Tatik Mufidah
Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Tawar, Bogor

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Jurnal Riset Akuakultur

SEBARAN INFEKSI TAURA SYNDROME, INFECTIOUS MYONECROSIS, DAN Penaeus vannamei NERVOUS VIRUS (TSV, IMNV, DAN PvNV) PADA BUDIDAYA UDANG Litopenaeus vannamei DI JAWA BARAT, JAWA TIMUR, DAN BALI Isti Koesharyani; Lila Gardenia; Tatik Mufidah
Jurnal Riset Akuakultur Vol 10, No 3 (2015): (September 2015)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1250.62 KB) | DOI: 10.15578/jra.10.3.2015.415-422

Abstract

Pada budidaya udang introduksi Litopenaeus vannamei, virus merupakan penyakit yang memberi dampak cukup merugikan dan menimbulkan kematian massal budidaya udang vaname. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sebaran adanya infeksi virus di beberapa daerah budidaya udang L. vannamei, di Jawa Timur (Bangil, Banyuwangi, Situbondo), Bali, dan Jawa Barat (Karawang dan Mauk-Tangerang). Jenis virus yang dianalisis adalah Taura Syndrome (TSV), Infectious Myonecrosis (IMNV), dan Penaeus vannamei Nervous Virus (PvNV) dan merupakan golongan RNA virus. Sebanyak 5-10 ekor sampel diambil dari setiap daerah secara individu berupa jaringan insang, pleopod, dan daging, disimpan dalam RNAlater. Selanjutnya sampel sampel tersebut dianalisis di Laboratorium Kesehatan Ikan, Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Budidaya, Jakarta. Metode analisis menggunakan Reverse-Transcription Polymerase Chain Reaction (RTPCR) dengan spesifik primer: TSV (230 bp), IMNV-1 (600 bp), PvNV-1 (339 bp). Hasil analisis RT-PCR, menunjukkan bahwa dari 56 sampel, ternyata infeksi TSV diperoleh di lokasi budidaya udang di Bangil, Banyuwangi, dan Bali. Sementara, kasus infeksi IMNV terdapat di Banyuwangi dan Bali, sedangkan infeksi PvNV yang merupakan penyakit baru tidak diperoleh dari semua sampel yang ada. Beberapa sampel uji  menunjukkan multi infeksi secara alami antara TSV-IMNV yang berasal dari budidaya di Banyuwangi. Mengingat, kasus infeksi PvNV belum pernah ada di Indonesia, maka perlu aturan tata cara impor atau pengawasan tentang udang vaname agar tidak terjadi introduksi penyakit virus baru ke Indonesia.
PENGEMBANGAN METODE ELISA DAN TEKNIK DETEKSI CEPAT DENGAN IMUNOSTIK TERHADAP ANTIBODI ANTI Aeromonas hydrophila PADA IKAN MAS (Cyprinid carpio) Tatik Mufidah; Heri Wibowo; Didik T. Subekti
Jurnal Riset Akuakultur Vol 10, No 4 (2015): (Desember 2015)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (381.457 KB) | DOI: 10.15578/jra.10.4.2015.553-565

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan metode ELISA untuk deteksi antibodi anti Aeromonas hydrophila dan membuat alat deteksi cepat terhadap antibodi anti A. hydrophila dengan menggunakan imunostik. Sebanyak enam ekor ikan mas digunakan sebagai hewan uji untuk memproduksi serum seronegatif (baseline) dan seropositif. Hewan uji tersebut divaksinasi dengan antigen A. hydrophila dan dikoleksi serumnya tiap minggu. Optimasi metode ELISA dilakukan hingga mendapatkan rasio serum seronegatif dan seropositif yang terbaik. Hasil optimasi metode ELISA kemudian digunakan untuk merakit imunostik dan kemudian mengaplikasikannya pada serum ikan mas. Hasil uji optimasi metode ELISA didapatkan hasil bahwa metode ELISA yang dikembangkan dapat mendeteksi antibodi anti A. hydrophila pada semua serum positif dan menyatakan negatif pada serum seronegatif. Hasil yang sama juga ditunjukkan oleh uji imunostik yang telah dirakit.
EFEKTIVITAS VAKSIN BIVALEN Aeromonas hydrophila DAN Mycobacterium fortuitum UNTUK PENCEGAHAN INFEKSI PENYAKIT PADA IKAN GURAMI (Osphronemus goramy) Desy Sugiani; Yani Aryati; Tatik Mufidah; Uni Purwaningsih
Jurnal Riset Akuakultur Vol 10, No 4 (2015): (Desember 2015)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (534.921 KB) | DOI: 10.15578/jra.10.4.2015.567-577

Abstract

Vaksinasi merupakan salah satu cara terbaik untuk pencegahan terhadap penyakit ikan. Aplikasi pemberian vaksin untuk skala massal oleh pembudidaya ikan masih menjadi kendala. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji efektivitas dan respons peningkatan kekebalan tubuh ikan terhadap penggunaan vaksin bivalen anti A. hydrophila dan M. fortuitum pada penanggulangan kejadian ko-infeksi A. hydrophila dan M. fortuitum pada ikan gurami. Perlakuan vaksinasi pada ikan gurami dilakukan selama empat minggu pemeliharan menggunakan tiga metode yang berbeda yaitu melalui injeksi, perendaman, dan oral, setiap perlakuan diulang sebanyak tiga kali dan diuji tantang selama empat minggu dengan ko-infeksi dari A. hydrophila dan M. fortuitum. Nilai RPS (relative percent survival) terbaik setelah uji tantang untuk penggunaan vaksin bivalen melalui perendaman pada benih ikan gurami adalah sebesar 26,4% lebih rendah dibandingkan dengan metode injeksi (56,33%). Vaksin bivalen kurang efektif jika diberikan melalui oral dengan nilai RPS 13,6%. Dosis vaksin bivalen terbaik untuk perlakuan vaksinasi melalui injeksi, perendaman, dan oral adalahcampuran antara bakteri A. hydrophila 1010 cfu dan M. fortuitum 109 cfu dengan perbandingan 1:1 v/v.