Tri Heru Prihadi
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar dan Penyuluhan Perikanan, Pusat Riset Perikanan

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

DISTRIBUSI NITROGEN DAN FOSFOR PADA BUDIDAYA IKAN GABUS (Channa striata) DENGAN APLIKASI ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes) DAN PROBIOTIK Adang Saputra; Lies Setijaningsih; Yosmaniar Yosmaniar; Tri Heru Prihadi
Jurnal Riset Akuakultur Vol 12, No 4 (2017): (Desember 2017)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (484.489 KB) | DOI: 10.15578/jra.12.4.2017.379-388

Abstract

Permasalahan yang dihadapi pembudidaya ikan dengan sistem intensif adalah meningkatnya limbah yang terakumulasi pada air dan sedimen. Limbah budidaya ikan pada umumnya berupa padatan dan nutrien terlarut pada air terutama nitrogen dan fosfor. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji distribusi nitrogen total dan fosfor total pada budidaya ikan gabus secara intensif yang diberi eceng gondok Eichhornia crassipes dan probiotik (Pseudomonas aeruginosa dan Achromobacter insuavis). Penelitian dirancang menggunakan rancangan acak lengkap dengan perlakuan pemberian kombinasi eceng gondok dan probiotik (A), pemberian eceng gondok (B), dan pemberian probiotik (C), masing-masing perlakuan diulang tiga kali. Benih ikan gabus yang digunakan berukuran panjang 14,74 ± 0,01 cm dan bobot 25,53 ± 0,09 g dengan padat tebar 175 ekor/kolam (50 ekor/m3). Selama 90 hari masa pemeliharaan, ikan gabus diberi pakan berupa pelet dengan kandungan protein sekitar 30%. Jumlah pemberian pakan 5% dari biomassa dengan frekuensi pemberian empat kali dalam sehari (pagi, siang, sore, dan malam). Hasil penelitian menunjukkan nitrogen dan fosfor pada budidaya ikan gabus terdistribusi pada eceng gondok, sedimen, air, dan ikan. Eceng gondok menyerap nitrogen dan fosfor paling tinggi (P<0,05) dibandingkan air, ikan, dan sedimen. Laju pertumbuhan spesifik bobot (4,37 ± 0,01%/hari) dan biomassa (1,88 ± 0,01 g) ikan gabus tertinggi dicapai pada pemberian kombinasi eceng gondok dan probiotik. Hasil ini dapat dijadikan landasan untuk pengelolaan limbah nitrogen dan fosfor pada budidaya ikan gabus secara intensif.One of the problems in intensive aquaculture system is the the accumulation of waste in the water and sediment. Aquaculture wastes are discharged into the water in form of solids and dissolved nutrients which mostly consisted of nitrogen and phosphorus. The purpose of this study was to study the dynamics of total nitrogen and phosphorus in an intensive aquaculture media supplied with water hyacinth and probiotics (Pseudomonas aeruginosa and Achromobacter insuavis). The study was designed using a completely randomized design with treatment combinations of water hyacinth with probiotic (A), water hyacinth (B), and probiotic (C). Each treatment consisted of three replications. The seeds of snakehead used had body length of 14.74 ± 0.01 cm and weight 25.53 ± 0.09 g, stocked in ponds with stocking density of 175 individuals/pond (50 individuals/m3). During 90 days of rearing, the fish were fed with pellet with protein content of 30%. The amount of feeding was 5% of the biomass with feeding frequency of four times a day (morning, afternoon, evening, and night). The results showed that the produced nitrogen and phosphorus in the snakehead cultivation were distributed to water hyacinth, sediment, water, and fish. Water hyacinth absorbed most of the nitrogen and phosphorus compared to water, fish, and sediment. Higher specific growth rate (4.37 ± 0.01%/day) and biomass (1.88 ± 0.01 g) of snakehead were achieved in combination of water hyacinth and probiotic treatment. These results can be used as a basis for the management of nitrogen and phosphorus wastes in an intensive fish farming.
PENGARUH KEPADATAN TERHADAP SINTASAN, PERTUMBUHAN, DAN GAMBARAN DARAH BENIH IKAN BETUTU Oxyeleotris marmorata Tri Heru Prihadi; Adang Saputra; Gleni Hasan Huwoyon; Brata Pantjara
Jurnal Riset Akuakultur Vol 12, No 4 (2017): (Desember 2017)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (198.643 KB) | DOI: 10.15578/jra.12.4.2017.341-350

Abstract

Ikan betutu Oxyeleotris marmorata merupakan ikan lokal potensial menjadi komoditas budidaya. Performa pertumbuhan dan sintasan dapat ditingkatkan dengan mengoptimalkan padat tebar. Tujuan penelitian adalah menentukan padat tebar yang menghasilkan sintasan dan pertumbuhan tinggi, serta respons fisiologis terbaik. Kolam yang digunakan berukuran 2 m x 1 m x 1 m dan diisi air 1 m3. Perlakuan yang diuji adalah kepadatan 50 ekor/m3, 100 ekor/m3, dan 150 ekor/m3. Ukuran benih yang digunakan 4,24 ± 0,58 cm dengan bobot 2,74 ± 0,45 g. Selama 60 hari masa pemeliharaan, pakan yang diberikan adalah cacing sutra Tubifex sp. secara sekenyangnya. Hasil penelitian menunjukkan sintasan benih ikan betutu yang dipelihara pada berbagai padat tebar tidak berbeda secara nyata, pertumbuhan spesifik panjang (1,50 ± 0,37%/hari) dan bobot total benih ikan betutu (1,95 ± 0,32%/hari) tertinggi, dan perubah respons fisiologis berupa gambaran darah paling stabil dicapai pada padat tebar 50 ekor/m3, serta biomassa tertinggi dicapai pada kepadatan 150/m3. Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi dasar untuk melakukan pendederan ikan betutu secara terkontrol.Sand goby, Oxyeleotris marmorata is a potential fish species for aquaculture in Indonesia. However, the growth performance and survival rate of the fish seed are still low. Such challenges could be solved through the optimization of stocking density of the fish. The research objective was to determine the optimal stocking density to produce high growth and survival rate, as well as the best physiological response. The ponds used in this experiment were 2 m x 1 m x 1 m in size (water volume: 1 m3). The stocking density treatments were 50, 100, and 150 individual/m3. The initial fish length average was 4.24 ± 0.58 cm, with the initial body weight average of 2.74 ± 0.45 g. During 60 days of rearing period, the fish were fed with Tubifex sp. ad libitum. The results showed that the survival rates on different stocking densities were not significantly different. The highest specific growth on length (1.50 ± 0.37%/day) and body weight total (1.95 ± 0.32%/day) and the most stable physiological response related to its hematological parameters were achieved by seed stocked at 50 individuals/m3. The best biomass total was achieved by seed stocked at 150 individuals/m3. The result of this study could be applied as basic information to culture sand goby in a controlled environment.