Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENENTUAN LOKASI BUDI DAYA RUMPUT LAUT (Euchema spp.) BERDASARKAN PARAMETER LINGKUNGAN DI PERAIRAN KECAMATAN MORO, PROVINSI KEPULAUAN RIAU I Nyoman Radiarta; Tri Heru Prihadi; Adang Saputra; Joni Hariyadi; Ofri Johan
Jurnal Riset Akuakultur Vol 2, No 3 (2007): (Desember 2007)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (383.205 KB) | DOI: 10.15578/jra.2.3.2007.319-328

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan identifikasi kelayakan perairan untuk budi daya rumput laut dengan menggunakan metode long line berdasarkan parameter lingkungan di perairan Kecamatan Moro Provinsi Kepulauan Riau. Sebanyak 87 stasiun telah dikumpulkan selama survai lapangan pada bulan Agustus dan Oktober 2004. Data parameter lingkungan dan data penginderaan jauh selanjutnya dianalisis dengan menggunakan sistem informasi geografis dan multi kriteria analisis. Dari total potensial lokasi penelitian seluas 417 km2 (jarak 1 km dari garis pantai), kategori sangat layak di temukan di perairan sekitar Pulau Sugie dan Pulau Combol seluas 110 km2. Hasil verifikasi dari klasifikasi tingkat kelayakan menunjukkan bahwa sekitar 44% dari budi daya yang ada menempati kategori sangat layak. Terdapat sekitar 6% yang menempati perairan dengan kategori tidak layak.This study was conducted to identify suitability site for seaweed culture using long line method based on environmental parameters in adjacent water of Moro Sub District, Riau Island Province. Field observation was primary data sources used in this study that was conducted on August and October 2000. Total of 87 sampling stations were collected during the field survey. Environmental data together with remote sensing data were analyzed using geographic information system and multi criteria analysis. The final result showed that from the total potential site of about 417 km2 (1 km buffer from coastline), area around Sugie Island and Combol Island (about 110 km2) were classified as highly suitable. The result has been verified with the existing seaweed aquaculture. About 44% of existing seaweed culture matched with highly suitable site and about 6% was located in unsuitable site.
DAMPAK PEMBANGUNAN WADUK TERHADAP KELESTARIAN BIODIVERSITY Ani Widiyati; Tri Heru Prihadi
Media Akuakultur Vol 2, No 2 (2007): (Desember 2007)
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (9897.55 KB) | DOI: 10.15578/ma.2.2.2007.113-117

Abstract

Keberadaan waduk di suatu negara/wilayah diperlukan, mengingat waduk mempunyai banyak fungsi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Keberadaan waduk mempunyai dampak positif dan dampak negatif terhadap lingkungannya. Salah satu dampak negatif keberadaan waduk adalah terganggunya kelestarian keanekaragaman hayati lingkungannya, seperti hilangnya hamparan hutan sumber plasma nutfah tumbuhan maupun hewan. Pada daerah aliran sungainya dapat berakibat berkurangnya jenis ikan tertentu, plankton, bentos, dan tumbuhan air yang hidup pada perairan. Degradasi keanekaragaman hayati secara umum di perairan waduk, akan berpengaruh terhadap skala lokal, bank genetik alami akan hilang. Sedangkan pengaruhnya secara global akan berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap kehidupan sekarang dan yang akan datang.