun 2006 sudah dicapai 130 juta dollar US. Walaupun demikian menurut versi BPEN pula Indonesia baru mengisi 9% pasar di Eropa dan 6% ke Amerika, sementara Singapura mengisi 25% dan 30%-nya. Ikan ekspor ini terdiri atas spesies-spesies ikan yang berasal dari perairan Indonesia sendiri dan ikan introduksi dari perairan negara lain seperti Amerika Selatan, Afrika, dan AsiaTenggara lainnya. Produk didapatkan dari hasil tangkapan alam maupun dari hasil budidaya. Beberapa merupakan ikan yang di re-ekspor dari negara asal ke negara pengimpor. Data jenis ikan yang telah dibuat dalam bentuk tabulasi didasarkan dari asal ikan didapatkan dari list beberapa eksportir yang berada di daerah Jakarta, Bogor, Bekasi, dan Depok. Dari data tersebut ternyata ikan asli perairan Indonesia masih banyak yang diambil dari alam (tangkapan), dan ikan introduksi yang masuk dan dibudidayakan disini justru lebih banyak.
CATFISH KECIL UNIK, Corydoras sp. UNTUK AKUARIUM, TINGKAH LAKU BIOLOGI DAN REPRODUKSINYA Darti Satyani
Media Akuakultur Vol 3, No 2 (2008): (Desember 2008)
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (814.522 KB) | DOI: 10.15578/ma.3.2.2008.93-97

Abstract

Corydoras sp. termasuk dalam familia Collichthyidae, kelas Siluridae dan sangat dikenal olah para hobiis ikan hias air tawar. Genus Corydoras yang berasal dari Amerika Selatan ini mempunyai banyak spesies tetapi yang banyak beredar dan sudah dibudidayakan ada 10 spesies yaitu C. aeneus, C. adolfoi, C. barbatus, C. paleatus, C. panda, C. pygmaeus, C. rabauti, C. septentrionalis, C. sterbai, dan C. sychri. Selain ukurannya yang umumnya kecil (maksimum 7,5 cm) dibandingkan dengan jenis catfish lain, jenis ini mempunyai dua baris sisik keras. Bentuk badannya kompak agak pipih ke samping dengan mulut menghadap ke bawah. Hidup merayap di dasar pada suhu 24°C--28°C (tergantung spesiesnya); pH 7,0--7,5; dan hardness sekitar 10° dH. Disebut “tukang bersih-bersih” karena senang membersihkan dinding akuarium dengan mulutnya. Tingkah laku reproduksinya amat unik. Sebelum ovulasi induk betina akan menempatkan mulutnya kearah genital induk jantan yang dikenal dengan “posisi T” dan akan mengisap spermanya. Sperma ini akan dilepas melewati usus bersama dengan lepasnya telur kedalam “kantong” yang dibentuk oleh kedua sirip perutnya. Pembuahan efektif terjadi di sini. Kemudian telur akan dilekatkan ke substrat atau objek (daun, batu datar, dan sebagainya) yang sebelumnya telah dibersihkan oleh induk jantannya. Telur yang ditinggalkan akan menetas di substrat bila kondisi airnya sesuai dan cukup baik.
AKURASI DALAM APLIKASI TEKNOLOGI STIMULASI HORMON UNTUK PEMIJAHAN IKAN Darti Satyani
Media Akuakultur Vol 3, No 1 (2008): (Juni 2008)
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (901.259 KB) | DOI: 10.15578/ma.3.1.2008.49-53

Abstract

Teknologi stimulasi untuk pemijahan ikan menggunakan hormon, khususnya hormon gonadotropin untuk merangsang induk-induk ikan agar dapat ovulasi dan spermiasi. Teknologi ini banyak digunakan orang, terutama pada ikan-ikan yang sulit dipijahkan secara alami. Keberhasilan dalam penggunaan teknologi tersebut cukup baik, namun kegagalan juga masih banyak ditemui oleh para pembudidaya. Hal ini lebih sering disebabkan karena ketidaktepatan atau kurang akurasi dalam setiap proses atau tahapan dalam penerapannya. Mulai dari pemilihan induk, penentuan kadar hormon, cara penyuntikan, pengeluaran telur sampai ke pemijahan atau pembuahan telurnya memang memerlukan kecermatan dalam aplikasinya. Kriteria atau standar yang benar dari setiap proses harus dipatuhi agar teknologi stimulasi dapat memberikan hasil yang maksimal seperti induk harus benar-benar matang gonad, kadar hormon harus tepat, serta cara pemijahan atau pembuahan harus disesuaikan dengan jenis ikannya.